Model Pembelajaran Window Shopping Untuk Layanan Klasikal

Pendidikan adalah perjalanan tanpa akhir, substansi boleh berganti dengan kurikulum baru akan tetapi esensi pendidikan adalah tongkat estafet yang tidak akan berkesudahan.Termasuk konsep merdeka belajar. Bagaikan seni dalam hidup, pendidikan adalah seni untuk membuat manusia semakin berkarakter. Merdeka  pikirannya, merdeka hatinya, merdeka kreativitasnya. Berperan sebagai konselor pendidikan atau biasa dikenal sebagai Guru BK dalam mensukseskan program merdeka belajar disekolah adalah tantangan terkini khususnya dalam merekonstruksi agar peserta didik menjadi lebih berkarakter sesuai dengan nilai-nilai tercermin dalam Pancasila.

Mengutip filosofi dari Ki Hadjar Dewantara “Pengaruh Pengajaran itu umumnya memerdekakan manusia atas hidupnya lahir, sedang merdekanya hidup batin terdapat dari pendidikan.” Dari kacamata bimbingan dan konseling, konsep yang terkandung dalam merdeka belajar bukanlah sebuah hal yang baru.Tetapi melakukan inovasi dalam kegiatan pemberian bantuan layanan adalah keharusan.

AWAL

Sebagai guru BK, program merdeka belajar adalah pedoman dalam melaksanakan kegiatan bimbingan dan konseling. Terkait dengan poin dalam merdeka belajar yang terhubung dengan bimbingan dan konseling diantaranya adalah asasmen. Penggunaan asasmen Kompetensi Minimun yaitu Literasi dan Numerasi, Asasmen Literasi dan Numerasi telah digunakan oleh guru BK di Indonesia dengan penggunaan asasmen tes. Asasmen tes dilakukan untuk memperoleh data yang relevan , objektif, akurat dan komprehensif tentang kondisi anak sebagai dasar penyusunan program BK agar sesuai dengan kebutuh peserta didik.Asasmen tes yang dilakukan adalah tes yang telah terstandar seperti pemberian tes bakat minat, tes kepribadian, tes gaya belajar atau pelatihan Psikotes.Asasmen tes dilakukan dalam pemberian layanan bimbingan  klasikal atau layanan bimbingan kelompok. Selanjutnya adalah kegiatan survey  karakter,survey karakter adalah salah satu tendensi dalam bimbingan dan konseling dengan melakukan penguatan pendidikan karakter. Implementasi pendidikan karakter dapat dilakukan dalam bentuk layanan orientasi. layanan bimbingan klasikal, layanan bimbingan kelompok maupun layanan konseling kelompok. Layanan orientasi, guru BK dapat menyampaikan tentang pendidikan karakter yang harus dimiliki oleh peserta didik dan mensosialisasikan tentang program merdeka belajar terutama pada peserta didik baru. Terkait dengan layanan bimbingan klasikal,layanan bimbingan kelompok maupun layanan konseling kelompok disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik dalam lingkup kelas atau kelompok. Untuk mendapatkan evaluasi dari proses pemberian pendidikan karakter, guru BK bisa menggunakan teknik non tes seperti wawancara, observasi, angket, sosiometri atau dokumentasi.

TANTANGAN

            Guru BK bisa berperan menciptakan Gerakan sekolah menyenangkan (GSM) yang sudah dilakukan disekolah dan mensosialiasikan dibeberapa sekolah swasta disekitar untuk menciptakan suasana sekolah yang ideal bagi peserta didik. Sekolah yang memberikan gairah dan ruang agar menjadi tempat menyenangkan untuk belajar ilmu pengetahuan dan life skill.Membebaskan sekolah dari perundungan dan memberikan apresiasi berupa reward sederhana untuk memuji hasil usaha peserta didik.Misalnya, guru BK memberikan pujian untuk peserta didik yang sudah tidak terlambat masuk kelas atau memberikan tanda bintang untuk peserta didik yang bersedia melakukan hal baik seperti menolong teman atau rajin membersihkan kelas. Guru BK juga perlu memiliki karakter humanis seperti murah senyum, ramah dan menunjukkan sikap peduli dilingkungan sekolahan sebagai afiliasi dari gerekan sekolah menyenangkan (GSM).

            Guru BK juga mempunyai peran sebagai fasilitator dalam pemberian informasi, untuk kegiatan PPDB dan zonasi sekolah untuk calon peserta didik baru.

            Penyusunan RPL BK,guru BK mempunyai keluwesan untuk membuat RPL yang kekinian dengan menyusun konsep sederhana yang memiliki terobosan baru dalam kemerdekaan menentukan intervensi layanan yang dibutuhkan peserta didik.

AKSI

Saya, mengambil contoh dalam kegiatan layanan bimbingan  klasikal bidang sosial.Kondisi kelas di awal , peserta didik kurang bersemangat mengikuti pelajaran, gejalanya mereka lebih sering ngobrol sendiri saat saya menerapkan metode ekspositori atau terlihat mereka sering mengantuk bahkan ada yang meletakkan kepalanya diatas bangku.Saat saya Tanya mereka menjawab, bosan dari jam pertama pelajaran hanya dijelaskan dan mengerjakan tugas oleh guru-guru mapel lain.  Fenomena dilapangan, peserta didik merasa bosan dengan metode ekspositori. Hal itu menjadi tantangan bagi saya untuk membuat metode belajar yang berbeda.Akhirnya saya terpikir untuk menerapkan RPL satu lembar, menjadi inovasi dalam penerapan layanan klasikal dengan pembaruan topik bidang sosial dengan teknik Window Shopping.Window shopping adalah pembelajaran berbasis kelompok seperti  sedang melihat-lihat di mall tanpa berbelanja. Dalam metode ini, peserta didik diarahkan untuk berbelanja, melihat-lihat dan menagmati hasil tugas kelompok lain untuk dicatat dan didiskusikan sebagai oleh-oleh untuk anggota kelompok lain. Peserta didik dikelas dibagi dalam beberapa kelompok. Tiap kelompok menentuka tema perilaku penyimpangan sosial yang mereka paparkan. Ada yang mengangkat topik bullying, body shaming, free sex, narkoba, balap liar dll.

Peserta didik diberi kebebasan untuk membuat paparan sesuai keinginan kelompok dan kreativitas mereka. Terdapat kelompok yang membuat poster dengan canva, menampilkan biblio dengan buku dan ada yang membuat project flipbook.

Tahapan ini bermula dengan pemajangan hasil kerja kelompok di dalam dan luar kelas, terdapat pembagian 2 anggota bertugas sebagai penjaga toko untuk memberikan informasi kepada pengunjung yang datang sedangkan yang lain berjalan-jalan ke toko lain. Pada kegiatan pemberian informasi inilah terjadi kegiatan tutor sebaya (peer tutoring).. Kegiatan ini bisa dimodifikasi dengan pemberian reward dari kelompok untuk teman-teman berkunjung seperti memberikan permen atau ucapan terimakasih di kertas sebagai buah tangan.Setelah waktu yang telah ditentukan selesai, masing-masing anggota yang berkeliling diminta untuk kembali ke kelompok asal, dan anggota kelompok bertukar informasi berdasarkan hasil kunjungan yang telah dilakukan.

Kegiatan layanan bimbingan klasikal dengan metode window shopping bisa membuat peserta didik bebas mengekpresikan kreativitas, pengetahuan dan afektifnya karena peserta didik berpondasi untuk bereksperimen terkait sesuai dengan keinginan mereka dan dapat memanfaatkan media-media pendukung disekitar mereka.

PERUBAHAN

Dari penerapan metode window shopping di kelas, peserta didik terlihat lebih antusias mengikuti kegiatan belajar. Mereka mendapatkan pengalaman yang berbeda apalagi banyak aktivitas yang melibatkan motorik yang mereka dapatkan, seperti berjalan-jalan, bercerita dan menulis laporan. Hasilnya, peserta didik lebih paham terkait jenis-jenis perilaku menyimpang sesuai dengan yang mereka pilih dalam topik bahasan.

            Relevansi peran konselor (guru BK) dalam proses konseling di program merdeka belajar adalah guru BK memiliki kemerdekaan dalam menerapkan intervensi teknik-teknik konseling yang dibutuhkan oleh konseli.Fakta di lapangan, problem pada konseli sebagaian besar membutuhkan penanganan segera, sehingga pemahaman yang muncul adalah teknik-teknik konseling yang berprosedur membutuhkan waktu lama untuk digunakan dalam penanganan peserta didik, tetapi guru BK tetap bisa memberikan penanganan konseling sesuai dengan standar teori konseling tanpa harus risau bahwa tidak ada waktu yang cukup.

Sebagai konselor atau guru BK sudah seyogyanya memahami intervensi teknik konseling apa yang tepat untuk membantu mengentaskan permasalahan konseli karena bagaimanapun pondasi konseling sudah memiliki pijakan yang tidak hanya sekedar advice (pemberian nasihat).

Guru BK sebagai pengejawantahan yang memahami psikologis peserta didik bisa memilih pengguanaan realisasi dari aliran psikologi seperti  humanisme, behavioral, gestalt,transpersonal dan yang lain.  Menganut system merdeka belajar, untuk konseli yang datang kita memberikan kebebasan konseli untuk menceritakan permasalahan dan memberikan kemerdekaan untuk konseli memilih masalah mana yang ingin dientaskan. Guru BK melakukan pengumpulan data , melakukan analisis masalah dan memilih teknik konseling yang sesuai dengan kebutuhan permasalahan siswa. Implementasi merdeka belajar dalam konseling bersifat menyenangkan guna memecahkan masalah siswa. Beraneka macam teknik konseling bisa diterapkan bahkan guru BK bisa memanfaatkan kemajuan teknologi untuk menunjang pemberian layanan konseling seperti konseling behavioral dengan metode cinema edukasi, cyber counseling, e-counseling.

            Pendidikan adalah persemaian benih-benih budaya sesuai dengan zaman. Harapan dengan konsep merdeka belajar, peserta didika dapat berkembang sesuai dengan tuntutan zaman, pendidikan saat ini menekankan agar peserta didik dapat memiliki keterampilan abad 21 tetapi secara kodrat , peserta didik Indonesia berkepribadian luhur lokal berelemen pada pondasi nilai-nilai bangsa Indonesia.

Pendidikan di Indonesia adalah perjalanan tanpa akhir,karena pendidikan adalah proses seumur hidup.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top