Mengenal 9 Macam Kecerdasan

Sebagai guru BK saya ingin sekali agar murid-murid saya menyadari akan potensi kecerdasannya masing-masing. Entah cerdas Visual Spasial, Logis-matematis, Musikal, Linguistik, Kinestetik, Interpersonal, Intrapersonal, Naturalis, maupun Eksistensial seperti yang dikatakan Howard Gardner.

Hal ini penting agar mereka memiliki fokus yang jelas akan kompetensi yang akan dikembangkan, dapat menentukan prioritas dalam mempelajari suatu bidang studi yang relevan dengan kecenderungan potensinya, dan mengenali bakat dan prospek karir di masa depan.

Selain itu, mereka diharapkan agar memiliki kepercayaan diri yang semakin baik karena telah mengetahui potensi keunggulan individualnya dan sekaligus menyadari akan kelemahan dirinya. Dari sini kemudian mereka juga bisa menjadi orang yang lebih bijak dalam memandang setiap kelebihan dan kelemahan orang lain.  Bahwa semua orang memiliki keunggulan di bidangnya masing-masing di samping kekurangannya. Ada pepatah arab yang menyatakan, “Kulli syai’in maziyyatun.”  Artinya, “Segala sesuatu memiliki kelebihan”. Oleh sebab itu dapat dipahami adanya perintah Qur’an sebagai berikut, “Laa yaskhar qaumun min qaumin ‘asaa an-yakuunuu khairan-minhum.” Artinya, “Janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diperolok-olok) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok).

Itulah beberapa keinginan awal saya sebagai guru BK terhadap murid-murid saya dan landasan-landasan yang memperkuatnya.

Namun ternyata murid-murid saya mengalami miskonsepsi tentang kecerdasan. Bahkan tidak sedikit yang tidak memiliki konsep apapun sehingga dalam belajar cenderung ikut-ikutan saja. Mereka belajar dengan cara memilih bidang studi tertentu berdasarkan teman-temannya yang umumnya menyukai bidang studi tersebut dan bukan berdasarkan pada kecenderungan potensi kecerdasannya. Mereka juga memiliki kecenderungan suka-tidak suka terhadap guru tertentu sehingga berpengaruh terhadap pilihan bidang studi mana yang diinginkan atau tidak diinginkan. Ada juga sebagian di antara mereka yang memandang kecerdasan itu identik dengan penguasaan terhadap bidang studi tertentu saja. Akibatnya mereka kurang menghargai kemampuan orang lain yang berbeda dengan pandangannya. 

Sebuah tantangan yang harus dihadapi dengan strategi yang sepenuhnya berorientasi pada kebutuhan murid-murid. Oleh sebab itu mereka harus dilibatkan dalam memilih strategi apa yang mereka inginkan agar dapat memahami kelebihan dan kekurangan setiap orang, dan agar dapat mengetahui potensi kecerdasannya. Saya ajak mereka untuk memilih cara, 1. Browsing di internet tentang bahan bacaan yang menjelaskan macam-macam kecerdasan atau 2. Melakukan tes kecerdasan secara online melalui gadget. Mereka memilih cara kedua, tes kecerdasan online dengan menggunakan HP mereka masing-masing.

Saat menjalani tes, awalnya mereka tampak penasaran dan banyak bertanya bagaimana cara memulainya,  tampak antusias selama tes berlangsung, dan merasa surprise saat mengetahui hasilnya secara langsung.

Murid-murid antusias dengan cara belajar itu karena mereka langsung tahu potensi kecerdasannya dan prospek ke depannya bisa berkarir di bidang apa. Ini menjadi topik penjelasan yang saya lakukan setelah tes berakhir dan murid-murid dapat mengikutinya dengan suka cita. Tidak terasa waktu 1 jam pelajaran berlalu, tidak cukup waktu untuk membahas 9 macam kecerdasan seluruhnya sehingga perlu dilanjutkan pada pertemuan selanjutnya.

Cipinang, 2 September 2022

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top