Murid berbeda, Murid Tidak Sama
Resmi, S. Pd
SMPIT Al Hikmah Pangkajene
Mengajar siswa yang berbeda-beda adalah situasi yang pasti akan dihadapai oleh seorang guru, termasuk saya sebagai guru, terkadang terjebak dengan tujuan sendri, keinginan sendiri, sehingga terkurung dalam diagnosa awal bahwa murid berawal dari hal yang sama sehingga perlakuan pun yang diberikan harus sama, baik dalam kegiatan pembelajaran ataupun dalam menyelsaikan projek. Saat itu saya mengajar prakarya maka saya memberikan tugas projek untuk membuat tanaman sayuran yang dikerjakan oleh semua murid secara serentak. Meski tanaman yang dikerjakan berhasil tumbuh dan panen, namun setelah saya memberikan tes secara tertulis ternyata Sebagian siswa tidak mampu mengetahui kegiatan yang dilakukannya tersebut, sehingga membuat saya merasa kecewa dengan hasil tersebut.
selain dari muird mampu menyelesaikan projeknya, saya berharap murid mampu memahami kegiatan dan langkah-langkahnya baik saat mereka diminta memprsentasikan atau dalam bentuk tertulis.
Hal itu pula, membuat saya harus mencari cara untuk menyelesaikan kasus tersebut. Maka Analisa awal yang salah adalah murid yang belajar berasal dari pemahaman dan latar belakang yang sama maka dalam menyelesaikan projek pun tidak sama. Alhamdulillah saya mendapatkan ide bahwa siswa bersal dari pemahaman yang berbeda-beda, latar belakang yang berbeda, lingkungan yang berbeda, maka tantangannya adalah tetap bahwa siswa harus sama dalam memahami serta menyelesaikan projek mampu menjelaskan langkah-langkah serta mengahsilkan produk olahan
Cara tersebut adalah saya melakukan diskusi bersama murid, saya mengatakan : “bahwa kita punya projek yang akan diselsaikan yakni produk olahan. Namun yang berbeda adalah murid menentukan produk olahan apa yang akan dibuat dengan bahan yang muda ditemukan disekitar dan mampu dibuatnya. Dari kesepakatan tersebut membuat siswa senang dalam melakukan dan membuatnya, meski projek tersebut dilakukan sacara mandiri atau individual. Ada yang membuat keripik daun kelor, ada yang berhasil membuat krispi terong, ada yang membuat bolu berbahan daun kelor ada yang membuat keripik apel, ada yang membuat kue tradisional berbahan daun kelor, ada yang membuat benno (popcorn), dan lain sebagaiinya. Pembuatan projek ini pun dilakukan oleh murid di rumah masing-masing dan bahan yang dibuatnya adalah berasal dari bahan pilihan sendiri mudah didapat dan dikerjakan.
Dan mereka harus paham Langkah-langkah membuatnya, samapi selesai. Semisal murid yang Bernama Iin Firtiani menjelaskan produknya melalui tulisan mengungkapkan bahwa :”saya membuat keripik daun kelor yang berkhasiat, selain berkhasiat, daun kelor sangat mudah didapatkan, menambah nafsu makan dan mudah dibuat”, murid tersebut melanjutkan penjelasan dalam membuatnya yang pertama siapkan alat dan bahan, serta bersihkan bahannya, kedua gunting tipis-tipis daun jeruk, haluskan bumbu (baswang putih, ketumbar, kemiri, kencur, garam dan penyedap rasa), yang ketiga masukkan tepung, daun kelor, telur air dan bumbu yang sudah dihaluskan kedalam sebuah wadah serta aduk merata. Keempat siapkan wajan dan panaskan minyak tuan adonan dan bentuk sesuai selera goreng di api kecil sampai matang, lalu angkat dan tiriskan, keripik daun kelor sudah siap disajikan dan dikemas.
Keberhasilan yang diraih dari strategi ini adalah siswa paham apa yang dilakukan, paham Langkah-langka pembuatan projek yang dibuatnya sampai ia mampu menghasilkan produk olahan. Bahkan hebatanya adalah murid mampu menuangkan kegiatan tersebut dalam bentuk tulisan dan mempresentasikannya.