AWAL
Pembelajaran jarak jauh membutuhkan variasi agar murid mendapatkan pembelajaran bermakna sehingga mereka sadar dan dapat menggali, serta mengembangkan potensi yang mereka miliki. Di masa pertengahan pandemic Covid-19, terlihat penurunan antusiasme murid dalam mengikuti pembelajaran jarak jauh. Berbagai penyebab muncul salah satunya adalah pembelajaran yang hanyan berfokus pada kemampuan kognitif 11 mata pelajaran.
TANTANGAN
Dalam pembelajaran yang utuh tentu murid tidak saja memanfaatkan pengetahuannya namun juga memerlukan kreatifitas aksi nyata dari potensi yang dimiliki. Ada murid yang suka melukis, ada yang suka bernyanyi, berpuisi, dan segudang potensi lainnya. Untuk murid yang menyukai literasi puisi kami memfasilitasi dengan membuat kelas literasi puisi. Kelas ini terdiri dari 50 orang murid kelas 7, 8, dan 9 yang menyukai puisi, dan pembina yang terdiri dari guru yang memiliki keterampilan dalam mencipta puisi. Tujuan dari kelas ini adalah menggali dan mengasah kemampuan murid dalam mencipta karya sastra sekaligus membukukan karya tersebut.
AKSI
Kelas literasi puisi menggunakan aksi RED SAW atau dalam Bahasa Indonesia berarti Gergaji merah. Akronim ini dibuat dalam Bahasa Inggris karena penulis mengampu mata pelajaran Bahasa Inggris. Teknik ini meliputi:
R: reading
E: exploring
D: drafting
S: sharing
A: analyzing
W : writing
Dalam kegiatan reading atau membaca, murid dapat membaca berbagai sumber bacaan yang diminati. Selain membaca mereka juga dapat menonton atau mendengar cerita tentang hal yang diminati tersebut. Kegiatan exploring atau mengeksplorasi adalah murid dapat mengumpulkan kata-kata unik yang bisa digunakan untuk membuat puisi. Kegiatan drafting atau membuat draf adalah murid mulai menulis dan merangkai kata-kata yang dikumpulkan menjadi rangkaian baris dan bait.
Selanjutnya murid bisa berbagi apa yang mereka tulis untuk mendapatkan umpan balik. Dalam kegiatan ini penting ditekankan anti plagiarism, sehingga murid menghargai hasil karya orang lain. Setelah mendapatkan umpan balik baik dari sesame murid dan guru Pembina, murid tersebut bisa menganalisa Kembali dan memperbaiki draf puisinya. Terakhir murid menulis puisi utuh mereka.
Sebelum melaksanakan kegiatan dengan Teknik JIGSAW, terlebih dahulu Pembina memberikan beberapa video yang berkaitan dengan Teknik mencipta puisi. Ini sangat membantu murid yang memiliki gaya audio visual.
Kelas literasi puisi melahirkan sebuah karya puisi antologi sebanyak 50 karya. Selain itu guru Pembina juga memberikan apresiasi pada karya-karya terbaik. Semua siswa yang menjadi komunitas kelas literasi puisi menyatakan penggunaan Teknik RED SAW ini ternyata mampu membantu mereka dalam menulis puisi secara lebih mandiri, membuat lebih semangat, dan memahami pentingnya etika dalam menulis seperti plagiarism dan pentingnya etika bermedia sosial.
Hasil kuesioner dan nama peserta tersaji pada https://drive.google.com/drive/folders/1gybFX7taFtN5f5Szenw7s0wiZRFgTb1_?usp=sharing
PELAJARAN
Banyak hal positif yang diperoleh dalam interaksi di kelas literasi puisi ini. Dari Pembina sendiri menyadari bahwa hal kecil yang dilakukan guru bisa membangkitkan dan menggali potensi-potensi siswa yang terpendam yang mungkin tidak akan tergali jika guru hanya berfokus pada aspek kognitif dan mengejar ketercapaian silabus.
Dari sisi murid, mereka menjadi lebih terbuka dalam menyampaikan pendapatnya, mau berbagi informasi, mau membantu menjawab pertanyaan temannya, serta bersikap sopan dalam bermedia social. Murid juga memahami bahwa menghargai hasil karya orang lain adalah etika yang harus dijunjung.
Kegiatan seperti ini harus terus dikembangkan.
Salam dan bahagia.