Mulai Kembangkan Dirimu Dan Temukan Karir Proteanmu Dari Sekarang!

Cita-cita menjadi seorang guru sudah ada sejak saya kanak-kanak, bukan karena terlahir di lingkungan ASN guru, hanya saja sudah menjadi target capaian kala itu. Setelah menyelesaikan pendidikan keguruan, alhamdulillah saya langsung mendapatkan pekerjaan sebagai guru. Guru yang mengajari murid, bukan guru yang memahami murid. Ini adalah dunia baru dan tantangan baru. 

Dua tahun saya menjalani profesi ini, masih dalam lingkup mengajar murid, belum luas dari itu. Merasa tidak menantang dengan menjadi guru, saya mencoba dengan menjadi freelance Fotografer bersama Komunitas FG Makassar. Selama bergabung di komunitas ini, tentu banyak hal baru yang saya temukan utamanya rekan yang baru. Saya menjadi satu-satunya member wanita yang paling aktif saat itu hingga sering dijuluki @sayabukanom, mengapa? Karena di komunitas kami sebutan “om” adalah sebutan akrab, mereka juga tak ingin memanggil saya tante. Di komunitas ini saya belajar keterampilan menggunakan kamera dan lighting, serta mengolah gambar menjadi lebih mulus dengan aplikasi Lightroom, menarik bukan. Guru yang senang motret dan juga editing gambar hasil foto sendiri. Namun, hari menjadi guru semakin berat khususnya di administrasi, memuaskan diri dengan menekuni hobi foto sudah tak sanggup masuk dalam daftar pekerjaan yang membahagiakan, pada akhirnya gantung kamera dan berhenti. Kembali ke rutinitas mengajar seperti biasa, pagi bertemu murid lalu sore pulang ke rumah. Karir yang saya anggap kala itu adalah menjadi guru kemudian menjadi salah satu pemangku kepentingan di sekolah, misalnya koordinator atau mungkin kepala sekolah.

Saya sempat berpikir, Kok monoton yah! Gak menantang! Kok saya merasa gak berkembang sebagai guru!

Terus saja berpikir dan berpikir, apa yang harus saya lakukan untuk keluar dari zona ini, tiba rasa penasaran dengan akun Instagram @kampusgurucikal yang selalu saja memenuhi feed Instagram dengan memberi tips dan inspirasi terkait dunia pendidikan. Tepat di 2018 akhir, akun tersebut memposting terkait Komunitas Guru Belajar, komunitas yang unik menurut saya dari namanya. Kenapa ada guru yang belajar? 

Berawal dari inisiatif untuk mengirimkan Direct Message ke akun tersebut dan menanyakan, apakah di Makassar ada komunitas guru belajar juga? Singkat cerita, mimin akun @kampusgurucikal langsung mengarahkan untuk bergabung dengan grup Facebook serta kontak Penggerak Makassar namanya Pak Usman Djabbar 😁. Merasa sefrekuensi dengan komunitas ini karena tidak ada guru yang pintar dan mengetahui segala hal melainkan yang ada adalah Guru Belajar. 

Tiga tahun perjalanan bersama komunitas ini membawa saya hingga ke proses belajar dan berbagi dengan berbagai kalangan secara nasional maupun internasional. Sejak pandemi, Kampus Guru Cikal dan Komunitas Guru Belajar telah banyak memberi saya ruang untuk belajar salah satunya menjadi pembicara webinar level Internasional dalam membahas isu terkait Leading Through The Crisis by Self Regulated Learning Practice bersama tiga pembicara dari negara tetangga. Tidak berhenti disitu, saya pun dilibatkan sebagai Pendamping RPP Merdeka Belajar untuk para guru dalam menghadapi pandemi yang pada akhirnya saya menemukan karir protean. Apa yang saya temukan dari pengalaman seorang fotografer, narasumber, pendamping? Saya menjadi seorang pelatih guru belajar, desainer grafis Surat Kabar Guru Belajar/Pemimpin Belajar, penulis modul INOVASI, konsultan pengembangan material di Palladium, pembicara beberapa kelas di Temu Pendidik Nusantara, dan banyak lagi (selengkapnya https://s.id/PortofolioMissEmi)

Mencapai tahap ini tidaklah mudah, saya melakukan perubahan yang besar dan tergolong cepat dari cara pandang saya sebagai seorang guru. Lima hal yang mendukung pengembangan diri saya hingga ke tahap ini adalah :

  • Growth mindset, dulu masih fixed mindset yang mana hal ini tidak menumbuhkan bagi saya untuk berfikir secara luas. Namun setelah bergabung dan banyak belajar dari Komunitas Guru Belajar, semua jadi lebih terbuka dan memiliki pandangan luas dalam hal pendidikan dan pengembangan karir. Contohnya menerapkan pembelajaran yang berpihak pada murid di kelas, membangun karir protean, mendampingi guru untuk belajar dan berkembang, dan banyak lagi.
  • Mencintai diri sendiri. Perlu mengetahui sampai mana saya bisa mengukur diri dan mampu mengontrol diri sehingga terus dapat berkembang, seperti punya me time atau quality time yang membuat energi belajar terus terisi sehingga energi positif terus mengalir. Misalnya, membuat ceklis belajar dan melakukan self assessment.
  • Skills development. Cukup dengan modal mau belajar dan niat, keterampilan kita akan terasah dengan baik. Penting juga dalam menambah keterampilan dengan rutin melakukan refleksi sehingga terkait dengan poin penilaian diri.
  • Produktif. Perlu efisien dan efektif dalam melakukan sesuatu sehingga energi dapat terjaga. Melihat kebutuhan belajar dan memilih sesuai dengan kebutuhan tersebut sehingga dapat menghasilkan produk yang sesuai dengan sasaran, seperti mengikuti sejenis bimtek yang akan membantu rekan setelah melakukan pengimbasan sesuai dengan kebutuhan diri dan sekolah.
  • Berkomunitas. Membangun jaringan, terus belajar, dan menemukan karir yang sesungguhnya.

Lima hal itu membawa saya ke tahap guru yang selalu belajar, berpihak pada murid, memfasilitasi belajar rekan guru lain dan membantu  membagikan praktik baiknya dalam bentuk komunikasi visual. Selain peningkatan kesejahteraan batin seperti ilmu, saya juga memperoleh kesejahteraan lahir berupa penghasilan tambahan. Sangat penting mengembangkan diri demi adaptif terhadap perubahan, lingkup pendidikan sekarang menjadi dinamis. Jika tak belajar dan berkembang siap-siap untuk tertinggal. 

Panjang Umur Perjuangan

Guru Belajar Sampai Akhir

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top