ODORy (One Day One stoRy)
ODORy adalah kegiatan literasi membaca satu hari, satu cerita. Untuk meningkatkan kemampuan bahasa ekspresif dan reseptif bagi anak usia 5-6 tahun, termasuk untuk mewujudkan visi Profil Pelajar Pancasila, yaitu gotong royong dan bernalar kritis. Hal ini Saya lakukan untuk mestimulus kemampuan bahasa murid Saya di TK PKK Budi Darma Muda, yang mana beberapa anak mampu membaca kalimat sederhana namun tidak memahami isi dari bacaan tersebut. Perlu diketahui bahwa kemampuan bahasa yang dimaksud untuk jenjang usia kelompok B dengan membaca kalimat sederhana, membaca gambar atau simbol-simbol.
Kegiatan ODORy mulai Saya lakukan di akhir tahun ajaran. Kegiatan dilakukan sebelum masuk kegiatan inti, Saya mempersilahkan salah satu murid untuk mengambil buku cerita yang telah tersedia di rak buku, kemudian meminta murid membaca 1 kalimat dan teman yang lain menyimak bacaan. Kemudian murid pertama menunjuk teman untuk melanjutkan membaca kalimat selanjutnya, begitu seterusnya. Kemudian diakhir kegiatan, Saya menstimulus kemampuan bahasa dan kemampuan menalar kritis murid dengan memberikan pertanyaan sederhana terkait isi dari cerita yang telah dibaca. Diakhir kegiatan murid merapikan buku bacaan di rak buku. Buku yang digunakan dapat berupa cergam (Cerita Bergambar), Buku yang berisi gambar bersambung, dll. Ketika kegiatan berjalan, murid sangat antusias untuk melaksanakan kegiatan terlihat dari kemauan siswa untuk memilih membaca buku sesuai keinginan mereka, mengangkat tangan untuk membaca bergantian dengan temannya membaca. Ketika Saya menstimulus memberikan pertanyaan- petanyaan, murid antusias menjawab. Yang awalnya murid tidak mau karena kurang percaya diri, keesokannya murid tersebut mulai mau mencoba membaca di depan kelas artinya mulai ada motivasi dan kepercayaan diri bagi murid yang awalnya kurang tertarik dalam kegiatan ODORy ini.
Adapun tantangan dari kegiatan ODORy ini adalah ketika ada murid yang membaca di depan kelas dan yang lain menyimak di tempatnya masing-masing, pada saat menyimak ada beberapa murid yang mulai melakukan aktivitas lain atau tidak konsentrasi saat menyimak bacaan. Karena seyogyanya kemampuan murid usia 5-6 tahun dalam hal konsentrasi sekitar 4-6 menit, setelahnya murid akan melakukan hal lain atau fokusnya mulai pada hal lain. Hal ini membuat ruangan kelas menjadi tidak kondusif, yang membuat Saya harus memikirkan ide baru untuk dapat mengembalikan konsentrasi murid. Maka dari itu Saya menyelingi kegiatan dengan memberikan berbagai macam tepuk atau nyanyian sederhana, untuk mengembalikan konsentari murid agar fokus pada bacaan temannya lagi. Saya membuat lagu, tepuk yang baru dan sederhana termasuk membuat cergam yang dapat digunakan murid untuk bahan bacaan. Pelajaran yang dapat Saya ambil adalah untuk membuat murid mau belajar membaca, Kita harus memperkenalkan buku dan membuat murid mencintai buku dengan memberikan buku yang berisi gambar-gambar menarik, warna yang cerah, buku yang memiliki kalimat sederhana ataupun tanpa kalimat. Dengan memberikan berbagai buku yang sesuai dengan jenjang usianya. Perlunya guru melakukan inovasi pembelajaran yang dapat meningkatkan motivasi belajar murid, dimana inovasi tersebut tetap melibatkan murid, baik dari segi voice ( suara), choice (pilihan), ownership ( kepemilikan) yang merupakan implementasi Merdeka Belajar.