Kurikulum Merdeka adalah program yang baru, Pengawas selaku motivator, vasilitator dan motor penggerak suksesnya sekolah binaan untuk segera melakukan implementasi tentunya harus memiliki persepsi yang utuh dan strategi efektif untuk mendampingi sekolah binaan. Tetapi tantangannya adalah bagaimanakah strategi yang tepat agar implementasi segera terlaksana dan segera terasa dampak perubahannya? Silahkan simak laporan Temu Pengawas Jawa Timur dibawah ini.
Strategi perlu pematangan dari kematangan yang selalu berproses seiring waktu,
bagaikan menata kepingan pazel membangun persepsi dan mengatur strategi demi pencapaian tujuan adalah suatu keniscayaan. Demi suksesnya penerapan Kurikulum Merdeka yang menjadi tanggungjawab Bersama, para pengawas berkolaborasi, saling memberi daya dalam forum berbagi.
Temu pengawas kali ini Koordinatornya adalah Pak.H. Suparman dengan Moderator Bu Vivit Eka Damayanti telah siap memandu dengan ceria para Narasumber untuk menebar praktik baiknya yaitu Pak Lukman Hakim Pengawas SMK. Kabupaten Kediri, Fasilitator Guru Penggerak Angkatan 4, Pelatih Ahli PSP. Angkatan 1, fasilitator PSP Angkatan 2, dan Bu Wahyu Ekawati Fasilitator SMK.PK., dan Ketua KPBN. Komunitas Pengawas Belajar Nusantara siap berbagi ilmu tentang strategi implementasi Kurikulum Merdeka.
Berbagi yang pertama dilakukan oleh Pak Lukman Hakim bermula dari kesadaran beliau bahwa Pengawas adalah agen perubahan, sebagai agen perubahan beliau menemui tantangan antara lain sekolah enggan berubah, para guru sudah merasa dalam posisi nyaman, tidak ada dana untuk operasional yang cukup untuk praktek perubahan, dan juga guru masih bingung untuk melakukan perubahan.
Sedangkan tantangan dari pribadi Pak Lukman adalah untuk mengatur waktu sebagai Pengawas dan Pelatih Ahli yang jadwal kegiatannya sangat padat.
Dari kondisi awal kesadaran akan peranan beliau dan tantangan yang ada maka Pak Lukman memulai aksinya dengan menyusun jadwal kunjungan ke sekolah binaan, mendampingi membuat kesepakatan bersama pada sekolah binaan untuk mengimplementasikan Kurikulum Merdeka, setelah semua sepakat kemudian dilakukan sosialisasi tentang Kurikulum Merdeka untuk kemudian dilanjutkan dengan implementasi Kurikulum Merdeka sebagai proses belajar, dibawah arahan dan pendampingan Pengawas .
Ketika implementasi proses belajar telah dilakukan kemudian dilaksanakan refleksi dampak Kurikulum Merdeka dan kurikulum sebelumnya, kemudian dilanjutkan dengan membuat rancangan perangkat pembelajaran dan menyusun strategi pembelajaran untuk dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran sehari-hari, dan ketika sekolah sudah melaksanakan Kurikulum Merdeka maka Pengawas melakukan pemantauan dan pendampingan untuk memberi motivasi dan inovasi.
Setelah aksi dilaksanakan kemudian dilakukan pemantauan ternyata sudah ada perubahan, walaupun masih samar tapi itu adalah indikasi bahwa ketika ada niat dan semangat maka perubahan akan didapat.
Berbagi selanjutnya dilakukan oleh Ibu Wahyu Ekawati, selaku ketua Komunitas Pengawas Belajar Nusantara beliau menaburkan kasih sayang dan kepeduliannya dengan berbagi pratik baik tentang strategi implementasi Kurikulum Merdeka.
Bermula dari hasil pemantauan beliau bahwa sekolah binaan sudah menyusun Kurikulum Merdeka tetapi implementasinya masih terasa garing, belum subur dan lebat menjalar pada segala aspek dan ruang pembelajaran, tantangan yang dihadapi yaitu pada Sekolah Menengah Kejuruan Pusat Keunggulan SMK.PK. tidak ada pelatih ahli dalam implementasi Kurikulum Merdeka, ada pendamping tetapi kinerjanya kurang maksimal, sehingga ditemukan guru masih banyak melakukan miskonsepsi pembelajaran.
Dari temuan tersebut kemudian beliau melakukan aksi nyata yaitu dengan melakukan coaching kepada Kepala Sekolah dan Guru tentang konsep Merdeka Belajar dan mengajak Guru dan Kepala Sekolah untuk mempelajari modul Merdeka Belajar kemudian melakukan refleksi.
Tindakan strategis yang beliau lakukan ternyata membuahkan hasil, dari pemantauan yang dilakukan ditemukan guru sudah melakukan perubahan cara mengajar, murid sudah ada perubahan cara belajar, Guru melibatkan orang tua untuk memberikan pengalaman nyata pada murid dalam proses belajarnya.
Tebaran praktik baik kedua narasumber begitu memukau para peserta kegiatan temu Pengawas Jawa Timur sejumlah 170 Pengawas dan tibalah saat sesi tanya jawab yang langsung disambut dengan antusias oleh Bu Hariati, Beliau menanyakan tentang bagaimana semangat teman-teman Pak Lukman Hakim, apakah juga bersemangat seperti Pak Lukman sehingga ada teman untuk bergerak bersama? Kemudian disambung oleh Pak Salamudin Tanjung menanyakan tentang cara membedakan menu pembelajaran sesuai fase-fase yang ada untuk masing-masing kelas? Serta menanyakan tentang instrument untuk mengenali defferensiasi murid dan bagaimana menerapkan kegiatan pembelajaran yang berdefferensiasi? Pertanyaan berikutnya dari Pak Madalle Agil kepada Pak Lukman menyampaikan masalah Guru mau bergerak tetapi Kepala Sekolah tidak mendukung karena terkendala system sehingga Guru tidak berdaya untuk menggerakkan sendiri komunitas sekolah apa yang mesti dilakukan?
Kemudian pernyataan dari Pak Mada untuk Bu Wahyu, program pada SMK. PK. Masih kuantitatif belum kualitatif, hanya sebatas memenuhi target tuntutan.
Pada kesempatan tersebut Pak Mada juga membagikan tip cara mudah untuk mengenali profil belajar murid diawali dengan mengetahui minat anak, cara belajar anak, keekonomian anak, kemudian untuk mengetahui profil belajar murid, yaitu tipe anak auditori anak visual ataukah anak motorik, untuk mengetes anak auditori dengan menyebutkan nama dan gelar yang panjang kemudian anak disuruh menirukan, untuk mendeteksi tipe anak yang visual maka beliau menulis gelar dan anak disuruh menirukan, untuk anak yang memiliki tipe belajar motorik ditampilkan animasi kemudian disuruh menirukan, untuk mendeteksi minat anak maka dilakukan wawancara pada anak.
Jawaban dari Pak Lukman untuk Bu Hariati adalah, Informasi tentang kurikulum baru bagi Pengawas diterima lebih akhir dibanding bagi Guru dan Kepala Sekolah, maka Pengawas melakukan kolaborasi untuk menyamakan persepsi dan frekuensi dalam menerima perubahan yang terjadi.
Jawaban untuk pertanyaan Pak Salamudin Tanjung Bagaimana membreakdown materi-materi untuk dapat diterapkan di sekolah, Guru mengadakan elaborasi untuk menyesuaikan materi pembelajaran yang sudah ada di buku dengan menyusun Capaian Pembelajaran untuk disesuaikan dengan fase-fase belajar murid dan dijabarkan menjadi materi-materi pembelajaran.
Kemudian untuk memutuskan melaksanakan Kurikulum Merdeka dengan melakukan mandiri belajar atau mandiri berubah maka dibuat kesepakatan bersama Guru untuk dilaksanakan dengan perlahan, dilakukan pendekatan, dan ada strategi dengan saling membagikan praktik baik. Dan ternyata hasilnya secara berangsur-angsur ketika ditanya kesiapan untuk menerapkan Kurikulum Merdeka mereka menyatakan siap.
Jawaban untuk Pak Madalle Agil adalah banyak hal yang baru disajikan tetapi sebenarnya sudah lama misalnya pembelajaran berdifferensiasi, untuk pelaksanaan assesmen berdefferensiasi yaitu dengan mengerjakan soal-soal yang jumlahnya sama tetapi anak diperkenankan memilih soal-soal yang disukainya saja yang dikerjakan. Assesmen diagnostic tidak harus dilakukan di awal tetapi bisa diakhir pembelajaran sebagai acuan untuk menyusun modul belajar berikutnya.
Pada kesempatan itu Pak Lukman juga memberikan apresiasi kepada Pak Madalle Agil yang telah membagikan tipnya untuk mengenali tipe belajar siswa dengan cepat.
Kesempatan berikutnya Bu Wahyu menjawab pertanyaan P Salamuddin Tanjung tentang pembelajaran berdefferensiasi yaitu dengan memetakan gaya belajar siswa, yang terkadang ada perubahan gaya belajar anak, tidak sesuai dengan deteksi awal, bisa berubah sewaktu-waktu. Ada 3 kelompok belajar siswa dengan kegiatan berbeda-beda, bisa divariasi dengan bergantian posisi suatu waktu di meja A, suatu waktu di meja B, siswa diberi pilihan dengan konten yang sama tetapi prosesnya berbeda, defferensiasi konten berhubungan dengan defferensiasi produk, anak mendemonstrasikan produk sesuai minatnya.
Ketika masih ada waktu sebelum memberikan closing statemen Pak Lukman menjawab pertanyaan tentang implementasi Kurikulum Merdeka pada PAUD, pada dasarnya implementasinya sama hanya Capaian Pembelajarannya yang berbeda, ada pada Permendikbud No 56. Tahun 2022.
Closing statemen P Lukman mengapresiasi peserta belajar, ada hal baru yang diperoleh sebagai narasumber, ternyata pada waktu menyampaikan pertanyaanpun bisa berbagi praktek baik.
Menjelang kegiatan berakhir dilanjutkan dengan closing statement dari Bu Wahyu bahwa dalam implementasi kurikulum merdeka harus menyiapkan toolset, mindset, dan skillset, yang utama disiapkan adalah mindset ditekankan dengan nilai-nilai merdeka belajar dengan KMR. Komitmen Mandiri Refleksi bila semua telah tersedia maka akan mudah sekali menggerakkan guru-guru untuk mengimplementasikannya.
Mulai dari sesi berbagi para Narasumber dilanjutkan dengan sesi tanya jawab banyak sekali temuan yang didapatkan untuk kelengkapan membangun keutuhan persepsi dan menambah kematangan strategi para Pengawas sekolah untuk siap melangkah dengan percaya diri menuju sekolah binaan untuk melakukan pendampingan implementasi Kurikulum Merdeka.
Kegiatan temu Pengawas Jawa Timur diakhiri dengan yel-yel salam Komunitas Pengawas Belajar Nusantara yang dipandu oleh Ibu Wahyu Ekawati : Transformasi, pemberdaya, merdeka belajar!
Dengan taburan pantun acara berbagi komunitas pengawas belajar jawa timur ini akan lebih seru apabila disaksikan langsung pada channel you tube Temu Pengawas Jawa Timur https://youtu.be/sNHDk2beal4
Selamat Memandu Tranformasi