Meningkatkan Partisipasi Murid Dalam Pembelajaran Jarak Jauh Melalaui Jaringan Pembelajaran

AWAL :

         Saya adalah seorang guru di MTs. Umdatur Rasikhien Jakarta dan mengampu mata pelajaran IPS kelas 8. Selain mengajar, saya juga mendapat tugas tambahan sebagai wakil kurikulum, oleh karenanya hanya mengajar 4 rombel saja, yaitu kelas 8-1 sampai 8-4 yang merupakan kelas unggulan. Sebelum adanya pandemi, situasi kelas cukup kondusif dan bergairah, murid aktif dalam pembelajaran. Namun, covid melanda Indonesia hingga kegiatan pembelajaran beralih dari tatap muka ke pembelajaran jarak jauh. Awal kegiatan pembelajaran jarak jauh sebagian besar murid bersemangat, tetapi lambat laun kelas menjadi kurang bergairah. Murid seperti tidak bersemangat lagi untuk belajar, bagaimana mungkin tujuan pembelajaran dapat dicapai jika partisipasi murid dalam kegiatan pembelajaran sangat rendah. 

         Memasuki semester genap  materi yang harus saya ajarkan adalah Bab III tentang keunggulan dan keterbatasan antarruang serta pengaruhnya terhadap kegiatan ekonomi, sosial, serta budaya di Indonesia. Adapun tujuan pembelajaran yang ingin dicapai merujuk pada kompetensi dasar adalah  diharapkan murid mampu  menganalisis keunggulan dan keterbatasan ruang dalam permintaan, penawaran, dan teknologi dengan benar. Saya menyadari bahwa materi ini kurang menarik apabila disajikan secara datar dalam bentuk bacaan atau slide yang diinput pada e-learning madrasah kurang menarik perhatian, terlebih sebagian besar murid masih enggan untuk membaca. Berbagai upaya telah guru lakukan untuk membangkitkan gairah belajar murid pada masa pandemi Covid 19. Ternyata apa yang saya alami dan saya keluhkan juga banyak dialami oleh teman-teman dari berbagai sekolah lain.

TANTANGAN :

        Tantangan besar menghadang dalam upaya pencapaian tujuan pembelajaran yang saya temui adalah bagaimana menyajikan materi yang dapat menarik perhatian murid untuk belajar, serta bagaimana mengupayakan adanya keterlibatan orangtua dalam pembelajaran. Saya berusaha mengatasi hal tersebut dengan 2 hal, pertama membuat bahan ajar semenarik mungkin sehingga mengundang rasa penasaran murid untuk mempelajarinya, kedua mengajak orangtua untuk terlibat dalam proses pembelajaran murid dengan bergabung dalam “Jaringan Pembelajaran”. Hal tersebut berkaca dari pengalaman yang terjadi pada pembelajaran di semester ganjil dimana  materi ajar sudah saya siapkan di e-learning madrasah tetapi tidak dipelajari secara seksama, kecuali hanya dilihat sepintas saja. Kenyataan tersebut terlihat dari durasi murid dalam membuka materi ajar cukup singkat. Sementara kenyataan lain jika murid belajar didampingi orangtua maka durasinya bisa lama dan ada komunikasi dengan guru dan wali kelas. 

         Untuk melaksanakan 2 hal tersebut di atas, berbagai kesulitan harus saya hadapi seperti membuat bahan ajar yang  menarik perhatian murid  dan cara mengajak orangtua untuk mau terlibat dalam proses pembelajaran murid.  Kesulitan pertama saya coba atasi dengan cara mencari literatur pembelajaran melalui internet, salah satu yang saya temui adalah membuat konten pembelajaran melalui channel YouTube. Materi yang ingin saya ajarkan banyak terdapat di YouTube, cukup copy link saja. Namun saya pernah dapat masukan dari kepala seksi pendidikan madrasah kantor Kementerian Agama kota Jakarta Timur bapak Dr. Aris Adi Laksono, beliau menyampaikan bahwa jika kita hanya mengambil link pembelajaran di YouTube yang merupakan karya orang lain, maka murid tidak akan mengenal gurunya. Supaya keterikatan emosi antara guru dan murid bisa tumbuh dan terjalin, diusahakan agar membuat konten pembelajaran di Youtube sendiri. Dari sinilah kemudian saya mempelajari cara membuat materi ajar melalui konten YouTube sendiri.  Sementara untuk merangkul orangtua agar terlibat dalam pembelajaran anak-anaknya, saya mengajak mereka dengan membuat kesepakatan dalam “Jaringan Pembelajaran”. Dibutuhkan kesabaran untuk mengajak mereka, karena berbagai latar belakang kehidupan orangtua menjadi problem dan masalah yang tidak sederhana, seperti ada sebagian orangtua yang tingkat pendidikannya sangat rendah, pola pikir mereka yang menganggap bahwa urusan belajar adalah urusan guru atau sekolah, sementara orangtua hanya membiayai saja, atau adanya kendala lain seperti waktu mereka yang sulit untuk mendampingi anak. Perlahan tapi pasti, saya mengajak mereka dari hati ke hati melalui komunikasi grup WA, akhirnya sebagian besar orangtua menyadari bahwa hal tersebut adalah tugas bersama, bukan hanya guru, tetapi juga orangtua dan lingkungan. Dari inilah titik tolak saya untuk membuat kesepakatan “Jaringan Pembelajaran”. Dengan adanya dukungan dari orangtua terhadap kegiatan pembelajaran murid, diharapkan tujuan pembelajaran dapat dicapai.

AKSI :

       Sebagai guru IPS saya terinspirasi dari pembelajaran materi proses kegiatan ekonomi sehari-hari, dimana masing-masing komponen memiliki peran dan tujuan yang berbeda. Sebagai contoh, komponen produksi melaksanakan kegiatan sesuai tujuannya tetapi selalu melihat kebutuhan konsumen. Komponen distribusi melaksanakan kegiatan sesuai tugasnya yakni menyalurkan hasil-hasil produksi untuk menjangkau konsumen yang menjadi sasaran. Hal tersebut menjadi sebuah lingkaran yang saling terkait, yang pada ujungnya memiliki harapan yang sama yaitu terciptanya kemakmuran. Kegiatan ekonomi yang terdiri dari produksi, distribusi dan konsumsi, merupakan sebuah jaringan yang saling terkait. dari sinilah saya menganalogikan jika guru, murid, orangtua, dan stakeholder lainnya merupakan sebuah jaringan yang saling terkait, jika dikerucutkan pada tujuan bersama dalam pendidikan, semuanya menghendaki proses pendidikan yang berhasil, yakni melahirkan murid-murid yang kelak mampu mengembangkan seluruh potensinya dan mampu beradaptasi dengan perubahan zaman.

      Langkah awal saya ajak beberapa orang guru berdiskusi tentang keresahan bersama yang dirasakan guru terkait minimnya partisipasi murid dalam pembelajaran jarak jauh, kemudian saya sampaikan ide untuk mencoba membuat jaringan pembelajaran dengan konsep menyambung peran guru, orang tua, wali kelas dan murid dalam suatu jaringan pembelajaran. Alhamdulillah banyak guru yang menyambut antusias ide tersebut. langkah selanjutnya saya dan teman-teman membuat konsep dalam bentuk proposal sederhana yang kemudian saya ajukan kepada kepala madrasah. 

        Jaringan pembelajaran adalah satu strategi dimana proses pembelajaran dilakukan dengan melibatkan berbagai unsur seperti guru, wali kelas, orangtua, dan murid, dengan tugas dan fungsinya masing-masing untuk mencapai tujuan belajar.  Guru harus menyusun perencanaan pembelajaran yang matang dan menarik serta mengimplementasikannya dalam proses belajar. Wali kelas bertugas membantu dan menjembatani komunikasi antara guru mapel dengan orangtua murid. Lalu orangtua mendampingi dan membantu proses belajar murid atau setidaknya ikut mengawasi proses belajar murid. sementara murid tentu saja menjadi subjek utama dalam pembelajaran. 

       Setelah konsep jaringan pembelajaran disetujui kepala madrasah, saya segera menyusun draf langkah-langkah yang harus dilakukan untuk memulai aksi yang sesungguhnya. Dimulai dari mengundang orang tua melalui grup WA dan melakukan Zoom meeting bagi yang bisa hadir. Saya menyampaikan ide untuk membentuk jaringan pembelajaran beserta dengan aturan-aturannya. Sebagian besar orangtua merasa senang dan berterima kasih serta siap untuk mendukung kegiatan tersebut.  Diantara orangtua murid ternyata ada juga yang berprofesi sebagai guru, respon yang diberikan juga sangat membantu terlaksananya jaringan pembelajaran ini.

         Langkah-langkah dalam membuat kesepakatan jaringan pembelajaran yang saya buat adalah sebagai berikut:

  1. Saya mengajak orangtua dan murid melalui wali kelas untuk memikirkan dengan hati yang jernih  apa yang menjadi keinginan mereka tentang pembelajaran pada musim pandemi.
  2. Saya meminta orangtua dan murid melalui wali kelas untuk menuliskan apa yang mereka pikirkan dan inginkan tentang  pembelajaran.
  3. Saya meminta orangtua dan murid melalui wali kelas menuliskan tentang suasana kelas PJJ  yang mereka inginkan.. 
  4. Orangtua dan murid diberikan kesempatan satu hari untuk memikirkannya dan menuliskan apa yang diinginkan melalui WA Grup Wali kelas.
  5. Setelah semua berpartisipasi dengan bantuan wali kelas, hal-hal yang telah ditulis oleh orang tua dan murid diidentifikasi, mana saja keinginan yang sama dan yang beda, kemudian dituliskan kembali menjadi semacam angket tentang kelas impian dalam Google form.
  6. Hasil jawaban yang ada pada Google form kemudian diinventarisir menjadi butir-butir kesepakatan. yang kemudian didiskusikan kembali dengan orangtua dan murid.
  7. Hasil diskusi terakhir yang disepakati bersama kemudian ditetapkan menjadi kesepakatan bersama.
  8. Draf kesepakatan bersama kemudian kembali disusun dalam Google form, lalu  orangtua, guru, dan murid diminta mengklik tanda setuju sebagai bentuk partisipasi dalam kesepakatan tersebut.

       Setelah komunikasi dengan orang tua dan murid sudah terjalin dan disetujuinya kesepahaman yang berupa kesepakatan, saya memasang kesepakatan tersebut pada menu timeline e-learning madrasah, sehingga ketika murid dan orangtua membuka aplikasi e-learning, maka halaman utama yang terlihat adalah kesepakatan. Penasaran kan, apa saja isi kesepakatannya? Jjika pada awal penggunaan portal e-learning madrasah untuk pembelajaran jarak jauh, yang mempunyai akses hanyalah guru, wali kelas, murid, dan kepala madrasah beserta pengawas saja, namun untuk lebih memaksimalkan peran orangtua dalam PJJ, maka orangtuapun diberikan akses untuk dapat membuka e-learning dengan password yang sama dengan anaknya. 

        Berikut adalah kesepakatan yang dibuat bersama dalam strategi Jaringan Pembelajaran:

  1. Guru, Orangtua dan murid berkomitmen untuk bersama-sama mensukseskan pembelajaran di masa pandemi,
  2. Guru, Orangtua dan murid saling mengisi dan berkontribusi dalam kegiatan pembelajaran sesuai fungsinya masing-masing,
  3. Guru, Orangtua dan murid mengupayakan pembelajaran yang aktif, komunikatif, dan bersahaja.
  4. Guru, Orangtua dan murid saling bantu membantu dalam pemecahan masalah yang dialami dalam pembelajaran.

Dari kesepakatan di atas, saya membuat turunan yang menjadi rambu-rambu dalam pelaksanaan PJJ.

  1. Aturan belajar.
  2. murid login pada e-learning madrasah menggunakan akun masing-masing sesuai termin waktu yang dipilih. Orang tua boleh memantau secara langsung pembelajaran murid dengan login pada akun murid di portal e-learning madrasah menggunakan akun murid.
  3. langkah pertama yang dibuka adalah timeline untuk melihat informasi yang diberikan oleh guru tentang pembelajaran pada hari tersebut. Selanjutnya melihat KI/KD dan tujuan pembelajaran yang dilakukan.
  4. langkah berikutnya adalah murid/orang tua dapat membuka menu bahan ajar yang telah dipersiapkan oleh guru. jika ada pertanyaan mengenai materi murid/orang tua bisa menuliskannya pada menu time laine atau melalui WA grup.
  5. Setelah mempelajari bahan ajar, murid/orang ua dapat membuka menu penugasan. jika memang ada, murid bisa langsung mengerjakannya.
  6. Waktu belajar
  7. waktu belajar secara sinkron dibagi menjadi 3 termin yaitu :

1).  Termin pagi, mulai pukul 07.00 s.d. 09.00.

2).  Termin isang, mulai pukul 14.00 s.d. 16.00

3)   Termin malam, mulai pukul 19.00 s.d. 21.00

  1. waktu belajar bebas (tidak ditentukan), dengan catatan murid melakukan absen masuk pada e-learning, dan jika ingin memberikan pertanyaan boleh ditulis pada timeline yang akan direspon oleh guru pada waktu asinkron.
  2. Jika murid/orangtua semuanya memilih salah satu termin saja, maka termin yang lain tidak dilaksanakan.
  3. Jika ada murid/orangtua yang memilih termin yang berbeda, maka akan dibuat kelompok sesuai pemilihan termin.
  4. Penugasan
  5. guru memberikan penugasan kepada murid sesuai materi/topik yang dipelajari.
  6. penugasan disesuaikan dengan tingkat kemampuan murid.
  7. orangtua diperbolehkan membantu murid dalam menyelesaikan penugasan, dengan catatan orangtua tidak mengerjakan sendiri tanpa melibatkan murid.

 4.   Tahapan pembelajaran

  1. Guru melakukan input rencana pembelajaran pada portal e-learning madrasah, meliputi pencantuman KI/KD mapel, tujuan pembelajaran, materi ajar, dan penugasan.
  2. Guru melaksanakan pembelajaran sesuai jadwal yang disepakati bersama, dan memantau kegiatan dan aktivitas murid selama mengakses portal e-learning.
  3. Pada kurun waktu tertentu guru mata pelajaran menyampaikan informasi terkait respon dan aktivitas murid dalam pembelajaran. Dalam hal ini murid yang tidak hadir dan merespon balik apa yang diinginkan guru serta aktivitas lainnya yang bisa dilaporkan kepada orangtua
  4. Wali kelas melakukan komunikasi dengan orangtua murid melalui WA Grup sesuai data dari guru mata pelajaran.
  5. Orangtua mengambil tindakan terhadap pemberitahuan wali kelas dan menyertakan bukti melalui WA grup.
  6. Masing-masing tindakan diberikan point. baik point pengurangan maupun point tambahan. Sehingga murid yang memiliki point tertinggi pada hari itu akan mendapatkan bonus penilaian maupun bonus lain yang diberikan guru mata pelajaran.

       Giliran saya sebagai guru harus mengikuti aturan tersebut, diantaranya saya harus membuat materi ajar yang lebih menarik yang harus diinput pada aplikasi e-learning. biasanya saya hanya membuat materi berupa rangkuman ditambah slide presentasi berupa power point. kali ini saya harus membuat video pembelajaran sendiri. ada kesulitan di awal proses namun dengan kesabaran akhirnya saya bisa membuat video yang diupload pada channel Youtube, hal ini dilakukan untuk mengurangi beban server e-learning agar tidak terlalu berat, jika memakai video langsung.

         Banyak keseruan dalam pelaksanaan kegiatan “Jaringan Pembelajaran”, seperti keseruan orangtua dan anaknya yang saling bahu membahu menyelesaikan pembelajaran dengan harapan mendapat poin tambahan. Adanya miskomunikasi antara guru, wali kelas dan orangtua yang justru menimbulkan kelucuan, seperti orang tua merespon laporan wali kelas yang disampaikan kepada guru mapel lain. Orangtua yang mencari tahu jawaban penugasan kepada guru dan wali kelas. Seru dan juga asyik, tetapi ada satu kenyataan yang membuat saya harus introspeksi diri, ternyata murid mendapatkan ilmu yang lebih nyata dan bermakna dari orangtua mereka. Saya menghendaki murid mengetahui proses perdagangan antar daerah di Indonesia, ternyata ada salah satu orangtua yang pekerjaannya merupakan pedagang antarpulau. mereka lebih tahu daerah dengan keunggulannya. Alhamdulillah sangat terbantu. 

      Keseruan lain adalah respon murid terhadap pelajaran sangat positif, bahkan mereka saling berlomba untuk mendapatkan perhatian guru, wali kelas maupun orang tua. Terkadang murid pun bisa berkolaborasi dengan orangtua murid yang lain. 

   . “ Pak, kenapa baru sekarang belajarnya seperti ini. Coba dari dulu” ,

    Ya, memang sesuai kesepakatan, murid yang aktif dan berprestasi serta adanya kolaborasi yang baik dengan orangtua akan diberikan handphone sebagai reward atas usaha dan kerja kerasnya. tidak mahal sih harganya, tapi ya cukup bisa dipakai dalam kegiatan pembelajaran.  terus itu HP darimana ? nah … ternyata ketika dilakukan kesepakatan awal HP tersebut dibeli dari iuran guru mapel yang sudah mendapatkan sertifikasi dari pemerintah dengan cara menyisihkan sebagian kecil untuk kepentingan bersama terutama membantu murid-murid yang memiliki keterbatasan ekonomi. Tetapi pada akhirnya ada beberapa orang tua yang juga ikut andil membantu sesama (Alhamdulillah). 

     PERUBAHAN :

Setelah pembelajaran jarak jauh dilakukan dengan “Jaringan pembelajaran”  saya mulai menyadari bahwa saya perlu mengajak teman, orangtua dan murid untuk bersama-sama mensukseskan pembelajaran. Pada sisi lain orangtua dan murid juga menghendaki saya lebih inovatif dalam pembelajaran terutama dalam pembuatan media pembelajaran, hal inilah yang memicu dan memacu saya untuk terus belajar.  Disetiap akhir pembelajaran saya juga minta pendapat orangtua murid tentang kelebihan dan kekurangan proses pembelajaran yang dilakukan. banyak dari mereka yang memberikan masukan kepada saya maupun wali kelas melalui WA grup. Begitu juga kepada murid-murid saya minta kepada mereka untuk memberikan umpan balik terhadap proses pembelajaran yang sudah berlangsung. 

“ Enak Pak, dibantu orangtua, belajarnya jadi mudah” ungkap Nur Azizah, salah seorang murid di kelas 8-1. sementara Muhammad Raihan dari kelas 8-2, sangat bersyukur adanya perhatian dari orangtua,

 “ Terima kasih Pak, orangtua saya sekarang jadi lebih peduli dalam pendidikan saya”,

Ternyata strategi “Jaringan Pembelajaran” juga dipakai oleh teman-teman guru pada mapel lain. mereka merasakan sangat terbantu dengan adanya komunikasi yang intens dengan orangtua melalui “Jaringan Pembelajaran”, karena setiap ada masalah yang menyangkut belajar murid cepat dapat diatasi dan dicarikan jalan keluarnya.

Keluhan guru tentang partisipasi murid sangat rendah dalam pembelajaran jarak jauh, tidak lagi menjadi topik pembicaraan ketika guru akan memberikan penilaian kepada murid. Sementara keluhan orang tua yang sulit sekali mengajak anaknya untuk belajar pun sudah teratasi. Semua merasa senang, bahkan kegiatan “Jaringan Pembelajaran” ini pun terus dilaksanakan sampai saat ini. Berbagai kekurangan dan keterbatasan dalam pelaksanaan tahap awal terus diperbaiki dan disempurnakan, baik dari sisi guru, orangtua, murid, dan stakeholder lainnya. 

Melalui “Jaringan Pembelajaran” ini dapat saya ambil hikmah yang sangat positif, ternyata dengan kerjasama dari semua pihak yang terkait dengan pembelajaran, berbagai kesulitan belajar dapat diatasi. orang tua semakin menyadari pentingnya pendampingan terhadap anak, dan komunikasi aktif dengan guru dan pihak madrasah. Guru semakin terbantu dengan dengan adanya peran wali kelas sebagai penghubung dengan orang tua. bagi murid tugas-tugas yang biasanya lambat dan sulit menjadi cepat diselesaikan dengan adanya bimbingan dan kolaborasi dengan orangtua dan guru. Pandemi covid 19 telah mengajarkan kepada kita semua bahwa dalam kondisi apapun akan selalu ada jalan keluar dari setiap permasalahan, tergantung bagaimana kita mau berusaha atau tidak.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top