Apa yang bisa dilakukan guru untuk merancang kurikulum yang memeberdayakan konteks? Apa yang bisa dilakukan guru untuk membantu teman-teman guru lain menjadi guru merdeka? Dua pertanyaan tersebut menjadi salah satu pertanyaan pada sesi refleksi bersama Pak Bukik pada TPN 9 Klaten-Wonogiri yang dilaksanakan pada Minggu, 21 Agustus 2022 bertempat di Lazuardi Al-Fallah Klaten.
Kegiatan TPN 9 diikuti oleh guru dari Wonogiri dan Klaten dengan 3 kelas kompetensi dan 6 kelas kemerdekaan. Peserta berasal dari berbagai daerah, “Kami rombongan menyewa mobil dari Wonogiri, seru rame-rame” ujar Kak Sarah ketua KGBN Wonogiri yang mengajak guru dari Wonogiri belajar barengan ke Klaten. Selain dari Wonogiri dan Klaten peserta datang juga dari kota lain, ada dari Kulon Progo, Sleman, Kota Yogyakarta, Magelang bahkan dari Solo. Bu Eem salah satu peserta sekaligus narasumber bahkan berangkat dari Kulon Progo 05.30 WIB, rela belum sarapan untuk bisa hadir tepat waktu di TPN.
Sesi Kelas Kemerdekaan menjadi pembuka keseruan belajar teman-teman. Guru Nana dari Magelang bercerita tentang serunya membangun kesepakatan dengan murid PAUDnya. Awalnya capek sendirian untuk beresin mainan murid dan murid tidak peduli dengan kondisi kelas, setelah melakukan kesepakatan kelas murid menjadi lebih peduli dan merasa memiliki. Beda lagi dengan bu Zahrotus Suroya murid SMP nya ditantang untuk berjualan dan menawarkan produknya melalui media digital. Kekinian banget gak sih, sesuai sama kondisi anak sekarang yang lebih akrab dengan segala sesuatu yang berbau teknologi, sosmed.
Makin siang, makin seru di sesi kelas kompetensi. Bu Febriandini dari Lazuardi Al-Fallah mengajak peserta untuk mengenal lebih jauh tentang CP dan ATP melalui refleksi, Bu Retno dari SMP 1 Manisrenggo mengajak peserta untuk diskusi tentang Asesmen Diagnosis, dan Bu Yuliana Nurrochimah dari SMP IT Insan Cendekia Trucuk berbagi tentang Strategi Penguatan Karakter Profil Pelajar Pancasila.
Bu Gwen Peserta dari Wonogiri bercerita “Ini belajar kok nyenengin, waktunya cepet banget gak kerasa tiba-tiba udah selesai. Padahal tadinya saya merasa lelah karena perjalanan dari rumah sampi ke sini hampir 60 km, namun terbayar lunas dengan sesi belajar yang bermakna dan asik di TPN ini, gak sabar ikutan lagi buat tahun depan!”
Berawal dari kepo, saya yang bukan seorang guru dan tidak bekerja di bidang pendidikan menjadi mengerti dan memahami profesi guru yang ternyata tidaklah mudah. Selain itu kelas kompetensi yang saya ikuti “Strategi penguatan karakter sesuai pembelajar Pancasila” sejalan dengan core values BUMN “AKHLAK”. Tentu saja ini menguatkan pandangan saya ” pendidikan yang baik akan menciptakan SDM yang baik pula” Kesimpulanku belajar itu nggak harus linier, pokoknya TPN ini adalah nyasar yang bermakna 😁✌️Terima kasih Temu Pendidik Nusantara Daerah Wonogiri-Klaten 🥰 Cerita seru dari Kak Afi, salah satu peserta yang awalnya nganterin temen aja tapi ternyata TPN juga berdampak baginya.
Selesai kelas kompetensi ada kejutan manis dengan kehadiran Pak Bukik pada sesi refleksi. Sesi ini menguatkan lagi arti kemerdekaan belajar bagi guru. Bahwa belajar adalah kebutuhan diri. Jadi kabarkan sejauh mungkin hingga puncak-puncak gunung, tepi-tepi pantai tentang Kurikulum Merdeka, sesederhana membagikan di status media sosial tentang perubahan yang bisa dilakukan guru dari ruang kecil di sekolah-sekolahnya.
Jadi siap siap ikutan TPN tahun depan?