Saya adalah seorang Kepala Sekolah di UPT SMP NEGERI 4 AIRPURA Kecamatan Airpura Kabupaten Pesisir Selatan Provinsi Sumatera Barat. Amanah ini sudah dijalani semenjak Bulan September 2021 kemarin. 3 (tiga) Bulan berjalan saya sudah cukup melihat dan memahami kondisi lingkungan sekolah yang ditempati. Dimana terdapat beberapa kebiasaan-kebiasaan negatif warga sekolah yang sudah mengakar dan membudaya diantaranya adalah kebiasaan membuang sampah sembarangan yang dilakukan oleh semua siswa dan kuranganya teguran yang diberikan oleh para guru ketika melihat dan menyaksikan langsung saat siswa membuang sampah sembarangan. Padahal sudah tersedia bak sampah yang berada disetiap pojok ruangan kelas. Kebiasaan negatif ini akhirnya menciptakan keadaan lingkungan sekolah yang setiap harinya penuh dengan sampah bekas pembungkus makanan atau sisa makanan siswa yang bertebaran disepanjang lorong kelas dan lapangan bermain. Memiliki lingkungan sekolah yang bersih jauh dari sampah sudah merupakan mimpi dan keinginan saya semenjak amanah ini saya jalani. Agar sekolah dalam waktu tertentu mendapatkan peluang untuk menajadi salah satu nominasi sebagai sekolah bersih dan sehat di kabupaten Pesisir Selatan Provinsi Sumatera Barat. Sehingga dapat memacu kenyaman dalam pelaksanaan Proses Belajar Mengajar disekolah.
Tantangan terberat yang ditemui adalah kebiasaan membuang sampah sembarangan dan kurangnya teguran yang di berikan oleh guru ketika ada siswa yang membuang sampah sembarangan sepertinya sudah menjadi budaya negatif di sekolah selama ini. Ditambah dengan penjaja kantin yang banyak menjual pangan atau makanan yang berbungkus plastik seperti minuman siap saji juga menjadi pemicu bertambahnya volume sampah yang bertebaran di lingkungan sekolah. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan setiap harinya terlihat bahwa siswa selesai mengkonsumsi pangan tersebut mereka secara tidak sadar ataupun sadar langsung melempar dan membuang begitu saja di sepanjang lingkungan sekolah tanpa merasa peduli sedikitpun akan kebersihan lingkungan sekolah.
Pada awal bulan Januari 2022 kemarin saya memulai dan mencoba melakukan aksi dengan jalan mengambil langkah untuk meminimalisir kebiasaan-kebiasan negatif warga sekolah tersebut dengan jalan mensosialisasi kepada seluruh warga sekolah, khususnya kepada seluruh siswa dengan memberikan arahan-arahan yang disampaikan dalam amanat Upacara Bendera setiap senin nya tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan sekolah. kemudian juga menyampaikan kepada seluruh guru saat kegiatan briefing wajib setiap pagi sebelum memulai pembelajaran dikelas untuk memberikan teguran langsung kepada siswa apabila melihat siswa membuang sampah sembarangan, dan mengambil sampah secara langsung jika melihatnya sekalipun dihadapan siswa guna melihat respon siswa akan kepeduliannya terhadap sampah yang berserakan. Namun satu bulan berjalan tepatnya selama Bulan Januari 2022 ini sudah diberlakukan tetapi belum terlihat hasil yang signifikan dalam menuju kebersihan lingkungan sekolah yang terbebas dari sampah. Dimana siswa hanya membuang sampah kedalam bak sampah ketika ada guru yang menegurnya saja dan tanpa sepengetahuan guru kebiasaan negatif siswa ini tetap mereka jalankan kembali. Memasuki Bulan Februari 2022, saya meningkatkan langkah dan cara yang harus dilakukan yaitu dengan menyusun Program Peduli Kebersihan Lingkungan Sekolah, pertama saya membentuk TIM yang berjumlah 7 orang, terdiri dari 5 orang guru 1 orang ketua OSIS dan 1 Orang Pratama Gudep Sekolah. Setelah itu Kami membuat kesepakatan TIM dengan capaian utama adalah menanamkan rasa peduli terhadap kebersihan lingkungan sekolah dalam diri masing-masing siswa. Dengan harapan nantinya siswa secara sadar mau membuang sampah ke bak sampah sekalipun tanpa di suruh. dan saling mengingatkan dan memberikan teguruan kepada teman-temannya sendiri jika terlihat membuang sampah sembarang. Kegiatan ini dinamakan dengan OPERASI SEMUT dengan motto program “Ayo Lawan Sampah mu”. Fokus Kegiatannya yaitu berbentuk aksi nyata yang mengharuskan setiap siswa mengambil 10 buah sampah setiap mau masuk kelas dan mau pulang sekolah yang berada disekitar lingkungan sekolah setiap harinya, kemudian sampah-sampah itu dikumpulkan oleh ketua kelas masing-masing dan ditimbang, kelas yang mampu mengumpulkan sampah terbanyak akan diberikan reward dalam bentuk perlakapan belajar yang dibutuhkan di dalam kelas, seperti alat-alat kebersihan kelas dan lain sebagainya. Program ini diawali dengan dengan memberikan sosialisasi besar-besaran oleh TIM kepada seluruh warga sekolah. Kemudian dilanjutkan dengan menempelkan brosur, poster, pamflet dan spanduk tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan sekolah. selain itu, juga memberikan teladan langsung dengan cara ketika guru melihat sampah guru bersangkutan secara langsung harus mengambilnya dan membuangnya ke bak sampah terdekat hal ini bertujuan agar aksi nyata ini dapat dicontoh dan dipraktikan langsung oleh siswa yang melihatnya seketika itu. Untuk membiasakan keteladanan ini, terkadang salah seorang anggota TIM sengaja membuang sampah dihadapan siswa yang sedang asik bercerita atau berkumpul kemudian datang salah seorang TIM lain untuk memberikan teguran dan mengambil sampat tersebut dan membuangnya ke bak sampah. Hal ini dilakukan guna melihat sejauh mana respon siswa jika melihat temannya nanti masih ada yang membuang sampah sembarangan. Serta hal apa yang harus dilakukan siswa ketika melihat teman-temannya masih membuang sampah sembarangan.
Alhamdulillah, 5 bulan lebih kurang berjalan kegiatan OPERASI SEMUT melalui program “Ayo Lawan Sampahmu” yang diterapkan disekolah telah mampu mengantarkan sekolah memiliki lingkungan yang bersih dan terbebas dari sampah dan juga mampu menanamkan rasa peduli dan kesadaran dalam diri siswa pentingnya menjaga kebersihan lingkungan sekolah dari sampah. Sehingganya sampai saat ini KEGIATAN OPERASI SEMUT bersangsur-ansur menjadi budaya dan kebiasaan baik bagi seluruh warga sekolah kami. Kelebihan dari kegiatan ini adalah pemberian teladan langsung dengan cara jika guru melihat sampah maka harus dengan sadar untuk mengambilnya langsung tanpa memberikan perintah kepada siswa, kemudian teknik pemberian reword kepada kelas yang mampu mengumpulkan sampah terbanyak juga dapat menstimulus siswa agar tergerak untuk mengambil setiap sampah yang dilihatnya tanpa harus diperintah. Demikian tulisan ini, kami seluruh warga sekolah melalui program “Ayo Lawan Sampahmu” dengan bentuk kegiatan Operasi Semut yang telah diterapkan berharap ditahun ini termasuk menjadi salah satu nominasi Sekolah Sehat dan Bersih di Kabupaten Pesisir Selatan Provinsi Sumatera Barat.