MENGAPA BELAJAR JAMUR
Oleh : MULYANI, S.Pd
Sebagai seorang guru Biologi SMA yang sudah mengajar sekian tahun lamanya, dengan pergiliran tugas mengajar yang dibebankannya, pasti mempunyai dan mengalami pengalaman yang beragam pada saat memberikan materi pembelajaran. Tidak sedikit materi yang harus disampaikan membuat berkerut keningnya sang guru, apalagi sang murid. Mengapa hal tersebut terjadi? Karena materi Biologi yang harus dipelajari di jenjang SMA sangat banyak dan luas, bahkan dikatakan materinya beranak cucu.
Salah satu materi yang dimaksud adalah mengenai jamur. Sesuai dengan kompetensi inti dan kompetensi dasar yang diterbitkan pemerintah berdasarkan permendikbud nomor 37 tahun 2018 tentang KI dan KD mata pelajaran dirumuskan kompetensi pengetahuannya adalah mengelompokkan jamur berdasarkan ciri-ciri, cara reproduksi, dan mengaitkan peranannya dalam kehidupan, sedangkan rumusan kompetensi ketrampilannya adalah menyajikan laporan hasil investigasi tentang keanekaragaman jamur dan peranannya dalam kehidupan.
Berdasarkan rumusan tersebut, murid diharapkan dapat mempelajari tentang jamur mulai dari ciri sampai peranannya, dan hal tersebut bukanlah hal yang mudah.
Berdasarkan pengalaman yang sudah dilalui, sudah berbagai cara dilakukan, mengalami gagal dan coba lagi mengajarkan materi tentang jamur memang memerlukan pemikiran yang cukup memeras otak.
Pada tahun 2019 saat pandemi belum melanda saya mengajak murid belajar tentang jamur dengan strategi yang berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Saya terapkan merdeka belajar sesuai dengan kondisi yang dapat dilaksanakan pada situasi kami setempat.
Dimulai dengan perencanaan kegiatan dan tahapan pelaksanaan sampai tahap refleksi saya siapkan. Tidak lupa juga saya siapkan kemungkinan-kemungkinan jalan keluar yang harus ditempuh jika rencana yang sudah dibuat mengalami kendala atau kegagalan. Intinya saya coba melakukan pembelajaran dengan komitmen pada tujuan yang ditetapkan sesuai KI dan KD, namun kami lakukan dengan cara mandiri sesuai kondisi lingkungan tempat kami melakukan aktivitas dan terakhir kami lakukan refleksi. Dengan kata lain saya coba terapkan prinsip merdeka belajar yang sudah dicanangkan oleh pemerintah awal tahun tahun 2019.
Program kami lakukan, dan anak-anak menyambut baik rencana pembelajaran yang saya sampaikan. Kesepakatan pun terjalin. Murid-murid mulai membuat kelompok dan mendiskusikan rencana yang akan dilaksanakan. Saya berikan tantangan kepada mereka untuk menunjukkan aksinya secara maksimal, dan mereka sangat antusias.
Seiring perjalanan waktu, rencana yang sudah dibuat oleh tiap kelompok, ternyata tidak semua berjalan mulus. Terdapat beberapa kelompok dimana anggota kelompoknya tidak konsisten dengan kesepakatan yang sudah dibuatnya, ada juga kelompok yang mengalami kendala domisili mereka berjauhan sehingga sulit menentukan waktu untuk kerja kelompok. Dan kendala lain yang juga tidak kalah pentingnya adalah pengaturan beban belajar yang terbatas. Ya, seperti kita ketahui bersama bahwa beban belajar murid SMA tiap mata pelajaran ditentukan sesuai struktur kurikulum, Biologi satu minggu hanya mendapat porsi 4 jam pelajaran, sehingga untuk menuntaskan program yang sudah disusun benturan dengan beban murid yang mendapat tugas lain dari mata pelajaran lain. Disitulah kami harus pandai mengatur waktu agar semua aktivitas pembelajaran yang harus dihadapi dapat dilaksanakan semuanya tanpa ada mata pelajaran lain yang terabaikan, dan itu adalah bagian dari tantangan tersulit
Sesuai dengan rumusan KI dan KD, rencana pelaksanaan proyek pun dieksekusi. Dimulai dengan melakukan investigasi ke tempat budidaya jamur yang ada di sekitar lingkungan tempat tinggal. Ada yang mendatangi tempat budidaya jamur tiram, ada yang mendatangi tempat pembuatan ragi untuk membuat tapai, ada yang mendatangi pengrajin tempe, pengrajin tapai, dan ada juga yang melakukan investigasi pertumbuhan jamur dari limbah tangkai kosong (tangkos) sawit, serta ada juga yang melakukan survei ke pasar mengidentifikasi jenis-jenis jamur yang dijual di pasar.
Anak-anak melakukan investigasi dengan mendatangi dan mewawancarai serta membuat dokumentasi secara lengkap. Pada kegiatan ini, bagi yang memiliki ketrampilan komunikasi yang baik akan mendapatkan data yang lebih baik dibandingkan dengan temannya yang kurang komunikatif.
Kegiatan selanjutnya yang dilakukan sesuai rencana awal yaitu anak-anak diberi tantangan untuk membuat produk makanan yang melibatkan jamur. Sesuai dengan kesepakatan awal, mereka boleh membuat makanan apa saja namun harus mengandung atau memanfaatkan adanya keterlibatan jamur. Dan hasilnya diluar ekspektasi saya, mereka membuat produk yang sangat variatif. Ada yang olahan seperti lazim ditemukan misalnya donat, bakpau, tapai, namun ada juga yang mengembangkan ide kreatifnya setelah mereka berkomunikasi dengan orang tuanya dengan membuat olahan yang agak istimewa. Misalnya Nasi bakar isi jamur, bakso tempe, risoles isi jamur, jamur krispi dan lain sebagainya.
Aktifitas akhir yang dilakukan adalah anak membuat laporan kegiatan yang telah dijalaninya dimulai dari perencanaan, pelaksanaan investigasi, sampai pembuatan produk makanan dan juga analisa biaya yang digunakan juga prediksi wirausaha yang mungkin bisa dikembangkan dengan analisa modal dan keuntungan yang didapat. Mereka mempresentasikannya di depan kelas dan teman-temannya memberikan tanggapan atau komentar. Semuanya alhamdulillah berjalan dengan menyenangkan. Karena mereka mendapatkan pengalaman yang berharga belajar tentang jamur secara langsung, bukan hanya teori tentang pengelompokan dan ciri-ciri struktur jamur. Dan juga yang tidak kalah asiknya karena olahan yang dibuat dinikmati bersama-sama, teman-temannya juga memberi komentar dan penilaian tentang produk yang dibuatnya. Tepuk riuhpun tak terbendung saat ada yang memberi komentar pada salah satu kelompok yang olahannya dijadikan bahan rebutan karena citarasanya yang istimewa.
Berdasarkan pembelajaran yang sudah kami lakukan, banyak hal yang kami dapatkan sebagai bahan pelajaran. Berikut saya uraikan perubahan atau pelajaran yang kami dapatkan:
Perencanaan yang baik akan berbuah hasil yang baik. Pembelajarn yang kami laksanakan karena direncanakan dengan baik, menghasilkan pengalaman belajar yang bermakna, asik dan menyenangkan.
Jika belajar hanya sekedar teori, seperti pengalaman sebelum menerapkan merdeka belajar, ilmu yang didapat tidak bertahan lama dalam ingatan, karena hanya mengandalkan hapalan. Seberapa lama hapalan akan tersimpan dalam otak dibandingkan dengan aktifitas yang langsung dipraktekkan, pastinya akan sangat membekas dalam ingatan jika aktifitas dipraktekkan.
Kerjasama sangat diperlukan untuk keberhasilan kerja kelompok. Hal ini sangat terlihat bagaimana kolaborasi memegang peran yang kuat untuk mendapatkan hasil optimal.
Rasa capek terobati dengan hasil yang memuaskan. Belajar tentang jamur langsung ke tempat budidaya jamur. Murid belajar langsung secara nyata, menempuh jarak yang cukup jauh, menunggu kesempatan bertemu dengan pengrajin, semua itu memerlukan waktu, dan tenaga yang cukup ekstra. Namun murid merasa puas mendapat pengalaman nyata.
Belajar tentang jamur anak memahami makna kebersihan. Karena murid mendapat penjelasan dan melihat langsung bagaimana budidaya jamur atau proses pembuatan produk yang menggunakan jamur harus menggunakan media yang bersih. Jika media yang digunakan kotor jamur tidak bekerja dengan baik, bahkan mengalami kegagalan.
Menghilangkan miskonsepsi bahwa ragi adalah benda mati. Anak-anak menganggap bahwa ragi adalah benda mati, karena yang mereka lihat adalah berupa butiran dan dimasukkan dalam kemasan tertutup, tidak menunjukkan adanya aktivitas hidup. Setelah ragi dilarutkan dalam air, kemudian mengembang, barulah murid merasa yakin bahwa selama ini mereka keliru menafsirkan, bahkan baru tahu ternyata bahwa ragi adalah makhluk hidup.
Membuka peluang untuk wacana berwirausaha. Pada saat murid praktek membuat olahan berbahan jamur, terbuka fikiran peluang berwirausaha, berdasarkan pengalaman menghitung berapa modal yang diperlukan, berapa jasa yang didapat, dan bagaimana minat konsumen membeli produk yang dibuat. Dapat disimpulkan bahwa murid belajar juga tentang kewirausahaan.
Menghargai hasil pekerjaan. Tidak semua olahan yang dibuat murid menghasilkan cita rasa seperti yang mereka inginkan, ada yang mengalami kegagalan. Sehingga murid menyimpulkan bahwa untuk mendapatkan hasil yang baik perlu kesabaran, ketelitian dan juga perhitungan. Maka secara tidak langsung juga mengajarkan tentang nilai menghargai karya orang lain, tidak mudah untuk mencela.
Tidak mencela makanan. Hal ini ada korelasi dengan penjelasan sebelumnya. Berdasarkan pengalaman ternyata tidak mudah membuat dan mendapatkan makanan dengan cita rasa yang lezat. Maka pada saat menikmati makanan ada yang rasanya kurang nikmat, harus dapat menerima tanpa harus mencela.
Memahami keanekaragaman jamur. Pengetahuan ini secara tidak langsung diperoleh berdasarkan proses pembelajaran yang sudah dilaksanakan.
Memahami peranan jamur. Melalui praktek langsung, dan investigasi yang dilakukan, murid dengan sendirinya dapat menjelaskan apa peran jamur bagi kehidupan.
Semakin bersyukur. Ini yang terpenting. Sikap beryukur atas penciptaan oleh Allah SWT. Tidak sedikit jamur yang kita konsumsi, hidup di atas dahan pohon yang sudah mati, membantu proses pembusukan dan penguraian tanpa merugikan bahkan justru banyak memberikan manfaat.
Dapat disimpulkan bahwa dari pembelajaran tentang jamur anak-anak bukan hanya mendapatkan ilmu tentang jamur secara pengetahuan, tapi juga menguasai ketrampilan komunikasi, kreatif dan inovasi, serta menanamkan sikap sosial dan spiritual.
Refleksi juga saya lakukan melalui google formulir, dan ada yang membuat saya merasa terharu karena anak tersebut menyampaikan curahan hatinya tentang belajar biologi, yang menurut pendapatnya dia merasa kesal dan keberatan mengikuti belajar biologi yang berbeda dengan mata pelajaran lainnya yang hanya mengerjakan latihan berupa soal-soal saja. Namun di akhir dia menyadari ternyata malah sangat berkesan dengan pembelajaran yang sudah dijalaninya. Dan dia berterima kasih sudah mendapat pembelajaran yang sangat mengesankan.
Demikianlah praktek baik yang sudah saya lakukan mengenai pembelajarn mengapa belajar jamur. Banyak pembelajaran yang diperoleh, walaupun masih ada kekurangan disana sini dan belum sempurna, semoga dapat menginspirasi teman-teman untuk lebih menyempurnakan.
Dokumentasi: melakukan investigasi ke tempat budidaya jamur.