Mengajak Siswa Mendiskusikan Tujuan Pendidikan

Perkenalkan saya Dion Matthew, guru BK dari SMP Makarios yang baru saja genap mengajar selama 1 tahun di sekolah ini. Pendidikan merupakan proses belajar sepanjang hayat, karenanya hal ini perlu didiskusikan kepada para murid saya, khususnya murid di kelas 8. Sedikit latar belakang, pandemi yang terjadi lebih dari 2 tahun, menyebabkan kegiatan belajar mengajar dilakukan secara daring. Guru mengajar dari rumah, siswa belajar dari rumah. Semua kegiatan dibatasi, dan pandemi yang berkelanjutan membuat semangat dan motivasi para siswa menurun dan mulai acuh dengan proses belajar.

Tanggung jawab saya sebagai seorang guru adalah untuk membimbing dan mengarahkan siswa untuk memiliki pandangan yang benar dan ajeg dalam pendidikan, oleh karenanya dalam salah satu topik materi di kelas saya adalah dengan mendiskusikan Tujuan Pendidikan. Tujuan dari kegiatan ini adalah agar semua siswa di dalam kelas mengerti seutuhnya apa tujuan mereka berada di sekolah dan menyadari akan segala hal yang mereka pelajari merupakan hal yang berguna untuk kehidupan kedepannya. Berawal dari salah satu celotehan salah satu murid yang menyatakan tidak mau belajar karena merasa hal ini sangat membosankan dan tidak berguna untuk masa depan. Pada awalnya agak bingung mengapa dia bertanya hal ini, namun saya merasa anak-anak ini adalah masa depan penerus bangsa sehingga perlu diarahkan dan diberi pengertian akan tujuan dari pendidikan itu apa. Oleh karenanya saya memfasilitasi kelas saya untuk menjadi ruang bari murid untuk mengaspirasikan pendapat mereka, apa yang mereka rasakan dan pikirkan selama mereka mengecam pendidikan hampir 8 tahun ini. Pada awalnya saya juga awalnya ragu para siswa akan merasa jenuh dan bosan mengikuti kegiatan ini.

Dan memang, pada awal pelaksanakan kegiatan ini, mereka sepertinya mereka kurang antusias, akan tetapi ketika para siswa dipecah dalam kelompok kecil mereka dapat menyalurkan aspirasi mereka secara bebas dan ketika menceritakan hasil diskusinya mereka dapat menyatakan pendapatnya secara sejujur-jujurnya dan apa adanya. Hal ini penting dan sangat baik di mana mereka dapat mengkritisi segala hal yang mereka ingin sampaikan mengenai pendidikan.

Pada awalnya mereka kurang antusias, apalagi yang menjadi tantangan adalah kelas dilakukan secara daring. Sebagai guru, saya pribadi tidak dapat memonitoring para murid. Apakah mereka benar-benar fokus? Apakah mereka mengikuti kelas saya dengan baik? Apakah tujuan kegiatan ini tersampaikan dan tercapai? Dan masih banyak lagi hal-hal yang menyelubungi pikiran saya. Namun, saya tetap berketetapan untuk bisa menyampaikan dan melaksanakan kegiatan ini, karena saya tahu ini adalah kegiatan yang baik bagi mereka.

Untuk membuat kelas menjadi lebih menarik, seperti biasa saya membuka kelas dengan pertanyaan terbuka “Apa itu pendidikan?”, kemudian setelah beberapa murid memaparkan jawaban dan pendapatnya, saya mengajak para murid untuk menonton video singkat mengenai tujuan pendidikan. Setelah mereka menonton video, saya membagi mereka ke dalam beberapa kelompok kecil untuk mendiskusikan apa yang mereka telah tonton, dan mendiskusikan dengan beberapa pertanyaan pemantik seperti :

  1. Apa pendapat kalian mengenai statement posisi menentukan prestasi, apakah hal ini masih relevan hari ini?
  2. Menurut kalian apa tujuan pendidikan?
  3. Apa itu pendidikan yang kontinu, konvergen & konsentris?
  4. Bagaimana saat ini cara kalian bisa mewujudkan tujuan pendidikan?

Dan saat kelompok berdiskusi, terlihat mereka antusias dengan saling bertukar jawaban dan pendapat, meskipun tidak menutup ruang juga bagi anggota kelompok-kelompok yang pasif dan tidak merespon temannya.

Dari kegiatan ini saya mempelajari bahwa siswa-siswa yang saya ajar jauh melebihi ekspektasi saya dan mereka sangat open minded dalam banyak hal, dan para murid dari hasil diskusi dan mendengarkan jawaban-jawaban antar diskusi selain mengetahui tujuan pendidikan mereka juga dibiasakan untuk menghargai berbagai macam pendapat yang ada. Saya pribadi terkesan dengan hasil diskusi dan keberanian para murid. Komentar para siswa antara lain : dapat mendengar pemikiran orang lain yang beragam, dapat menyampaikan aspirasinya, dan merasa diberi ruang untuk berpendapat.

Dari pengalaman ini, tidak menutup semangat saya untuk dapat mengembangkan topik-topik esensial yang dapat menjadi jendela wawasan bagi para siswa dalam kelas. Perubahan dalam diri saya adalah lebih menyadari bahwa siswa-siswa yang saya ajar merupakan pribadi-pribadi yang luar biasa dan saya tidak boleh sama sekali menganggap diri lebih unggul dari para siswa. Karenanya dari sini saya juga terpacu menjadi guru merdeka belajar yang akan selalu mengembangkan potensi dan menggali ilmu sepanjang hayat.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top