Miskonsepsi Project-Based Learning: Capeknya Nambah, Hasilnya Sedikit

Bukik Setiawan, ketua Yayasan Guru Belajar, mengatakan, masih banyak guru mengalami miskonsepsi mengenai pembelajaran berbasis proyek atau project-based learning (PjBL). Padahal PjBL yang tepat akan menjadikan pembelajaran di sekolah lebih relevan dengan kehidupan nyata murid. Hal tersebut disampaikan Bukik saat menjadi pembicara Roadshow Wardah Inspiring Teacher (WIT) 2022 pada Rabu (7/9/2022).

Menurut Bukik, setidaknya ada dua hal yang sering jadi miskonsepsi PjBL. Pertama, PjBL sering dianggap pelajaran membuat prakarya. Murid yang menghasilkan sebuah produk atau karya dianggap sudah menyelesaikan PjBL.

“Ini cukup parah. Kenapa? Murid hanya bisa membuat prakarya. Tapi kompetensi, numerasi, literasi, karakter, tidak terasah. Sudah capek membuat karya tapi hasil yang didapat hanya sedikit,” terang Bukik.

Selain itu, Bukik baru saja menemukan kasus guru yang menerapkan PjBL namun prosesnya tidak sesuai dengan panduan PjBL. Pada kasus tersebut, sang guru kebingungan karena PjBL di kelasnya sudah selesai di tengah semester. Padahal setidaknya PjBL selesai dalam satu semester karena melalui berbagai macam eksplorasi.

“Setelah saya diskusi dengan guru ini, saya menemukan jika proses refleksinya, eksplorasi, penalaran, interaksi, kolaborasi, tidak dilakukan. Pantas saja cepat selesai,” jelas Bukik.

Guru yang mengalami miskonsepsi PjBL dapat menemukan solusinya pada  WIT 2022. Wardah Inspiring Teacher sendiri merupakan program apresiasi guru melalui rangkaian pelatihan untuk meningkatkan kapasitas guru dalam proses belajar-mengajar di sekolah.

Program ini diadakan oleh PT Paragon Technology and Innovation dan berkolaborasi dengan Yayasan Guru Belajar. Pada tahun 2022, WIT akan memberikan pelatihan untuk 2000 guru dari seluruh wilayah Indonesia.

Bukik menjelaskan, setiap guru peserta WIT 2022 dapat memilih tantangannya masing-masing dalam menyelesaikan program. Salah satunya adalah membuat panduan PjBL yang nantinya bisa digunakan untuk guru di seluruh Indonesia.

“Untuk teman-teman yang haus tantangan dan ingin berkontribusi lebih besar untuk perubahan pendidikan bisa menyelesaikan panduan ini. Nanti peserta akan mendapatkan pendampingan,, sehingga bisa menghasilkan panduan PjBL yang menarik dan bisa digunakan guru-guru lain,” tutur Bukik. (YMH)

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top