Masa Pengenalan Lingukungan Sekolah serta Hari Pertama Sekolah merupakan momen yang sangat bersejarah bagi para siswa khusunya siswa baru yang hal itu merupakan masa dimana mereka pertama kalinya akan mengenal lingkungan belajar, guru, serta teman yang akan menjadi sahabatnya selama mengenyam pendidikan. Bagi guru momen hari- hari pertama sekolah juga menjadi momen awal mengenali satu persatu para siswanya. Namun, masa pandemi membuat segala hal yang biasa menjadi lebih luar biasa dan menantang. Segalanya menjadi lebih terbatas termasuk memiliki waktu untuk dapat mengenal para siswanya. Para siswa serta guru hanya dapat bertemu secara virtual dengan jam dan pertemuan yang terbatas. Bagaimana guru mengenali atau bahkan memahami para siswanya? Bagaimana para siswa dapat saling mengenal dan membangun hubungan satu siswa dengan siswa lainnya? Apa yang akan terjadi kepada siswa baru kelas 1?
Banyak pertanyaan yang terlintas dalam benak seorang guru kelas 1 ini. Bagaimana tidak, mengejar siswa kelas rendah khususnya kelas 1 merupakan tantangan tersendiri dimana para siswanya merupakan siswa peralihan dari taman kanak-kanak atau bahkan sekolah dasar merupakan momen pertama mereka mengenyam pendidikan formal. Seperti yang kita ketahui waktu konsentari para anak usia 6-7 tahun rata-rata tidak lebih dari 10- 15 menit. Dunia para anak pun masih dunia bermain dan bergerak aktif. Menyiapkan siswa kelas 1 untuk benar-benar siap belajar itu lebih menantang dibandingkan kelas tingkat lainnya. Dibutuhkan kesabaran dan trik-trik jitu. Namun apakah guru dapat mengambil hati mereka tanpa mengenal serta memahami para siswanya terlebih dahulu? Apakah siswa akan nyaman, siap, serta terlibat aktif dalam pembelajaran jika mereka pun masih canggung satu sama lainnya?
Mengenal serta memahami karakteristik para siswa merupakan hal penting bagi para guru, karena dari sanalah guru dapat mengatur kelasnya, memilih strategi jitu pembelajaran, bahkan menyesuaikan asesmen pembelajaran sesuai dengan individu siswa. Dibalik keterbatasan jarak dan waktu yang ada, para guru bersama kepala sekolah berusaha untuk meramu kegiatan yang dapat mengatasi hal tersebut. Untuk mengenal serta memahami karakteristik para siswa, setiap harinya selama 10 – 15 menit sebelum dimulai jam pelajaran pertama, diadakanlah morning meeting. Tak cukup sampai disitu, untuk mengenal lebih jauh karakteristik para siswa diadakan juga kegiatan Talk with Buddy setiap hari Selasa selama 30 menit. Lalu muncul pertanyaan. Apa itu morning meeting dan Talk with Buddy? Bagaimana bisa kegiatan tersebut membantu guru dan serta siswa mengenal serta memahami karakteristik masing-masing?
Morning meeting dan Talk with Buddy merupakan satu dari banyak kegiatan social emotional learning yang dikembangkan di Prestige Bilingual School. Kegiatan morning meeting merupakan kegiatan persiapan awal kelas selama 10 – 15 menit. Kegiatan morning meeting ini membantu guru untuk menyiapkan para siswa belajar, mengenal satu demi satu hal- hal baru dari siswanya, dan yang terpenting membuat siswa nyaman dan siap untuk memulai aktivitas pembelajaran. Adapun rangkaian kegiatan pada morning meeting diataranya;
- Salam
- Menanyakan kabar para siswa
- Membahas topic seru dan berbagi pengalaman
- Permainan
- Pengecekan jadwal dan kesiapan belajar
- Doa
Kegiatan sederhana yang berdampak luar biasa tidak hanya bagi guru namun juga para siswa. Lalu apa pula yang dimaksud dengan Talk with Buddy? Jika morning meeting dilakukan setiap hari dengan waktu 10- 15 menit sebelum memulai pembelajaran, Talk with Buddy dilakukan sekali seminggu yaitu pada hari Selasa namun dengan durasi yang lebih lama 30- 45 menit. Kegiatan Talk with Buddy merupakan kegiatan pengenalan diri, berbagi pengalaman, kegemaran, dan saling memberi umpan balik antara siswa dan guru. Lebih jauh tentang kegiatan Talk with Buddy, kegiatan ini dilakukan dengan konsep meet and greet, dimana siswa bahkan guru dan staff sekolah secara bergantian akan memiliki kesempetan untuk menceritakan hal-hal terkait dirinya didepan seluruh warha sekolah. Ya kegiatan itu menggabungkan seluruh siswa dari kelas 1 -6. Sehingga kegiatan ini sangat efektif untuk para siswa dapat mengenal lebih jauh para temannya serta guru dapat mengenal ebih jauh tentang para siswanya serta rekan kerjanya.
Saling kenal, mungkin hal ini terdengar sepele namun dengan mengenali serta memahami karakteristik orang lain khususnya para siswa, guru akan mampu lebih memanusiakan para siswanya. Mengajar dengan penuh rasa cinta dan empati. Karena mengajar bukan sekedar hal menyampaikan pengetahuan namun berkaitan tentang rasa, rasa aman, nyaman, serta bahagia. Mengenali para siswa mebuat guru paham bagaimana cara yang tepat untuk menciptakan kelas merdeka belajar. Memahami para siswa membuat guru sadar akan pentingnya berdifrensiasi dalam pembelajaran bahwa setiap siswa itu istimewa dan memiliki cara dan kemamampuan yang beragam. Memahami para siswa menciptakan hubungan lebih dalam yang bukan hanya sebatas guru dan siswa namun lebih dari itu, karena sekolah merupakan miniatur masyarakat yang menyiapkan para siswanya untuk siap hidup.