Awal
Menjadi guru bukanlah tentang profesi semata, melainkan tentang panggilan hati. dimana segala sesuatu dilakukan dengan hati dan untuk hati. Murid bukanlah selembar kertas kosong yang siap diberi tulisan apapun sesuka hati guru tetapi murid terlahir dengan kodrat alamnya sehingga dapat diibaratkan seperti selembar kertas yang sudah penuh dengan tulisan namun tulisan-tulisan itu masih suram. Disitulah sejatinya peran seorang guru, menebalkan tulisan-tulisan baik dan mengaburkan tulisan-tulisan yang tidak baik.
Berbicara tentang peran seorang guru, seharusnya guru paham akan keunikan setiap murid sebab murid terlahir dengan keunikannya masing-masing. Dalam proses memunculkan karakter baik dari setiap keunikan murid diperlukan guru yang mampu menuntun bukan guru yang menuntut. Guru yang hanya menuntut murid menjadi seperti apa yang diinginkannya hanya akan menciptakan pribadi-pribadi yang terpenjara kodrat alamnya. Tetapi guru yang mampu menuntun murid akan dapat menemukan berlian-berlian yang tersembunyi.
Berada di zona nyaman sangatlah menyenangkan bagai di nina bobokan hingga tak terasa sudah berapa banyak waktu berbuang sia-sia tanpa adanya perubahan apapun. Latar belakang saya adalah sarjana matematika karena saya sangat senang dengan pelajaran matematika ketika di bangku sekolah. Namun Ketika peluang pengabdian menjadi seorang guru saya dapatkan di sekolah dasar, saya pun menempuh pendidikan guru sekolah dasar untuk memperlengkapi diri saya mendidik murid di sekolah dasar.
Seiring berjalannya waktu, kenyataan menyadarkan saya bahwa menjadi guru bukan hanya mentransfer ilmu pengetahuan kepada muridnya saja, bukan pula menyeragamkan kecerdasan murid menurut standart nilai tertentu melainkan guru harus mampu memunculkan bakat murid dari setiap keunikan-keunikan yang dimiliki oleh murid sehingga bakat murid akan terpancar bagai berlian yang berkilau.
Tantangan
Dalam setiap proses pasti akan ada tantangan, dan disetiap tantangan yang mampu dilewati dengan baik akan memberikan progress. Dan progress dalam pembelajaran bukanlah tentang nilai semata melainkan pemahaman murid akan dirinya sebab sejatinya tujuan dari Pendidikan adalah murid dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Dalam setiap proses pembelajaran, meskipun bertemu dengan materi yang sama dan murid yang sama setiap hari pasti akan ada tantangan yang berbeda.
Tantangan yang saya hadapi adalah kemajemukan karakter murid. Kali ini saya akan membagikan pengalaman saya menemukan “berlian”dalam diri murid saya.
Saya memiliki murid yang sangat aktif bahkan dia mendapat julukan dari teman-temannya dan juga sebagian guru mengatakan bahwa dia anak yang nakal, anak yang tidak pandai, anak yang banyak tingkah, anak yang tidak bisa diam, anak yang suka membuat kegaduhan dan masih banyak julukan lain yang melekat padanya.
Sebagai wali kelasnya, saya berpikir inilah tantangan saya, saya harus dapat mengubah kelemahan murid saya menjadi sebuah kekuatan. Sehingga julukan negatif yang melekat pada murid saya akan dapat berubah menjadi julukan positif
Aksi
Ibarat seorang dokter, guru tidak bisa memberikan resep obat yang sama kepada pasien yang datang dengan keluhan penyakit yang berbeda. Dalam dunia Pendidikan pun guru harus berhamba pada murid, artinya guru harus mampu melayani setiap kebutuhan murid yang berbeda.
Aksi nyata yang telah saya lakukan terhadap murid saya tersebut adalah
- Mengidentifikasi kelemahan dan kelebihannya
Pada tahap ini, saya melakukan pendekatan secara personal baik kepada murid maupun orangtuanya serta melakukan proses identifikasi melalui observasi atau pengamatan sehari-hari.
Saya melihat bahwa murid saya cenderung aktif dalam gerakan dan tak jarang tingkah polahnya sering menjadi bahan tertawaan teman-temannya sehingga setiap tindakannya identik dengan julukan pembuat gaduh.
- Memfasilitasi
Pertanyaan awal yang muncul dalam benak saya adalah bagaimana mengubah kelemahan menjadi kekuatan, bagaimana cara memunculkan berlian di dalam keunikan diri murid saya.
Saya mulai mencari tahu tentang beberapa jenis seni yang mengandalkan gerakan lucu. Dan seni itu adalah pantomim
Meskipun sangat bertolak belakang dengan pribadi saya yang tidak mahir dalam seni namun seorang guru harus mampu melayani setiap kebutuhan muridnya. Hanya berbekal pengetahuan dari internet tentang seni pantomim, pertanyaan selanjutnya yang muncul adalah bagaimana cara mengajarkan seni pantomim kepada murid.
Awalnya saya hanya memberikan pengetahuan secara garis besarnya saja tentang seni pantomim kemudian memberikan contoh-contoh seniman pantomim yang sukses. Memutarkan video-video gerakan dan pertunjukan seni pantomim sehingga murid antusias.
Sikap antusias inilah yang menjadi modal awal yang baik untuk mengembangkan bakat murid.
Kemudian saya mulai mendiskusikan dengan kepala sekolah dan teman sejawat tentang pengadaan ekstrakulikuler pantomim. Serta saya mulai menjalin kolaborasi dengan pihak luar yang mempunyai keahlian di bidang pantomim
- Memotivasi dan mendukung
Ing ngarso sung tuladha, ing madya mangun karso dan tut wuri handayani seharusnya bukan hanya sebuah hafalan semboyan Pendidikan saja namun bentuk proses implementasi bagi pelaku Pendidikan.
Berdasarkan semboyan tersebut, selain harus mampu menjadi teladan dan membangkitkan semangat belajar, guru harus mampu terus memotivasi dan mendukung setiap bakat dan minat murid. Hal inilah yang menjadi pijakan bagi saya untuk terus memotivasi dan memberi dukungan kepada murid saya. Memfasilitasi murid-murid berbakat di bidangnya masing-masing. Memberi ruang untuk murid bebas bereskpresi sesuai bakat dan minatnya.
Hingga pada beberapa kesempatan FLS2N, murid saya mampu menjadi juara dalam seni pantomim. Murid yang awalnya dipandang sebelah mata namun berkat dukungan, motivasi dan perhatian, muncullah berlian yang terpendam.
Perubahan
Tak ada perubahan tanpa adanya pergerakan.
Tak ada pergerakan tanpa adanya gerakan
Saya sadar perubahan akan terjadi jika kita sadar pentingnya keluar dari zona nyaman.
Perubahan dimulai dari kesadaran diri guru untuk tergerak sehingga dapat bergerak untuk menggerakkan.
Perubahan yang terjadi berdasarkan pengalaman saya memfasilitasi guna melayani kebutuhan murid adalah
Bagi diri murid yang berbakat :
- Tumbuh menjadi anak yang percaya diri dengan kelebihan yang dia miliki
- Lebih bertanggung jawab terhadap lingkungan sekitar
Bagi siswa yang lain :
- tidak ada lagi bullying terhadap sesama murid
- meningkatnya rasa toleransi terhadap perbedaan
Bagi sekolah :
- memberikan kesadaran warga sekolah pentingnya dukungan dalam pengembangan bakat dan minat peserta didik
- terciptanya harmonisasi antara murid dan guru