AWALAN
Sebagai guru prakarya dan kewirausahaan (PKWU) sudah menjadi tanggung jawab saya untuk mengantarkan peserta didik untuk mencapai KD sesuai kebutuhannya dilengkapi dengan skill / kemampuan agar ilmu PKWU tersebut bisa digunakan untuk survive di dalam kehidupannya. Apalagi PKWU merupakan mata pelajaran yang sebenarnya sangat konstekstual dan aplikatif di kehidupan peserta didik.
Sasaran saya adalah peserta didik dapat menemukan solusi-solusi kewirausahaan yang nantinya dapat digunakan kembali ke kehidupan,, mandiri dan muncul jiwa pembelajar sepanjang hayat.
TANTANGAN
Tantangan dalam menjalankan tanggung jawab tersebut, saya melihat alur yang monoton setiap mengajar walaupun saya sudah berusaha menggunakan active learning. Peserta didik sebenarnya sudah kreatif dalam menganalisa permasalahan di sekitar lingkungan, namun output dari solusi permasalahan tersebut tidak sesuai harapan. Faktor penghambat yang bisa saya lihat, seperti karakteristik peserta didik dan motivasi untuk mengaitkan ilmu dengan kehidupan peserta didik.
Saya sudah berusaha membuat ide-ide yang bertema kearifan local agar peserta didik setidaknya bisa mengembangkan potensi daerah, namun motivasinya masih kurang bersemangat.
AKSI
Atas dasar tantangan tersebut, akhirnya saya mulai berpikir untuk mengubah orientasi sesuai kebutuhan masing-masing peserta didik, namun disesuaikan dengan minat, hobby dan bakat mereka. Caranya adalah sebagai berikut :
- Saya mengajak peserta didik menganalisa Kompetensi Dasar (KD), saya biasakan dengan pertanyaan essensial, misalnya, KD-Pengolahan “Jadi, Pengolahan ini kita lakukan tidak dalam kehidupan sehari-hari? Jika dipelajari lebih lanjut, apakah KD ini bisa menguntungkan untuk kita? Maukah kamu sebagai generasi muda menjadi pioneer kewirausahaan di kota ini?”. Respon mereka sangat antusias.
- Setelah itu, saya mulai membicarakan poyek di PKWU, yaitu membuat semacam CV. Jadi, saya buat tantangan, bahwa kelas ini adalah CV yang baru mulai berdiri, dan akan bersaing dengan CV (kelas lain) yang PKWU-nya saya ampu.
- Saya meminta peserta didik mempersiapkan divisi yang harus dibentuk jika perusahaan baru pertama kali berdiri. Hasilnya ada lima divisi yang penting, yaitu tim manajemen, tim marketing, tim keuangan, tim produksi 1 dan tim produksi 2.
- Peserta didik kemudian secara mandiri memilih divisi atau tim sesuai minat dan bakat.
- Setelah masing-masing divisi terbentuk, masing-masing menentukan job desc dan tema produksi.
- Bersama guru, tim menentukan deadline dan hasil output yang harus dicapai.
Alhamdulillah, dengan metode ini respon peserta didik lebih antusias, termotivasi dan memiliki rancangan apa yang harus dilakukan secara mandiri. Hasil kreatifitas dan produkberagam, sehingga ilmu ini lebih berdampak sesuai kebutuhan peserta didik.
PELAJARAN
Alhamdulillah mereka memberikan respon yang luar biasa, materi di buku jadi mudah dipahami dan tentu saja peserta didik juga memperoleh skill yang berguna untuk survive dalam kehidupannya. Ketika refleksi saya meminta semua sama-sama memberikan pendapat, dan saya sangat terharu dengan hasilnya walaupun saya rasa deadline per pecan bisa saja terlewatkan.
Mereka berkata, “Menurut pendapat saya belajar pkwu sangat menyenangkan dan tidak terlalu berat belajar pkwu sangat mudah dipahami dan tidak merasa kesulitan dalam berpikir pada saat mengerjakan tugas atau ulangan serta pelajaran pkwu lebih mudah dari pelajaran mapel sebelumnya”
“Yang saya rasakan ketika pertama kali belajar sama bu ine, selalu ontime saat pembelajaran dan bahkan mengajari murid” nya dengan kesabaran, menjelaskan materi dengan detail, dan saya paham sama cara ibu menjelaskan, sabar menghadapi murid yang kurang aktif, memberikan yang terbaik untuk kami selama ini. dan mampu meningkatkan motivasi kami dalam belajar lebih giat dan selalu semangat” Strategi ini perlu pengembangan, misalnya meluaskan target pasar tidak hanya di dalam sekolah saja.