Penulisan Praktik Baik Pembelajaran Merdeka Belajar
Oleh: Suningsih_Pergunu
A. Awal:
Sebagai seorang guru, saya sangat berharap dan menginginkan agar siswa-siswi yang saya ajarkan, dapat memahami, mengerti, menerapkan dan terampil akan materi yang sudah saya ajarkan baik saat memberikan materi pembelajaran di dalam kelas ataupun di luar kelas.
Seorang guru adalah salah satu penunjang utama kemajuan pendidikan. Dan kemajuan suatu negara amat sangat dipengaruhi oleh bidang pendidikan. Semakin maju pendidikan di suatu negara, maka akan semakin maju pula bangsa yang ada. Dengan demikian maka peran guru di sekolah akan menjadi suatu keniscayaan dalam menentukan nasib suatu bangsa.
Seorang guru memiliki fungsi yang sangat beragam, baik dalam kaitannya mentransfer pengetahuan maupun dalam hal keteladanan dalam bersikap, berucap, dan bertindak. Untuk mentransfer pengetahuan yang dimiliki, dilakukan seorang guru dengan cara mengajar, membimbing, dan melatih, baik dari segi ilmu pengetahuan, maupun keterampilan. Sedangkan dalam hal keteladanan, seorang guru harus mampu mendidik, baik melalui penanganan langsung pada proses maupun dalam bentuk memberikan contoh terbaik untuk diteladani.
Menjadi seorang guru harus memiliki konsekuensi yang sangat luas, dalam semua aspek kehidupan dan bagi semua kalangan. Saat seorang guru telah mengajar dan mendidik serta memberi teladan maka tugas utamanya tersebut tidak terhenti hanya sampai disitu, tetapi harus ajeg, yaitu harus terus menerus dan berkesinambungan. Karena guru adalah sosok yang pantas untuk digugu dan ditiru hingga akhir hayatnya, dan harus menjadi teladan, baik untuk siswa maupun untuk masyarakat sekitarnya.
Kinerja seorang guru seyogyanya dari hari kehari harus semakin baik, karena mengalami secara langsung pada saat kegiatan belajar mengajar. Apabila ada kendala ataupun kesulitan-kesulitan yang ditemui pada saat mengajar, tentunya langsung bisa introspeksi dan mengevaluasi yang terjadi, mungkin dikarenakan metode pembelajarannya yang kurang sesuai, ataupun karena media pembelajarannya yang sudah tidak cocok dengan masa sekarang ini, oleh karena itu seorang guru merdeka belajar harus memahami kondisi dan profil siswa-siswi yang ada, termasuk kondisi orang tua mereka, dan berfihak kepada murid.
T. Tantangan:
Dalam hal memberikan materi pembelajaran, saya merasakan bahwa siswa mengalami kesulitan menghafal nama-nama latin tumbuhan dan hewan pada materi IPA kelas 7 di MTs Negeri 6 Jakarta, yaitu materi tentang Kompetensi dasar Klasifikasi Makhluk Hidup. Dimana pada materi ini siswa diharapkan mampu menghafal dan menyebutkan beberapa nama latin tumbuhan maupun hewan.
Seperti kita ketahui bahasa latin pada mata pelajaran IPA tentang Klasifikasi makhluk hidup, adalah bukan bahasa sehari-hari yang mereka ucapkan. Dan dengan adanya materi ini di kelas 7, pada kompetensi dasar Klasifikasi makhluk hidup, menghendaki siswa untuk mau tidak mau, suka atau tidak suka, harus mempelajari ini.
Dapat dibayangkan beberapa siswa yang dengan kondisi dan kompetensi yang bervariasi, harus berupaya menghafal pada saat jam belajar, tanpa memperdulikan apakah saat itu mereka sudah siap belajar, sedang dalam kondisi sehat, dan mungkin sedang memikirkan tugas-tugas lain yang diberikan oleh guru-guru yang lain.
Bila saya memaksakan harapan dan mewajibkan siswa untuk menghafal, sementara situasi dan kondisi yang ada didalam kelas tidak memungkinkan, bisa jadi bukannya penguasaan kompetensi yang didapat oleh siswa, tetapi siswa akan merasa jenuh, bosan, tidak suka pelajaran IPA atau bahkan bisa disebut dengan istilah “Menderita Belajar”. Dan hal ini tentunya tidak boleh terjadi pada siswa.
A. Aksi:
Melihat kondisi dan situasi yang ada di dalam kelas, saya merasa ini adalah sebuah tantangan tugas saya sebagai seorang guru. Oleh karena itu saya berusaha dan mencoba mencari ide bagaimana agar siswa saya, saat belajar dan menghafal nama latin makhluk hidup, mereka tetap belajar dengan senang dan gembira, meskipun menghafal dengan menggunakan bahasa latin dan bukan bahasa sehari-hari mereka.
Strategi dan metode yang saya gunakan adalah metode “Games Tebak Kata”. Yaitu sebuah games atau permainan yang dilakukan saat proses pembelajaran, yaitu dengan cara menuliskan nama hewan dan tumbuhan yang ditulis pada selembar kertas kecil berwarna-warni dan berisi tiga sampai empat nama tumbuhan atau hewan beserta nama latinnya.
Kemudian masing-masing siswa memegang satu lembar kertas yang berisi nama tumbuhan dan hewan beserta nama latinnya. Sebelum mereka saling menebak kata, saya memberikan kesempatan mereka untuk membaca dan menghafalkan beberapa nama latin makhluk hidup yang sudah ditulis atau yang ada di dalam buku paket.
Setelah lima menit, saya meminta mereka berdiri sambil membawa kertas yang sudah dibagikan. Kemudian mereka bebas mencari pasangan diantara teman-temannya dan saling menebak bahasa latin dari tumbuhan ataupun hewan yang tertera pada potongan kertas kecil yang dipegang masing-masing secara bergantian. Dan kegiatan itu berlangsung hingga semua teman dalam satu kelompoknya sudah bertukar pasangan. Sedangkan saya mengamati dan ikut berbaur dengan mereka.
P. Perubahan/Pelajaran:
Setelah saya amati dan ikut berbaur diantara mereka, saya menyaksikan betapa bahagianya mereka belajar IPA dengan saling menebak kata yang berisi nama latin tumbuhan maupun hewan yang ada di potongan kertas masing-masing. Mereka belajar sambil berdiri, berpindah kesana-kesini mencari pasangan sambil menebak kata yang menggunakan bahasa latin. Bahkan tanpa disadari ada siswa yang sembari menebak tubuhnya pun ikut bergoyang-goyang karena berusaha mengingat kembali bahasa latin tumbuhan dan hewan yang sudah dihafalnya.
Sungguh saya merasa bahagia, kegiatan pembelajaran menghafal bahasa latin yang awalnya terasa menyiksa mereka, berubah menjadi kegiatan pembelajaran yang menyenangkan, hingga tanpa terasa waktu pembelajaran hampir berakhir. Dan kami melakukan refleksi denagn menarik suatu kesimpulan bahwa dengan strategi pembelajaran tersebut, siswa merasa senang belajar dan mereka merasa lebih mudah untuk menghafal, juga lebih cepat untuk mengingat nama latinnya.
Sehingga dalam hal ini, permasalahan awal yang saya rasakan dapat teratasi. Yaitu, bagaimana cara meningkatkan kemampuan menghafal siswa, terkait materi kompetendi dasar, Klasifikasi makhluk hidup di kelas 7 MTs Negeri 6 Jakarta.
Tidak hanya sampai disitu, saya pun berbagi dan menceritakan pengalaman ini kepada ibu wali kelas yang saya mengajar di kelasnya, juga kepada guru-guru lainnya. Merekapun merasa hal ini adalah sebuah masukan dan pengalaman yang dapat ditiru untuk mereka, katanya.
Saya pun berharap kegiatan ini mampu memberi masukan dalam proses belajar mengajar yang berkaitan dengan variasi model pembelajaran, agar proses dan hasil belajar yang di dapat oleh siswa menjadi lebih baik. Juga menjadi sumbangan pemikiran dan pertimbangan dalam menentukan metode pembelajaran atau pendekatan yang tepat.
Sedangkan bagi siswa dapat menambah dan memperluas wawasan, serta kreativitas dan pengalaman belajar bagi siswa kelas VII E/ Semester ganjil MTs Negeri 6 Jakarta, Kecamatan kramat Jati. Jakarta Timur.
Sedangkan bagi Sekolah/Madrasah, pengalaman saya ini semoga bisa menjadisumbangan pemikiran dan usaha-usaha untuk peningkatan kualitas pembelajaran IPA pada SMP/ Madrasah Tsanawiyah, khususnya pada MTs Negeri 6 Jakarta, Kecamatan Kramat Jati, Jakarta Timur.