AWAL
Corona Virus Diseases-19 atau dikenal dengan Covid-19 telah membawa pengaruh terhadap seluruh lini kehidupan, termasuk dunia pendidikan. Pandemi ini telah mengubah paradigma dan berbagai arah kebijakan terkait pelaksanaan proses pembelajaran di Indonesia. Salah satu upaya pemerintah untuk meminimalisir penyebaran virus adalah dengan menerapkan strategi social distancing dengan mengganti pembelajaran tatap muka menjadi pembelajaran jarak jauh.
Pola pembelajaran jarak jauh ini tidak hanya mengubah pola proses belajar mengajar di kelas dari tatap muka menjadi jarak jauh (daring dan luring) tetapi juga mengubah keterlaksanaan berbagai program sekolah, seperti kegiatan ekstra kurikuler sampai pembiasaan penguatan karakter. Salah satu program yang mengalami kendala pelaksanaan karena pola pembelajaran jarak jauh adalah program Gerakan Literasi Sekolah atau GLS. Gerakan Literasi Sekolah atau GLS merupakan suatu usaha atau kegiatan yang bersifat partisipatif dengan melibatkan warga sekolah, akademisi, penerbit, media massa, masyarakat , dan pemangku kepentingan di bawah koordinasi Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah Kemendikbud (Wiedarti, 2016).
TANTANGAN
Sebelum pandemi covid-19, program GLS sebagai implementasi Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2015 di SDN 1 Selumbung telah terlaksana dengan baik, mulai dari kegiatan pembiasaan membaca 15 menit sampai pengembangan perpustakaan ramah anak, namun mengalami kendala pelaksanaan setelah murid belajar dari rumah. Berikut ini adalah beberapa kecenderungan yang terjadi terkait kegiatan literasi di SDN 1 Selumbung di awal pandemi:
- Pembelajaran jarak jauh menyebabkan murid tidak memiliki akses terhadap bahan bacaan yang tersedia di sekolah.
- Keberadaan berbagai sarana dan prasarana literasi yang sudah tersedia di sekolah seperti pojok baca kelas, gerobak baca, pojok literasi di halaman sampai perpustakaan ramah anak tidak dapat dimanfaatkan lagi oleh murid.
- Kurangnya persiapan PJJ membuat guru kesulitan dalam mengintegrasikan literasi dalam pembelajaran.
- Kegiatan literasi secara daring seperti pembiasaan membaca 15 menit sebelum hari pembelajaran belum terlaksana di awal pelaksanaan PJJ karena sekolah masih fokus pada persiapan proses pembelajaran jarak jauh.
Kondisi tersebut di atas tentu sangat memprihatinkan, oleh karena itu sejak Maret 2020 untuk tetap menghidupkan literasi di tengah pandemi sekolah mengupayakan berbagai praktik baik salah satunya dengan memanfaatkan platform literasi digital literacycloud.org. Kegiatan pemanfaatan platform literasi digital literacycloud.org dilatarbelakangi oleh kebiasaan membaca yang mengalami penurunan karena PJJ. Hal ini disampaikan oleh orang tua/ wali murid SDN 1 Selumbung pada rapat penetapan mekanisme PJJ tahun ajaran 2020/ 2021 pada hari Rabu, 15 Juli 2020 dan Kamis, 16 Juli 2020. Pada rapat tersebut orang tua menyampaikan berbagai permasalahan yang dialami murid selama PJJ dari bulan Maret 2020. Terbatasnya akses murid terhadap bahan bacaan di sekolah menyebabkan murid kekurangan bahan bacaan cerita di rumah sehingga perlahan menurunkan kebiasaan baca mereka. Upaya guru membagikan buku cerita setiap hari Sabtu, untuk dibaca murid di rumah ternyata belum membuahkan hasil maksimal. Hal ini membuat penulis mencoba mencari alternatif lain yang dapat memudahkan akses murid terhadap bacaan, yaitu memanfaatkan literacycloud.org.
AKSI
Bagi sebagian guru, orang tua dan murid literacy cloud mungkin masih asing di telinga. Literacy cloud merupakan sebuah flatform digital yang dikembangkan oleh room to read bekerja sama dengan google.org. Dikutip dari lamanhttps://www.roomtoread.org/ dinyatakan bahwa Room to Read bekerja untuk mendukung literasi sekolah dasar di 16 negara dunia, termasuk Indonesia.Platform pembelajaran online Room to Read, Literacy Cloud ( https://literacycloud.org/) menyelenggarakan buku-buku online yang mudah diakses, yang secara khusus dikembangkan oleh penulis dan ilustrator anak-anak di seluruh dunia untuk anak-anak di sekolah dasar. Buku-buku tersebut tersedia untuk diunduh untuk penggunaan offline. Literacy Cloud juga menyelenggarakan video pengembangan profesional untuk pendidik dan pencipta buku anak-anak dengan topik mulai dari membangun kebiasaan membaca hingga apa yang membuat buku anak-anak hebat. Selanjutnya literacy cloud terus disosialisasikan secara luas oleh Yayasan Literasi Anak Indonesia (YLAI).
Di dalam literacycloud.org, kita bisa menggunakan fitur-fitur utama seperti buku-buku, video, daftar bacaan, dan sumber untuk mendukung kegiatan membaca. Fitur-fitur ini didesain sederhana sehingga sangat memungkinkan diakses oleh anak, namun pendampingan guru atau orang tua menjadi faktor yang penting dalam membantu menumbuhkan minat baca anak-anak. Untuk mendukung itu, tersedia video-video terkait dengan kegiatan membaca. Juga terdapat video-video kemampuan membaca yang dapat digunakan sebagai pembelajaran untuk meningkatkan keterampilan membacakan buku. Guru-guru juga diperkenalkan bagaimana mengelola daftar bacaan sesuai keinginan yang diperlukan.
Secara operasional program ini dikelompokkan menjadi 4 tahapan yaitu persiapan, pelaksanaan, evaluasi, dan refleks/tindak lanjut. Secara lebih rinci dapat diuraikan sebagai berikut:
- Persiapan
Kegiatan persiapan dilaksanakan mulai bulan Juni 2020. Pada tahap ini kepala sekolah menyosialisasikan platform literasi digital literacy cloud.org pada dewan guru. Pada kesempatan ini kepala sekolah melatih guru memanfaatkan fitur-fitur yang ada pada literacy cloud.org. dan melakukan analisa terhadap koleksi bahan bacaan pada flatform literacy cloud.org. yang tepat untuk tingkat kesiapan membaca peserta didik di masing-masing kelas.
- Pelaksanaan
Pada tahap ini guru kelas menyosialisasikan literacy cloud.org kepada orang tua murid dan peserta didik di masing-masing kelas melalui WA grup. Sosialisasi berupa video tutorial dan diskusi cara menggunakan literacy cloud.org. Sebagian besar orang tua dan murid mudah memahami cara memanfaatkan literacy cloud, bagi orang tua dan murid yang mengalami kendala guru melakukan bimbingan melalui chat pribadi. Selanjutnya setiap hari secara berulang guru meminta orang tua menemani putra-putrinya di rumah mencari cerita yang mereka gemari di literacy cloud.org. Kegiatan ini dilaksanakan secara fleksibel. Kegiatan bisa dilaksanakan pada pagi, siang atau malam hari. Beberapa kali guru juga meminta murid membaca cerita yang ditentukan guru pada flatform literacy cloud.org. Sebagai kegiatan lanjutan guru meminta peserta didik untuk mengisi jurnal membaca, di mana murid dapat merefleksikan hasil bacaannya pada form jurnal membaca/ journal writing yang sudah disiapkan, guru membimbing peserta didik melalui WA grup.
- Evaluasi
Untuk mengukur perubahan kebiasaan membaca murid, pada awal November 2020 guru meminta sampel murid mengisi instrumen melalui link google form . Hasil analisis data menunjukkan peningkatan capaian kebiasaan membaca murid setelah dilaksanakan kegiatan pemanfaatan literacycloud.org selama PJJ. Dari 29 orang sampel, tidak ada murid yang berada pada katagori kurang dan cukup, 13 orang memperoleh nilai baik, dan 16 orang memperoleh nilai amat baik. Jika dipresentasikan menjadi 44,83% murid berada pada katagori baik dan 55,17% murid berada pada katagori amat baik. Berdasarkan indikator keberhasilan yang penulis tetapkan dimana program dianggap berhasil jika minimal 20 orang dari 29 murid mencapai kategori baik, maka program ini dianggap telah berhasil.
- Refleksi dan tindak lanjut
Berdasarkan analisa proses program di WA grup, diskusi dengan dewan guru, dan hasil evaluasi, ditemukan tantangan, upaya mengatasi hambatan dan dampak kegiatan.
PERUBAHAN
Berdasarkan hasil analisa data, pengamatan dan wawancara pemanfaatan literacycloud.org telah berhasil meningkatkan kebiasaan membaca murid SDN 1 Selumbung selama PJJ. Selanjutnya terdapat beberapa dampak positif dari kegiatan pemanfaatan litecycloud.org selama PJJ, yaitu:
- literacyclod.org dapat memberikan pengalaman membaca baru dan kesenangan pada murid, karena memanfaatkan gadget yang selama ini cenderung dipakai murid untuk rekereasi.
- Guru memiliki pengetahuan baru tentang pemanfaatan teknologi informasi untuk pengembangan literasi jarak jauh.
- Guru dapat memanfaatkan cerita pada literacycloud.org sebagai sumber belajar anak, bahan apersepsi atau materi yang mendukung pembelajaran.
- Meningkatkan kegiatan literasi di rumah. Orang tua murid memanfaatkan literacycloud.org ini untuk kegiatan mendongeng/membaca lantang di keluarga.
- Dampak yang paling mengejutkan adalah program pemanfaatan literacycloud.org ini telah menginspirasi guru-guru di sekolah lain untuk mempelajari dan memanfaatkan literacycloud.org untuk kegiatan membaca di kelasnya.
Rencana Tindak Lanjut
Pemanfaatan literacycloud.org telah mampu meningkatkan kebiasaan membaca murid SDN 1 Selumbung selama PJJ, untuk itu kegiatan ini akan terus dilaksanakan dan dikembangkan untuk menghidupkan kegiatan literasi di masa pandemi. Berikut ini adalah beberapa kegiatan yang akan dikembangkan sebagai bentuk tindak lanjut:
- Melaksanakan kegiatan pemanfaatan literacycloud.org sebagai kegiatan wajib yang dilaksanakan oleh semua guru dan semua murid dari kelas I-VI secara terjadwal dan berkesinambungan.
- Memanfaatkan literacycloud.org untuk pengembangan kegiatan membaca lantang bagi guru-guru. Guru membuat video membaca cerita dan atau mendongeng dengan mengambil bahan bacaan di literacycloud.org.
- Meminta murid membuat video membaca cerita dan atau mendongeng dengan mengambil bahan bacaan di literacycloud.org.
- Mengembangkan kegiatan lanjutan membaca cerita tidak hanya sebatas pada penulisan jurnal membaca, tetapi pada kegiatan menulis kreatif.
Daftar Pustaka
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti. 2015. Jakarta: Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.
Surat Edaran Kepala Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Karangasem Nomor: 440/1378/Set/Disdikpora/2020
Surat Edaran Mendikbud Nomor 3 Tahun 2020 pencegahan Covid-19 di satuan pendidikan
Wiedarti, Pangesti. 2016. Desain Induk GLS. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kemdikbud RI.