Meningkatkan Semangat Belajar Dengan Ice Breaking Dan Window Shopping

Meningkatkan semangat belajar dengan Ice Breaking dan Window Shopping

Oleh : Rina Purwanti (Guru IPA MTs Al Hamid Jakarta)

Sekolah tempat saya mengajar berbasis Pondok pesantren yang terletak di pinggiran kota Jakarta Timur. Tempatnya sangat luas dan sangat asri karena banyak ditanami tumbuhan peneduh di sekitar sekolah dan pondok. Sehingga untuk pembelajaran pun sangat mendukung. Tetapi ketika Pandemi Covid-19 sejak dua tahun lalu semua murid dipulangkan ke rumah masing-masing. Kondisi pembelajaran sekolah dan pondok terpaksa melakukan perubahan. Guru-guru berusaha mencari solusi untuk dapat memberikan pembelajaran yang baik meski dengan berbagai kendala dan keterbatasan. Sekarang memasuki tahun pelajaran 2021/2022 alhamdulillah semua murid dapat kembali ke sekolah dan asrama. Hal ini disambut dengan antusias dan suka cita oleh para orangtua, karena mereka sudah bosan dengan pembelajaran PJJ yang ternyata memberikan beban fisik dan psikis. Pembelajaran yang semula dilakukan daring atau PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh) sekarang bisa dilakukan kembali dengan tatap muka, baik pembelajaran di pondok atau pun di sekolah. Guru dan murid tetap mesti memperhatikan protokol kesehatan, meski sekarang telah memasuki masa endemi.

Memasuki kondisi awal pembelajaran tatap muka di sekolah tahun ini, banyak harapan yang ingin saya wujudkan dalam memperbaiki kondisi pembelajaran. Saya berharap pembelajaran yang luring dapat mengembalikan semangat dan motivasi belajar murid saya. Saya berkeinginan agar murid bisa lebih memahami materi terutama dalam pelajaran IPA yang saya sampaikan secara langsung. Karena saya menyadari ketika masa PJJ sebelumnya saya kurang maksimal dan kurang variatif dalam memberikan metode dan media pembelajaran.

Tapi kenyataan yang saya dapatkan ketika kembali belajar di sekolah, murid masih kurang semangat. Ketika proses pembelajaran berlangsung, ada yang saja murid yang tertidur sehingga tidak memperhatikan pelajaran. Dan ketika kegiatan refleksi ternyata banyak murid yang belum memahami materi yang diberikan. Setelah saya perhatikan dan mengajak murid saya berdiskusi di sela-sela waktu mengajar ternyata masih ada yang belum bisa move-on dari pembelajaran PJJ sebelumnya. Menurut murid saya ketika PJJ mereka terbiasa mengikuti pelajaran dengan google meet atau zoom meet secara santai dan sambil melakukan aktivitas lainnya. Sekarang ketika telah kembali ke pondok dan sekolah mereka belum terbiasa untuk fokus memperhatikan pelajaran. Selain itu yang membuat mereka mengantuk karena mereka masih belum bisa kembali mengatur jadwal rutin mereka. Saat kapan mereka belajar, kapan melakukan aktivitas pribadi seperti mencuci, menyetrika, tidur dan lainnya belum bisa mereka atur dengan baik. Padahal jadwal tersebut sudah ada dan diberikan pembimbing di asrama, tapi mereka belum bisa menyesuaikan kembali ritme dari rutinitasnya, karena seperti baru lagi bagi mereka.

Setelah mengetahui penyebab-penyebab murid saya tidak semangat, mengantuk dan lainnya, maka saya berusaha melakukan strategi pembelajaran untuk memperbaiki keadaan. Saya awali dengan membuat kesepakatan kelas dengan murid. Point-point harapan positif yang kami inginkan ditulis pada selembar kertas karton dan lalu dipajang di tembok kelas sebagai pengingat. Jika terjadi pelanggaran, kami sepakat untuk melakukan refleksi. Kemudian melakukan ice breaking pada awal dan tengah pembelajaran Tujuannya untuk menarik perhatian murid dan membuat mereka termotivasi sejak awal pelajaran. Di tengah-tengah pembelajaran ketika murid sudah terlihat mengantuk atau bosan, saya berusaha peka terhadap situasi dan kondisi murid, agar ritme pembelajaran dapat saya atur dan murid dapat mengikuti dengan baik. Ice breaking yang saya lakukan dengan melibatkan semua murid dalam bentuk nyanyian semangat belajar di awal dan berhitung di tengah-tengah pelajaran. Nyanyian semangat belajar cukup mudah, saya mengambil nada lagu We will rock you dan mengubah liriknya menjadi lirik penyemangat. Sedangkan ice breaking berhitung di tengah pelajaran saya lakukan dengan cara meminta siswa berhitung, dan mendapat angka ganjil maka murid tersebut berkata “Boom”. Bila ada yang salah maka akan bernyanyi di depan kelas. Dengan cara itu murid mulai tertarik, antusias dan bersemangat.

Selanjutnya dalam proses pembelajaran saya berusaha mengenal profil murid. Dengan mengenal profil murid yang beraneka ragam, saya berharap bisa lebih memahami murid. Saya mengajak murid saya untuk melakukan diskusi bersama dalam kelompok. Mereka berusaha mendapatkan solusi dari permasalahan yang saya berikan. Ketika itu materi bioteknologi, saya membawa beberapa produk makanan, minuman dan gambar, kemudian saya minta mereka untuk mengidentifikasikan dan mendeskripsikan produk serta gambar tersebut termasuk kategori bioteknologi. Murid berdiskusi dan mencari dari berbagai referensi yang mereka miliki. Pembelajaran berjalan dengan aktif dan hidup, suara terdengar saling mengeluarkan pendapat dari setiap kelompok. Kemudian tiap kelompok memajang hasil diskusi mereka di dinding dan perwakilan murid dari tiap kelompok melakukan kunjungan ke ke kelompok lain (window shopping). Perwakilan kelompok berkunjung/shopping ke kelompok lain untuk mendapatkan informasi sebanyak-banyaknya. Setelah itu mereka kembali ke kelompok mereka dan menceritakan hasil shoping-nya. Dengan demikian semua murid mendapat informasi yang utuh dari teman dan untuk mereka.

Dengan teknik window shopping itu murid saya secara utuh memperoleh materi dan mereka dapat menikmati proses pembelajaran dengan baik. Kemudian tiap kelompok melakukan presentasi di depan kelas, dan kelompok yang lain diperbolehkan memberikan tanggapan dan pertanyaan. Sampai di akhir pembelajaran, murid terlihat tetap semangat dalam belajar dan tidak ada yang tertidur di kelas. Karena mereka semua terlibat dan bergerak dalam proses mencari informasi. Lalu saya melakukan refleksi dengan membagikan kertas bergambar emoticon senyum, datar dan sedih. Saya meminta mereka memilih salah satu gambar emoticon apa yang mereka rasakan setelah proses pelajaran hari ini. Dan semua murid memilih gambar senyum, yang berarti mereka menyukai dan menikmati proses pembelajaran. Ketika pembelajaran selanjutnya dengan materi yang berbeda saya mencoba melakukan dengan teknik ini lagi, dan tak disangka ternyata murid masih merespon baik dan pemahaman mereka terhadap materi juga lebih baik. Melihat murid yang semangat dan antusias dalam belajar, membuat saya juga semakin semangat untuk mencari teknik/metode kreatif lainnya untuk pembelajarannya. Karena untuk mengantisipasi kebosanan apabila dilakukan teknik yang sama secara terus menerus.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top