Murid Penyelamat Lingkungan “Melatih Keterampilan Dan Membimbing Karakter Murid”

AWAL

Tugas Guru selain mengajarkan materi pelajaran yang berupa ilmu pengetahuan di kelas juga memiliki kewajiban untuk melatih keterampilan dan juga membimbing karakter murid. Proses pembelajaran yang pada umumnya dilaksanakan di kelas masih cenderung menekankan pada hasil belajar berupa pengetahuan dan belum secara maksimal mengedepankan nilai-nilai karakter. Dalam upaya melatih keterampilan dan karakter murid dapat dilaksanakan dengan berbagai cara salah satunya dengan mengenalkan fenomena fisik maupun sosial yang terjadi di lingkungan sekolah dan tempat tinggalnya.

TANTANGAN

Pengenalan fenomena yang ada dilingkungan dipandang penting untuk dilakukan terutama dimasa pandemi ini karena interaksi murid cendrung terbatas terhadap lingkungannya dan juga pengenalan lingkungan dipandang penting untuk mengatasi kejenuhan murid saat Belajar Dari Rumah (BDR). selain untuk mengatasi kejenuhan murid, pengenalan lingkungan sekolah dan tempat tinggal juga penting untuk meningkatkan kepedulian murid terhadap lingkungan yang selama ini menurun karena murid lebih asik akan dunianya sendiri sebagai dampak dari perkembangan teknologi.

AKSI

Berdasarkan analisis hasil belajar murid pada masa Pademi Covid 19 yang terus menunjukkan penurunan terutama dalam segi keterampilan dan penguasaan nilai-nilai karakter, mengakibatkan sebagai seorang pendidik saya merasa memerlukan strategi baru dalam mengajar. Oleh karena itu saya menyusun aksi “Murid Penyelamat Lingkungan” pada pembelajaran saya yaitu mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. Program murid penyelamat lingkungan ini dilaksanakan dengan tujuan untuk melatih karakter murid yaitu untuk menumbuhkan rasa cinta terhadap lingkungan dengan melakukan pemilahan sampah organik dan anorganik dilingkungannya. Selain itu dalam upaya meningkatkan keterampilan murid dilakukan memanfaatkan barang bekas (sampah yang dipilah) menjadi barang yang bisa dimanfaatkan serta memiliki nilai ekonomis dan nilai estetik.

Kegiatan dilaksanakan dalam beberapa tahap yaitu dimulai dari penyampaian konten terkait materi ekonomi kreatif kepada murid berupa video dan artikel yang dibagikan di grup whatshap kelas. Pada tahap proses pembelajaran murid diberikan kesempatan untuk bertanya dan berdiskusi pada grup tersebut terkaiat konten yang telah diberikan. Selanjutnya murid secara individu melakukan pemilahan sampah dilingkungan tempat tinggalnya dan diberikan kebebasan untuk memilih jenis karya yang akan dibuat dengan memanfaatkan bahan bekas (sampah) yang dipilih. Berdasarkan kesepakatan yang disepakati oleh murid pengerjaan karya diselesaikan dalam kurun waktu 2 minggu.

Pada tahap ke dua, laparan pelaksanaan pengerjaan karya dari barang bekas dilaksanakan dari grup whatshap dengan cara murid mengirimkan progress kerjanya setiap 2 hari sekali dalam bentuk foto / video. Pada tahap pengerjaan karya ini murid diberikan kebebasan untuk memilih bahan yang ingin digunakan yang bisa berupa botol bekas, pelastik, kardus dan juga limbah-limbah lainnya yang sudah tidak digunakan.

Pada tahap ketiga, karena setelah 2 minggu batas waktu pengerjaan situasi masih pada masa pandemi covid 19 maka pengumpulan karya dilaksanakan dalam bentuk foto dengan kesepakatan bersama bahwa hasil karya murid akan dibawa pada saat masuk sekolah kembali.

Saat pandemi covid 19 dinyatakan mereda dan sekolah dibuka kembali, hasil karya dari bahan bekas yang dibuat oleh murid dibawa ke sekolah dan dimanfaatkan untuk menghias masing-masing kelas. Murid sangat antusias dalam menghias kelas karena hasil karya yang mereka buat akan dipajang didalam kelas.

PERUBAHAN

Pada pelaksanaan program ini saya merasa sangat terkejut dengan antusias dari murid-murid dikelas saya dalam menyelesaikan karya yang mereka buat. Hal tersebut dapat dilihat dari bagaimana antusisnya mereka saat menceritakan proses pemilahan sampah sampai pada tahap pembuatan karya tersebut dan bagaimana tantangan-tantangan yang mereka hadapi. Dalam melaksanakan aksi ini tentunya terdapat berbagai kendala yang saya hadapi salah satunya adalah mengkoordinir murid yang tidak memiliki handphone agar dapat ikut serta dalam kegiatan ini. Melalaui aksi ini murid mampu mengembangkan karakter cinta lingkungan sekitar tempat tinggalnya dengan memilah sampah yang dapat merusak lingkungan dan juga dapat melatih keterampilan murid dalam memanfaatkan barang bekas menjadi barang ekonomis yang memiliki nilai jual serta memiliki nilai estetik yang dapat menunjukkan nilai keindahan.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top