Saya guru mata pelajaran ekonomi kelas utama saya saat mengajar adalah kelas IPS. Kelas yang penuh dinamika dan sangat penuh warna. Kelas IPS identik dengan murid-murid yang sulit untuk fokus saat belajar, juga terkenal kurang disiplin. Kondisi yang demikian menantang guru untuk selalu inovatif dan kreatif agar mampu melakukan pembelajaran yang baik. Pembelajaran yang tetap menarik dan memihak pada murid. Sebagai guru IPS saya sering prihatin dengan rekan guru yang selalu mengeluhkan masalah kelas IPS, tapi tidak mau mencari solusinya. Beberapa rekan guru malah antipati dengan kelas IPS, karena mereka kecewa. Banyak yang hanya memberikan tugas mencatat terus ditinggal pergi kelasnya. Padahal sumber belajar cukup tersedia.
Untuk menarik minat murid dalam pembelajaran dapat dilakukan dengan banyak hal, antara lain dengan metode pembelajaran yang bervariasi, pembelajaran menggunakan game dan memberikan motivasi berupa gambaran manfaat mengikuti pelajaran tersebut atau dengan sesuatu yang menantang murid. Untuk memotivasi murid dengan gambaran manfaat pada kelas ekonomi misalnya, untuk level kelas X kita bisa memberikan gambaran manfaat belajar dengan menyampaikan bahwa kita tidak sedang mengajaknya belajar, tetapi sedang mengajaknya menyiapkan diri menjadi pengusaha sukses. Karena materi ekonomi pada level ini adalah ekonomi mikro yang cenderung membahas ilmu ekonomi secara individu. Jika ada diantara murid yang tidak berminat menjadi pengusaha, kita akan sampaikan, bahwa paling tidak nantinya kita bisa menjadi konsumen atau pemerintah yang bijaksana. Untuk level kelas XI kita bisa sampaikan bahwa kita akan mempersiapkan diri untuk menjadi pejabat negara yang menangani ekonomi atau masyarakat dan pengusaha yang bijaksana, karena kita memahami kebijakan dan tantangan pemerintah dalam kegiatan ekonomi makro.
Cara lain untuk menjaga minat murid juga dapat dilakukan dengan cara memberikan pertanyaan menantang yang disesuaikan dengan tujuan pembelajaran. Misalnya untuk ekonomi kelas XI kompetensi dasar menganalisis konsep dan metode penghitungan pendapatan nasional, bisa kita kemukakan pertanyaan menantang sebagai berikut:
1. Bagaimana negara membiayai pembangunan dan kegiatan lainya?, untuk tujuan pembelajaran menjelaskan pengertian pendapatan nasional
2. Dari mana negara mendapatkan uang untuk membiayai pembangunan? untuk tujuan pembelajaran mengidentifikasi sumber-sumber pendapatan negara.
3. Bagaimana ya pendapatan negara dihitung?, untuk tujuan pembelajaran memahami dan menerapkan metode perhitungan pendapatan nasional.
4. Mengapa negara harus repot-repot menghitung pendapatannya?, untuk menjawab tujuan pembelajaran manfaat menghitung pendapatan nasional.
5. Apakah negara sebesar Amerika Serikat dan negara lainya juga menghitung pendapatannya?, untuk menjawab tujuan pembelajaran membandingkan pendapatan nasional antar negara, dan pertanyaan lain untuk tujuan pembelajaran lain dalam kompetensi ini.
Pertanyaan yang menantang tersebut akan membuat murid tertantang untuk mencari dan menunggu jawaban sampai kegiatan belajar berakhir. Pertanyaan juga sebaiknya yang sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari murid, atau kontekstul. Langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan pertanyaan ini dapat mengikuti sintak model pembelajaran berbasis masalah atau Problem Based Learning atau model pembelajarn lain dengan kreasi guru masing-masing. Yang jelas tujuannya adalah membuat murid penasaran untuk menemukan jawaban pertanyaan. Tidak dapat dipungkiri bahwa cara ini juga ada kendala dan kelemahannya. Misalnya, untuk murid yang kurang fokus mereka akan tidak sabar untuk menunggu jawaban pertanyaan dan malas mencari jawabanya. Mereka akan menunggu jawaban dari rekan lain atau buru-buru mencari jawabannya di google. Padahal jawaban itu tidak ada di sana. Tidak semua kompetisi cocok menggunakan cara ini, terutama untuk materi yang sifatnya hitungan.
Model pertanyaan menantang ini juga kurang efektif bila kita gunakan secara berulang-ulang di kelas yang sama, karena murid akan menjadi bosan. Oleh karena itu kita harus memodifikasi model pertanyaan tersebut. Kita bisa memodifikasinya dengan pertanyaan berupa cerita yang bersambung. Jadi pertanyaan beruntun kita jawab secara bersambung menyerupai cerita. Dengan demikian murid tidak terlalu lama menemukan jawaban pertanyaan, dan bertahan fokus untuk mencari jawaban pertanyaan lain. Kita juga bisa membagi pertanyaan-pertanyaan tersebut secara berkelompok untuk mempercepat proses eksplorasi menemukan jawaban. Cara menampilkan atau menyajikan pertanyaan juga bisa divariasikan. Bisa dengan cara seperti door prize, menggunakan barcode atau dituliskan pada kertas kemudian diselipkan pada bungkus permen atau coklat. Tentu murid akan lebih bersemangat dan terhibur dengan hadiah kecil berupa sebiji permen atau sebatang coklat. Kelas memang akan menjadi sedikit ramai, tapi untuk pembelajaran hal ini dapat ditoleransi.
Apabila pertanyaan dibagi kepada kelompok murid, setiap kelompok dapat menyampaikan hasil kerja kelompoknya dengan berbagai bentuk. Bisa dalam bentuk presentasi, video dialog, voice dialog, atau pantun dan lain sebagainya. Maka kreatifitas dan kolaborasi dapat dikuatkan dalam aktivitas ini.
Dengan berbagai kendala dan kelemahannya setidaknya cara ini menjadi salah satu dari berbagai cara untuk menjaga minat belajar murid. Karena belajar itu harus sepanjang hayat, maka untuk menjaga minat belajar murid kita membutuhkan banyak variasi dan kreasi pembelajaran. Model pertanyaan menantang dan berbagai variasinya ini dapat menjadi alternatif untuk mengatasi masalah kebosanan murid dalam belajar. Guru juga tidak boleh berhenti belajar dan tidak boleh bosan berkreasi dalam mengajar.