Temu Pendidik Mingguan – Nusantara
Hari, tanggal : Jumat, 6 Juli 2018
Pemateri : Bukik Setiawan (Kampus Guru Cikal)
Moderator : Mahayu Ismaniar (Kampus Guru Cikal)
Bukik Setiawan :
Komunitas Guru Belajar
Mulai dari Kecil, Menggerakkan Perubahan Pendidikan
“Sudah sampai Simatupang Mas. Di bawah jembatan penyebrangan”. Itulah pesan yang masuk ke telepon genggam saya pada suatu siang tiga tahun yang lalu. Pesan yang dikirim oleh guru Rizqy dan guru Rudy.
Saya kemudian mengendarai motor untuk menjemput dan mengajak dua guru sekolah negeri dari Pekalongan yang berkeringat akibat naik kereta ekonomi dan angkot menuju kos saya. Setelah mereka, berdatangan guru-guru lain dari 10 daerah yang berbeda mulai Ambon, Bandung, Cirebon, Depok, Jember, Lampung, Purwakarta, Semarang, Soroako hingga Timika. Mereka datang dengan semangat yang sama, melakukan perubahan pendidikan sekaligus mendukung gagasan Komunitas Guru Belajar.
Malam hari pertama, para penggerak berkumpul di rumah Bu Najelaa Shihab, berbagi keresahan tentang dunia pendidikan sekaligus berbagi kemungkinan tindakan yang bisa dilakukan. Bukan hal-hal besar, rekan-rekan guru yang hadir membicarakan praktik perubahan yang sudah dilakukan di daerah masing-masing. Sambil sesekali menunjukkan foto di telepon genggam, para guru menceritakan apa yang sudah mereka lakukan dengan penuh rasa bangga.
Tidak terasa obrolan sesama rekan perjuangan sampai melewati tengah malam dan terpaksa dihentikan karena besok pagi akan menghadiri Temu Pendidik Nusantara 2015. Guru laki-laki menginap di rumah Bu Elaa, panggilan akrab Najelaa Shihab, guru perempuan menginap di rumah Bu Hani Kariko, salah satu pimpinan Sekolah Cikal. Hanya satu yang nyeleneh, Guru Ivan dari Lampung, yang memilih tidur berdempetan di kos saya 🙂
Sebelum Temu Pendidik Nusantara (TPN) 2015 dimulai, para guru sarapan pagi bersama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI. Obrolan di sarapan pagi adalah versi singkat dari obrolan lewat tengah malam. Ternyata obrolan tersebut menarik minat sehingga Pak Menteri meminta pengalaman tersebut ditulis. Penulisan pengalaman guru ini yang kemudian menjadi cikal bakal Surat Kabar Guru Belajar yang hari ini telah terbit 15 edisi, konsisten setiap dua bulan.
Temu Pendidik Nusantara 2015 dimulai yang pada puncaknya mendeklarasikan Komunitas Guru Belajar (KGB) sekaligus meluncurkan buku Panduan KGB versi pertama. Pada versi pertama, konten terbesar adalah prinsip dan gambaran besar, hanya sedikit panduan teknis, yaitu panduan Temu Pendidik. Sesuai TPN 2015, Komunitas Guru Belajar berkomunikasi secara intens melalui grup WA baik berbagi praktik cerdas pengajaran maupun mencari strategi mengembangkan KGB. Berawal dari ide-ide liar, dirapikan, dicoba, gagal, diperbaiki, coba lagi hingga berhasil. Eksperimentasi teman-teman di satu daerah, menjadi pelajaran bagi daerah itu sendiri maupun daerah yang lain.
Upaya coba-gagal-coba lagi perlahan merangkum banyak pelajaran, disebarkan dan pada akhirnya Komunitas Guru Belajar menular ke berbagai daerah yang lain. Dari 10 daerah pada 2015, 43 daerah pada 2016, 67 daerah pada 2017 dan 145 daerah pada 2018. Semakin banyak daerah yang terlibat KGB merupakan suatu tanda kemajuan tapi sekaligus tantangan besar. Sesederhana pada masa sebelumnya semua guru penggerak bisa bergabung di 1 grup WA, sekarang sudah harus dibagi menjadi sejumlah regional yang mewakili provinsi, pulau atau wilayah tertentu.
Pada sisi lain, setiap daerah mempunyai karakteristik dan kecepatan perkembangan yang beragam, bahkan ada pula yang jalan di tempat. Pola-pola pengembangannya pun bervariasi sesuai dinamika daerah masing-masing yang mudah terlihat pada variasi cara keterlibatan pada TPN 2017 yang lalu.
Komunitas Guru Belajar Sanggau yang digerakkan sejumlah guru sekolah negeri berprestasi berhasil membangun kolaborasi dengan dinas pendidikan berkat rangkaian aktivitas di daerah yang berdampak positif. Komunitas Guru Belajar Pekalongan yang digerakkan guru-guru muda menginisiasi beragam aktivitas belajar sehingga berhasil menabung untuk memberangkatkan 1 bis guru ke TPN 2017. Komunitas Guru Belajar Makassar yang digerakkan guru-guru dengan latar belakang aktivis dengan jaringan yang luas berhasil menyelenggarakan Pesta Pendidikan 2017 di Makassar. Tiga daerah tersebut setidaknya mencerminkan 3 pola pengembangan KGB melalui tahapan perkembangan yang berbeda.
Di luar perkembangan KGB berbasis daerah, ada pula perkembangan KGB berbasis minat. Awalnya dipicu penerbitan Surat Kabar Guru Belajar yang melibatkan guru secara bertahap. Pada awalnya, kebanyakan guru terlibat sebatas menjadi penulis, tapi kemudian berkembang menjadi penyunting hingga desainer grafis. Dinamika ini yang kemudian melahirkan Klub Guru Belajar Menulis dan Klub Guru Belajar Komunikasi Visual. Jadi selain meluas dan berkembang berdasarkan daerah, juga berdasarkan minat.
Terlepas perkembangan berdasarkan daerah maupun minat, kesemuanya merupakan bukti nyata dari 4 kunci pengembangan guru: kemerdekaan, kompetensi, kolaborasi dan karier. Guru yang merdeka menentukan cita-citanya, belajar menguasai kompetensi, membangun kolaborasi dengan berbagai lembaga dan komunitas, pada akhirnya membuahkan hasil karya yang mencerminkan karier guru secara individual maupun sebagai komunitas.
Beragam dinamika dan berbagai perkembangan Komunitas Guru Belajar selama 3 tahun ini yang disarikan menjadi pelajaran-pelajaran penting bagi siapapun yang menjadi guru penggerak KGB. Pelajaran tersebut disusun menjadi buku Panduan KGB 2.0, panduan berdasar bukti nyata. Proses penyusunannya tidak mudah, mulai dari mencari pelajaran dari berbagai daerah, menyusun menjadi sebuah bangunan, mengkaji berulang kali dengan melibatkan berbagai pihak, hingga pada akhirnya hadir di tangan Anda.
Panduan dalam buku ini bukan barang mati yang siap pakai, tapi perlu dipelajari untuk mendapat esensinya, dipraktikkan, direfleksikan dan dikembangkan lagi. Panduan ini menjembatani otonomi setiap daerah dengan keteraturan sebagai sebuah komunitas yang harapannya melahirkan percikan kreativitas untuk menggerakkan perubahan pendidikan yang lebih luas dan bermakna bagi anak-anak Indonesia.
Pada akhirnya, sebuah kehormatan bagi kami, Kampus Guru Cikal, karena telah dipercaya rekan-rekan guru untuk menjadi inisiator serta teman belajar bagi Komunitas Guru Belajar. Kobarkan semangat untuk terus merdeka belajar bersama.
Ketua Kampus Guru Cikal
Bukik Setiawan
Mahayu Ismaniar : Pertanyaan dari @kgbpekalongan di instagram “Apa yang didapat guru jika mengikuti KGB?”
Bukik Setiawan : Di komunitas guru belajar, guru bisa mendapat banyak hal, tergantung niatnya ya. Ada yang dapat solusi atas persoalan di kelas, ada yang dapat teman baik, ada yang dapat kesempatan tampil jadi narasumber/penulis/desainer, ada yang dapat undangan menjadi pembicara, ada yang dapat pembeli bukunya. Tapi ada juga yang cuma dapat capek. Niatnya apa dulu. Kalau niat belajar, gak pernah capek, bonus banyak hal.
Mahayu Ismaniar : Pertanyaan kedua dari akun @jentinapakpahan “Bagaimana cara memulai KGB di daerah? Siapa yang bisa menjadi anggota dan narasumbernya?”
Bukik Setiawan : Mulai dengan mencari 1 rekan guru yang mempunyai visi yang sama: kemauan belajar yang kuat untuk menemukan solusi atar persoalan pengajaran di kelas. Mulai dengan sharing berdua, kemudian ajak rekan guru yang lain. Siapapun guru bisa menjadi narasumber, guru dengan pengalaman mengajar 3 tahun pun bisa jadi narasumber.
Mahayu Ismaniar : Pertanyaan dari @nurul.laili46 “Apakah ikut KGB itu berbayar ?”
Bukik Setiawan : Ikut KGB tidak berbayar, tapi ada beberapa kegiatan atau konten yang perlu berbayar untuk mendapatkan/mengikutinya.
Mahayu Ismaniar : Pertanyaan berikutnya dari Sugih KGB Sukamara “Assalamualaikum, Pak Bukik, maaf, saya bukan mau bertanya. Mungkin lebih tepatnya menyampaikan usulan.
Kami dari guru kolaborasi menulis, sedang menyelesaikan beberapa proyek di antaranya proyek novel dan antologi cerpen. Alhamdulillah satu di antara 2 proyek kami sedang tahap pencetakan. Mohon doanya agar lancar dan sukses. Usul saya, bisakah ke depannya Kampus Guru Cikal menjadi penerbit untuk semua naskah kami? Syukur alhamdulillah jika Kampus Guru Cikal juga berkenan memfilmkan cerita kami.
Bukik Setiawan : Keren pak! Kami tidak punya kemampuan untuk memfilmkan 🙈
Mahayu Ismaniar : Pertanyaan dari bu Shinta “Contoh program KGB apa aja ya yang sudah berjalan, dan mgkn ke depan ada inovasi apa?”
Bukik Setiawan : Ada banyak, mulai temu pendidik mingguan ini, temu pendidik bulanan, mudik daerah, mudik regional, Temu Pendidik Nusantara. Formatnya diakui beda dibandingkan kegiatan lain. Ada juga surat kabar guru belajar, dan penerbitan buku. Pelatihan dengan alur yang seru. Ke depan? Pelatihan online. Nama proyeknya: Ruang Merdeka. Harapannya, semakin banyak guru yang bisa mengikuti pelatihan yang bermutu.
Mahayu Ismaniar : Berikutnya ada pertanyaan dari Bu Tya “Saya mau tanya, sebenernya secara target dari KGB sendiri sampe seperti apa? Karena saya masih belum tergambar gitu Bapak.
Bukik Setiawan : Targetnya: mengembangkan dan merawat ekosistem guru yang mendukung pengembangan karier guru melalui 4 kunci: kemerdekaan, kompetensi, kolaborasi dan karier.
Kemerdekaan
Guru mempunyai kesempatan menentukan tujuan, cara dan refleksi belajar untuk terus menerus melakukan pengembangan diri
Kompetensi
Guru mempunyai kesempatan mengembangkan kompetensinya sehingga siap menghadapi tantangan pengajaran sesuai bidang studi, murid yang diajar dan relevan dengan konteksnya.
Kolaborasi
Guru mempunyai kesempatan melakukan kolaborasi dengan guru dan komunitas untuk menghasilkan karya atau mencapai tujuan bersama.
Karier
Guru mempunyai kesempatan untuk mengenali, memilih, merencanakan dan mengembangkan karier sesuai potensi dan aspirasinya.
Mahayu Ismaniar : Pertanyaan dari pak Lukman KGB Pekalongan “Di KGB kan kayak ada slogan “Merdeka Belajar” saya masih kurang memahami “Merdeka Belajar” yang spesifik, terima kasih.”
Bukik Setiawan : Merdeka belajar adalah terjemahan dari Self Regulated Learning, sebuah teori yang menjelaskan proses belajar yang dikemudikan oleh pelajar (orang yang belajar) itu sendiri. Belajar karena sadar tujuan, bukan karena terpaksa. Belajar dengan cara yang efektif, bukan cara yang didiktekan. Belajar dengan melakukan penilaian terhadap proses dan hasil belajar oleh diri sendiri maupun orang lain.
Contoh guru merdeka belajar
Guru memilih pelatihan yang menjawab persoalan yang dihadapi
Guru mengikuti pelatihan yang menawarkan ragam dan fleksibilitas cara belajar
Guru melakukan penilaian keberhasilan penerapan hasil pelatihan
Self Regulated Learning dikembangkan salah satunya oleh Barry J. Zimmerman. Telah ada banyak riset yang menunjukkan pengaruh positif merdeka belajar terhadap kualitas proses dan capaian hasil belajar baik pada murid maupun pada guru. Riset yang dilakukan Kamyabi Gol, Atiyeh & Royaei, Nahid. (2013) membuktikan bahwa merdeka belajar merupakan prediktor terbaik terhadap kinerja guru.
Mahayu Ismaniar : Pertanyaan dari Shinta KGB Pesisir Selatan “Di KGB ini ada tentang strategi ngajar. Stretegi bagaimanakah untuk bisa membuat siswa tenang Pak?”
Bukik Setiawan : Kampus Guru Cikal mengenalkan 5 cara/strategi mengajar
1. Memanusiakan Hubungan
Cara mengajar yang menekankan pemahaman terhadap disposisi belajar murid dan penumbuhan kekuatan dan jati diri sebagai pelajar untuk mengembangkan hubungan guru, murid dan orangtua yang saling percaya, dekat dan bertumpu pada kesepakatan bersama.
2. Memahami konsep
Cara mengajar yang mencari dan menganalisis informasi (inkuiri) dari perspektif berpikir sistemik untuk (1) memahami konsep yang esensial dan relevan, (2) melihat keterkaitan antar konsep/disiplin dan (3) melekatkan konsep pada perspektif keberlanjutan.
3. Membangun keberlanjutan
Cara mengajar yang merancang tahapan belajar dan memandu proses belajar berkelanjutan melalui strategi refleksi dan asesmen yang bervariasi, berkala dan melibatkan murid sembari secara seksama menganalisis data dan berbagi praktik baik dalam komunitas.
4. Memilih tantangan
Cara mengajar yang memandu murid memilih tujuan belajar yang menantang dan mencapainya melalui pemaparan sumber keahlian yang beragam dan pengembangan struktur belajar terdiferensiasi
5. Memberdayakan konteks
Cara mengajar yang memandu murid memahami, meyakinkan dan melibatkan komunitas internal dan komunitas eksternal sekolah untuk terlibat dalam perencanaan, pengajaran dan penilaian guna menghasilkan aksi yang berdampak pada perubahan kualitas kehidupan.
Untuk membangun kondisi kelas yang kondisif bisa dimulai dengan strategi pertama, memanusiakan hubungan.
Mahayu Ismaniar : Berikutnya ada pertanyaan dari Dyah, KGB Kediri “Menurut Bapak apakah seseorang guru harus lulusan jurusan pendidikan?”
Bukik Setiawan : Di Sekolah Cikal, guru berasal dari beragam latar belakang. Jadi tidak harus lulusan pendidikan. Komunitas Guru Belajar pun anggotanya berasal dari beragam latar belakang. Modalnya satu: merdeka belajar.
Mahayu Ismaniar : Jentina dari KGB Denpasar bertanya “Jika berkenan membagi tips membuat KGB bisa bersinergi dengan stake holder lain misal instansi atau komunitas selain KGB?
Bukik Setiawan : Kuncinya ada dua
1. Tunjukkan bahwa kegiatan KGB punya manfaat dan menarik minat guru
2. Pahami kebutuhan stakeholder baik secara organisasi maupun pribadi. Sebisa mungkin cara yang kebutuhannya bisa dijawab dengan kegiatan KGC.
3. Berkenalan atau mencari orang yang kenal dengan stakeholder tersebut. Atau kalau ke dinas pendidikan, lakukan audensi dan bawakan 1 edisi surat kabar guru belajar.
Mahayu Ismaniar : Kenapa sih Kampus Guru Cikal mau repot-repot kasih beasiswa ke guru-guru? Kenapa mau ngurusin guru?
Bukik Setiawan : Karena Cikal sejak awal kelahiran mempunyai komitmen menjadi garda depan perubahan pendidikan melalui praktik nyata. Sejak 19 tahun yang lalu, Cikal telah mempraktikkan rapor tanpa nilai angka, menghapus rangking, belajar lintas pelajaran dll. Setelah 18 tahun berdiri, Cikal ingin membagikan manfaat yang lebih luas. Berdasar keyakinan bahwa guru adalah kunci perubahan pendidikan maka Cikal memberikan dukungan dalam bentuk beasiswa.
Silakan unduh Buku Panduan Komunitas Guru Belajar 2.0 Di sini
Related Posts
Tantangan Mengubah Kebiasaan Asesmen
January 23, 2022 / By
Arif Fauriyuddin
Langkah Asesmen Sumatif Yang Menyenangkan
January 23, 2022 / By
Masguru