Pernahkah sebagai guru marah ketika muridnya tidak paham atau tidak hafal materi yang kita sampaikan?
Dari pertanyaan di atas sepertinya mayoritas guru pernah mengalaminya. Tak terkecuali saya, saya adalah guru wali kelas 4. Sebagai guru, tugas saya adalah untuk membantu mereka meraih kesuksesan. Saya hanya berprinsip orang sukses bisa lahir dari kelas manapun dan murid saya adalah calon orang-orang sukses. Itulah yang selalu membuat saya selalu semangat untuk mengajar mereka.
Sebagai wali kelas pasti mempunyai tantangan tersendiri ketika mengajar. Sering murid mengeluh bahwa materi yang diberikan sangat susah. Hal tersebut berimbas pada antusias murid ketika mengikuti pelajaran. Mereka terlihat malas dan kurang bersemangat karena sudah merasa pusing terlebih dahulu. Terutama pada materi yang menuntut murid untuk hafal.
Ketika ulanganpun nilai yang didapat sangat standar bahkan terkadang jauh dari apa yang diharapkan guru. Sebagai seorang guru, saya berpikir bagaimana cara untuk membantu mereka agar materi yang diberikan mudah ditangkap. Sementara untuk materi kelas 4 begitu banyak yang harus dihafalkan. Sebagai orang dewasapun ketika saya disuruh menghafal materi tersebut akan kesulitan. Jadi saya juga butuh media yang tidak hanya bermanfaat bagi murid tapi juga bagi diri saya sendiri.
Awalnya saya melihat murid bermain dengan kartu gambar saat istirahat. Mereka terlihat sangat senang dengan permainan tersebut. Untuk itu saya juga harus membuat media pembelajaran yang disukai oleh murid. Sayapun teringat dengan permainan kartu kuartet saat kecil. Akhirnya idepun muncul yaitu untuk membuat kartu kuartet yang berisi gambar materi pelajaran. Karena selama ini kartu yang ada hanya berisi gambar superhero. Saya yakin dengan kartu kuartet yang dibuat nanti bisa membantu murid untuk belajar terutama materti hafalan. Sehingga bisa bermain sambil belajar dan menghafal tanpa terasa.
Keesokan harinya saya mencoba untuk menyampaikan ide di depan kelas bersama murid. Mereka sangat tertarik dan penasaran dengan kartu kuartet yang akan saya buat. Selanjutnya saya memanfaatkan beberapa aplikasi yang ada di andrid untuk mendesign kartu kuartet sesuai dengan ekspektasi saya. Ternyata di zaman serba canggih dengan akses internet yang mudah dapat melancarkan pekerjaan saya. Gambar dan aplikasipun dapat saya download dengan mudah.
Beberapa aplikasi yang bisa dimanfaatkan dalam pembuatan kartu kuartet ini adalah canva, pixelab, corel, photoshop, maupun ms word. Namun dalam pembuatannya, saya memanfaatkan ms word. Setelah semua kuartet selesai dibuat kemudian saya simpan dalam format pdf.
Sebelum pembuatan, saya mengumpulkan beberapa kategori dan gambar yang akan saya terapkan pada kartu dengan harapkan kartu tersebut akan menjadi kartu yang dapat menjadi sumber belajar dan menjawab kebutuhan murid. Misal kategori yang saya kumpulkan adalah hewan ovipar, vivipar, ovovivipar dan masih banyak kategori yang lain. Setelah selesai mengklasifikasikan beberapa gambar dalam kategori, proses selanjutnya adalah membuat templat kartu pada ms word dan gambar siap untuk ditempelkan pada templat tersebut.
Sebagai awal, saya hanya membuat dua set kartu tematik dimana setiap set berisi 40 kartu. Sebelum masuk ke tahap cetak, maka perlu diteliti terlebih dahulu apakah ada kategori atau jenis gambar yang salah. Hal ini dikarenakan sebagai seorang guru tidak boleh memberikan informasi yang salah pada peserta didik yang dapat menimbulkan sesuatu yang fatal.
Awal saya mencoba print kartu dengan kertas sampul dan printer yang ada di sekolah, Namun ternyata hasil yang didapat kurang maksimal. Warna dari kartupun kurang menarik. Dengan beberapa pertimbangan, maka saya mencoba untuk mencetak kartu kuartet di percetakan. Hasil dari cetakan sangat bagus dan lebih menarik.
Setelah kartu kuartet jadi, saya berikan kepada peserta didik di kelas untuk mempraktikkannya. Ternyata media kartu kuartet yang saya buat sangat membantu dalam proses pembelajaran. Mereka terlihat asyik dengan permainan tersebut. Suasana kurang antusiaspun tidak terlihat lagi. Setiap selesai bermain kartu kuartet tersebut, selalu saya refleksi tentang informasi yang ada pada kartu tersebut. Hal ini saya lakukan berulang-ulang setiap harinya.
Dengan pembelajaran yang saya lakukan dengan menggunakan kartu kuartet tersebut ternyata menghasilkan capaian pembelajaran yang cukup signifikan. Hal ini terbukti setelah satu minggu saya menggunakan kartu kuartet sebagai media pembelajaran, ternyata hasil dari penilaian harianpun meningkat. Hasil ini sangat menggembirakan karena materi hafalan yang selama ini cenderung susah menjadi lebih mudah.
Saya bersyukur ternyata dengan perkembangan teknologi saat ini, saya mampu membuat kartu kuartet yang dapat membantu para murid keluar dari rasa kegelisahan pada materi hafalan yang sulit bagi mereka. Di sisi lain suasana pembelajaran juga menjadi mengasyikan. Dengan kata kata lain media kartu kuartet dapat dijadikan sebagai salah satu media alternatif dalam kegiatan pembelajaran. Hingga saat ini saya sudah membuat lima set kartu yang sudah digunakan oleh rekan-rekan guru di sekolah mereka.