Pahami Profil Murid Untuk Tujuan Belajar Tercapai

2019 saat itu awal saya mengajar menjadi guru tetap di SMP  Negeri 3 Ulim Kabupaten Pidie Jaya. Lokasi sekolah yang terletak lebih kurang 6 km dari jalan lintas provinsi, memasuki perkampungan penduduk kampung Blangcari Kecamatan Ulim. Daerah ini bisa dikatakan pedalaman karena jauh dari pusat kota dan dikelilingi sekitar perkebunan dan perbukitan. Untuk pendidikannya, sebagian banyak anak-anaknya disini lebih memilih melanjutkan pendidikan mondok di dayah (pesantren) kampung tersebut. Sebagiannya lagi anak-anak disini memilih sekolah di tempat biasa atau umum contohnya disekolah saya mengajar. Sebagai guru baru dan pendatang di daerah ini, saya mulai untuk beradaptasi terhadap lingkungan sekitar sekolah, baik bersama rekan guru, siswa dan penduduk kampung sekitar. 

Saat itu saya mengajar kelas 9 pada mata pelajaran IPS. Awal masuk ke kelas suasana kelas seperti pasar berisik dan kotor. Melihat keadaan kelas yang seperti ini saya membuat kesepakatan kelas sebelum proses pembelajaran berlangsung. Meminta siswa/i untuk yang piket agar membersihkan kelas sebelum proses pembelajaran berlangsung. Kemudian, sama seperti guru lainnya saya ingin siswa-siswi belajar dengan tekun dan disiplin agar tercapainya tujuan pembelajaran sehingga mendapatkan nilai baik pada hasil akhir. Namun, sayang sekali antusias belajar mereka sangat kurang padahal mereka sudah kelas 9 yang mana saat itu masih berlaku Ujian Nasional yang seharusnya mereka gigih untuk belajar mempersiapkan ujian akhir. Melihat kehadiran siswa/i sangat minim keseluruhan siswa jumlahnya 21 orang tetapi, yang hadir hanya sekitar 10 orang saja. Mereka menganggap sepele dengan kehadiran karena beranggapan akan lulus dan masuk SMA. Karena Hal seperti ini tidak bisa kita biarkan saja, takutnya akan mengefek ke siswa lain dan adik kelas. 

Lalu saya coba untuk mendekati satu persatu siswa/i itu, mengajak mereka ngobrol santai menyelipkan kata motivasi agar mereka tersentuh untuk semangat belajar dan kehadirannya meningkat. Saya bertanya keseharian mereka selain di sekolah, menanyakan pekerjaan orangtuanya, hobi dan kegiatan belajar bagaimana yang mereka inginkan sebenarnya. Ternyata setelah mengobrol dengan sebagian siswa tersebut saya jadi paham apa yang membuat mereka malas masuk sekolah dan tidak ingin ikut pembelajaran selama ini. Beragam alasan yang mereka sampaikan salah satu contohnya “Guru A kurang menarik buk, guru B asik marah-marah jika masuk kelas, guru C banyak memberi catatan dari pada penjelasan buk” dan banyak hal lainnya yang membuat alasan mereka enggan belajar. Dari pernyataan-pernyataan siswa tersebut menjadi tantangan bagi saya seorang guru agar mampu menciptakan suasana belajar sesuai keinginan mereka dan membuat mereka tidak berpikir guru hanya bisa marah dan memberi catatan saja di dalam kelas.

Dari berbagai alasan mereka saya mencoba menceritakan kembali kepada Kepala Sekolah dan rekan guru di forum agar ada perubahan untuk kelas 9 kedepannya. Guru-guru lama dan senior di sekolah tersebut mencoba memberi  solusi agar terwujudnya perubahan yang lebih baik untuk siswa kelas 9 dengan mencoba menggantikan guru mapel yang telah ditentukan sebelumnya. Kebetulan saat tahun 2019 itu saya tidak sendiri di tetapkan mengajar di sekolah tersebut tetapi, kami ada 5 guru baru yang ditetapkan SK pengangkatan ke sekolah tersebut. Jadi, kurikulum mengubah jadwal jam mengajar kelas 9 akan di bebani oleh guru-guru baru agar murid juga merasakan suasana baru.

Masuk ajaran baru minggu ketiga saat itu, saya selaku guru mata pelajaran IPS telah menyusun Rencana Pelaksanan Pembelajaran (RPP) dan membuat strategi menarik ketika masuk kelas agar belajar menyenangkan dan tujuan pembelajaran tercapai. Pada saat itu saya memberikan materi tentang KD 3.1 Interaksi Antarnegara Asia dan Negara Lainnya dengan metode pembelajaran Discovery Learning dan membawa alat peraga berupa Peta Dunia. Strategi yang saya bawakan ke kelas membuat siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran dan suasana kelas menjadi menyenangkan. Saya mengajar mereka bekerja kelompok kecil mencoba diskusi dan memecahkan masalah yang telah diberikan kemudian  melatih siswa/i untuk mampu presentasi di depan kelas. Bukan hanya itu saja minggu selanjutnya saya mencoba membawa laptop dan infocus untuk menayangkan video pembelajaran sesuai dengan materi. Di tengah-tengah pembelajaran saya membangkitkan kembali semangat siswa/i dengan memberikan cuplikan video bermusik misalnya senam otak atau game. Tujuannya agar mereka tidak bosan ketika belajar di waktu jam-jam rawan ngantuk. Bukan hanya pada mata pelajaran IPS saja bahkan pada pelajaran lainnya rekan guru saya coba melakukan hal yang membuat suasana pembelajaran menjadi berbeda dan menyenangkan untuk kelas. Pada kegiatan refleksi siswa juga mampu menarik kesimpulan dari pembelajaran yang telah mereka lalui sehingga membuat saya juga senang dan merasa puas dari usaha yang saya lakukan tercapai.

Dari kegiatan yang saya coba di atas tidak disangka membuat semangat dan kehadiran siswa/i kelas 9 semakin meningkat, sehingga mereka berantusias untuk belajar. Selain itu mereka juga melatih diri untuk berani tampil didepan kelas. Bukan hanya itu saja bahkan adik kelas mereka kelas 7 dan 8 juga tertarik mengintip saat pembelajaran kelas 9 berlangsung. Jadi kita sebagai guru seharusnya mampu mengenali terlebih dahulu keinginan siswa/i, berusaha mencoba mendekati mereka agar mengetahui apa keinginan mereka agar menciptakan suasana yang tidak hanya menyenangkan, namun juga bermakna. 

By. Sari Nalurita,S.Pd

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top