Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Dengan Satu Kalimat Satu Pertemuan

Saya seorang guru bahasa Inggris diSMP Negeri 30 Medan. Saya mengajar di kelas VII. Sebagai guru bahasa Inggris, saya ingin agar para murid saya semangat dalam belajar bahasa Inggris. Saya berharap setiap materi yang saya ajarkan

dipahami oleh para murid saya. Saya juga sangat berharap agar para murid di kelas saya belajar dalam situasi yang menyenangkan. Namun kenyataan yang saya hadapi di kelas sangat jauh dari impian saya. Kebanyakan murid saya malah tidak tertarik belajar bahasa Inggris. Mereka tidak mau terlibat aktif dalam proses pembelajaran di kelas saya. Bahkan tidak sedikit dari mereka yang melakukan aktivitas lain, seperti menggambar atau mencoret-coret buku mereka dan bahkan ada yang mengerjakan tugas pelajaran lain. Saya seringkali marah dikelas karena ulah para murid saya. Saya merasa bahwa hal ini tidak boleh saya biarkan begitu saja.. Saya pun memikirkan berbagai metode belajar yang lebih menarik namun tetap saja tidak ada perubahan. Namun dari berbagai metode yang sudah saya gunakan tetaplah ketika proses pengerjaan tugas, murid tetap kurang antusias belajar. Murid yang pada awalnya memang sudah lumayan pintar bahasa Inggris, mereka tetap semangat belajar sementara murid yang awalnya sudah malas belajar bahasa Inggris tetaplah mereka tidak bersemangat dalam mengerjakan tugas yang saya berikan. Mereka kesulitan dalam membuat kalimat sederhana.

Saya mulai memikirkan cara untuk mengatasi hal tersebut. Saya pun berpikir bahwa walau murid saya tidak mampu menuntaskan semua kompetensi dasar yang ada ada di kurikulum, paling tidak ada sedikit ilmu yang mereka peroleh selama belajar bersama saya. Saya pun menemukan ide untuk meminta para murid menuliskan satu kalimat sederhana dalam setiap pertemuan. Saya mendiskusikan ide tersebut dengan para murid di kelas. Saya menjelaskan bahwa mereka cukup menuliskan kalimat sederhana yang terlintas dalam pikiran mereka seperti kegiatan yang biasa mereka lakukan dalam keseharian mereka, kegiatan yang sudah selesai mereka lakukan, kegiatan yang sedang mereka lakukan atau kalimat apa saja yang mereka mau buatkan dalam bahasa inggris. Mereka bebas mau menuliskan apa saja. Para murid pun setuju dengan ide saya. Maka saya meminta para murid untuk menyiapkan buku atau notes kecil yang akan khusus digunakan untuk menulis satu kalimat dalam setiap pertemuan. Kami memanfaatkan waktu 25 menit diakhir pertemuan untuk menuliskan kalimat sederhana tersebut. Saya meminta murid untuk menuliskan kalimat yang ingin mereka tuliskan dalam bahasa Indonesia lalu diterjemahkan dalam bahasa Inggris. Lalu setiap tulisan akan saya periksa dan jika ada kesalahan dalam ejaan maupun tata bahasa/grammar maka saya akan kasih perbaikan. Setelah saya kasih perbaikan, saya pun meminta murid untuk membacakan kalimat yang ditulisnya, jika ada yang kurang tepat saya akan memberi perbaikan dan murid mengulang mengucapkan kalimat tersebut dengan benar. Semua murid wajib menuliskan satu kalimat. Kadang-kadang saya mencoba menanyakan kalimat yang mereka tuliskan sebelumnya untuk sekedar mengetahui apakah mereka masih ingat apa yang sudah tuliskan sebelumnya dan ternyata kebanyakan dari mereka masih ingat kalimat yang mereka tuliskan sebelumnya. Begitulah saya lakukan dalam setiap pertemuan.

Ternyata cara yang saya gunakan ini sangat berdampak positif dalam meningkatkan semangat belajar murid saya. Mereka antusias dalam menuliskan kalimat. Semua murid dikelas mau dan berhasil menuliskan satu kalimat dalam setiap pertemuan, bahkan ada yang menuliskan dua sampai tiga kalimat. Bagi murid yang mau menuliskan dua sampai tiga kalimat setiap pertemuan, saya tantang mereka untuk menceritakan kegiatan harian mereka dalam bentuk diari sederhana. Mereka pun setuju. Para murid semakin bersemangat belajar bahasa Inggris. Saya sebagai guru pun merasa senang dengan perubahan minat belajar murid saya.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top