Merdeka dalam Program Kepengawasan dengan Akun Pembelajaran
Tentang saya
https://sites.google.com/dinas.belajar.id/fardatunnimah/tentang-saya?pli=1
Penghujung tahun 2020 adalah sejarah dalam dunia pendidikan Indonesia dimana pada saat itu tiba tiba karena wabah covid-19 pembelajaran dilaksanakan secara tatap maya. Merasa dalam gagap teknologi adalah yang dirasakan oleh guru guru sebab pada saat itulah guru harus mencari cara bagaimana pembelajaran tetap berlangsung secara maya dan tidak hanya itu tapi bagaimana cara agar pembelajaran tetap menarik antusiasme murid, tetap bermakna dan terjadi kolaborasi siswa meski jarak jauh serta tidak terjebak dalam pembelajaran yang hanya sekedar bertatap maya untuk mendengar guru dan mendapat tugas saja.
Di lain sisi pada pertengahan tahun 2021 saya mendapatkan tugas baru sebagai pengawas dan ini benar benar merupakan sebuah tantangan yang luar biasa. Hal hal baru seperti program kepengawasan, supervisi akademik, supervisi manajemen dan supervisi klinis dan laporan kepengawasan harus dilakukan sementara keterbatasan waktu dan tenaga serta kesempatan karena kondisi covid-19 yang sudah melanda,
Sebuah hal yang melelahkan jika dalam melakukan program program kepengawasan harus bolak balik ke sekolah. Untuk supervisi akademik saja ada tiga tahapan yaitu pra supervisi, pelaksanaan supervisi dan pasca supervisi. Belum lagi dalam supervisi manajerial yang mencakup 8 standar. Contohnya dalam standar isi adalah tersusunnya dokumen kurikulum sekolah, tim pengembang harus bolak balik konsultasi ke pengawas untuk proses revisi dan validasi dan akhirnya sampai bulan September ada dokumen kurikulum sekolah yang belum selesai. Demikian juga proses penyusunan Rencana Anggaran sekolah, bolak balik konsultasi ke pengawas yang membutuhkan tenaga dan waktu.
Merasakan kondisi yang menguras energi dalam pelaksanaan program kepengawasan membuat saya sebagai pengawas sekolah merasa perlu memanfaatkan akun pembelajaran yang sudah diberikan oleh pemerintah kepada seluruh guru, tenaga kependidikan, siswa dan pengawas. Akun Pembelajaran sebagaimana dijelaskan dalam website belajar.id yaitu sebuah akun google dengan tanda belajar.id dan kata sandi (password) yang dapat digunakan untuk mengakses berbagai aplikasi pembelajaran, memiliki media penyimpanan cloud tanpa batasan storage, kemudahan membuat video pembelajaran, bekerja dengan cara berkolaborasi, video conference tanpa ada batasan waktu, dan juga membuat kelas virtual dengan mudah.
Dalam pemanfaatan akun pembelajaran saya membuat program pengimbasan pemanfaatan akun pembelajaran ke tujuh sekolah binaan yaitu SMP 1 Mejobo, SMP 2 Dawe, SMP 2 Mejobo, SMP 3 Bae, SMp NU Al Ma’ruf, SMP Tahfidzh Ma’had Yasin dan SMPIT Qolsaba, semuanya di Kabupaten Kudus Jawa Tengah. Teknis pengimbasan secara daring dengan google meet dan google classroom. Materi dalam pengimbasan pemanfaatan akun pembelajaran adalah materi yang bermanfaat dalam proses pembelajaran di kelas maupun proses pengadministrasian diantaranya google doc, google drive, spreadsheet, google form, google meet, google slide, google site dan google classroom.
Salah satu hasil dalam proses pengimbasan adalah Tim pengembang sekolah yang terdiri dari delapan standar membuat folder bersama, dimana folder bersama ini hanya ada di akun pembelajaran dan tidak ada di akun google biasa. Menggunakan akun bersama guru dapat membuat, mengunggah dan membagikan file secara bersama. Tautan folder dibagikan kepada pengawas sehingga pengawas dapat melalukan pengecekan, pemantauan dan memberi masukan melalui pemberian komentar di file tersebut. Semua file perangkat pembelajaran dapat terpantau tanpa pengawas ke sekolah binaan, file sarana pra sarana, penilaian dan file guru lainnya.
Proses penyusunan dokumen kurikulum dan rencana anggaran juga tidak perlu bolak balik tim pengembang ke pengawas, namun dokumen yang diunggah dapat ditandai dan dikomentari serta diberikan umpan balik di dalam file. Komentar dan umpan balik pengawas terdokumentasi dengan baik. Demikian pula sebaliknya tim pengembang dapat menanyakan komentar dan umpan balik pengawas yang dirasa belum jelas.
Hasil yang sangat menyenangkan lagi adalah guru guru menjadi sangat antusias dalam penggunaan google formulir dalam proses asesmen, google slide dalam membuat media presentasi, google site dalam pembuatan portofolio tugas peserta didik dan pemanfaatan jamboard dan google drawing dalam pembelajaran. Meskipun di awal 2022 pembelajaran sudah tatap muka terbatas, namun penggunaan google classroom masih digunakan dalam pembelajaran hybrid. Guru mengunggah materi dan lembar kerja di google classroom, peserta didik berdiskusi dan presentasi saat tatap muka.
Alhamdulillah, sebuah upaya yang awalnya merupakan upaya mengatasi tantangan, tidak hanya dapat membantu mengatasi tantangan yang dihadapi namun menimbulkan semangat dan hasil positif yang terus berkembang. Antusiasme peningkatan kompetensi adalah sebuah candu. Jika sudah tercapai sebuah kemajuan pasti akan terpacu untuk selalu meningkatkan ke capaian yang lebih tinggi dan lebih tinggi lagi.