Mengajak, Berdampak Dalam Proyek Sederhana

Awal tahun ajaran baru 2022/2023 ini adalah awal saya harus mengemban tanggung jawab baru menjadi kepala sekolah di SMP Yapindo. Sekolah kami adalah sekolah swasta milik perusahaan yang memfasilitasi  anak-anak karyawan  untuk mengeyam pendidikan dengan baik. Perusahaan mempunyai beberpa sekolah dalam berbagai jenjang yang  sekarang dalam satu naungan yayasan yakni Sekolah Sugar Group.  Karena dalam satu naungan, sekolah-sekolah  dalam satu jenjang tentunya mempunyai kesamaan program dalam garis besar kegiatan dan penyelenggaraannya.

Salah satu program yang menjadi tantangan kami adalah lulusan sekolah kami,  SMP Yapindo,  mempunyai kompetensi lulusan yang bernilai plus. Nilai Plus tersebut  menjadi corak dari siswa, yakni mampu melakukan penelitian atau penemuan sederhana dan mampu menulis laporannya serta mampu mempresentasikan karya  tersebut.  Dan sebagai pemimpin saya harus memastikan bahwa program tersebut berjalan dengan baik dan menjadi sebuah tujuan yang harus dipersiapkan dan dirancang pelaksanaannya sehingga dapat terlaksana dengan hasil yang baik.

Keresahan dan kegamangan rekan-rekan guru terhadap program tersebut tentunya sangat beragam. Karena sesuatu yang baru tentunya mendapat respon yang variatif, beberapa optimis walau harus masih menerka-nerka bagaimana alur dan cara melakukannya nantinya. Pun demikian beberapa rekan gamang dengan program tersebut, karena merasa itu sesuatu yang masih jauh dari angan pencapaian dengan situasi dan kondisi siswa yang mereka rasa mungkinkah dapat terlaksana? Tentunya respon dan tanggapan akan tersebut adalah hal yang wajar dan harus menjadi motivasi dan tantangan untuk kita dapat  merancang dan melaksankannya.

Respon positif dari beberapa rekan tentunya akan menjadi energi positif dalam menjalankan program ini. Hal ini akan menjadi modal partisipasi aktif rekan-rekan untuk tahu lebih mendalam dan mempersiapkan diri untuk terlibat dalam pembimbingan siswa nantinya. Respon gamang dan statif rekan-rekan guru  tentunya juga kita sikapi sebagai tantangan dan motivasi untuk berproses lebih intens lagi, untuk justru menemukan hal-hal baru yang dapat kita antisipasi dan dicarikan solusinya.

Setiap kendala, hambatan, dan tantangan pastilah ada solusinya. Kita memerlukan Aksi untuk mengatasi tahapan-tahapan tersebut. Dan aksi membutuhkan rancangan strategi untuk mengatasi hal tersebut.  Menghadapi hal tersebut, saya melakukan observasi dan pemetaan terhadap respon rekan-rekan guru dan siswa-siswa. Beragam hasil pengamatan dan observasi selanjutnya diidentifikasi dan dan dipetakan untuk merumuskan strategi pemecahan masalah.

Berdasarkan pemetaan, maka dirumuskan strategi solusi. Saya mengajak rekan rekan guru yang merespon positif  dan menunjukkan atensi besar untuk berdiskusi tentang program tersebut. Diskusi menitikberatkan pada gambaran tujuan program, mencari contoh dan sumber lain untuk mendapatkan informasi dari pihak lain, memetakan kendala, membuat timeline pelaksaaan, kebutuhan teknis pelaksanaan, serta prosedur dan antisipasi masalah yang mungkin timbul. Keseruan dalam dalam tahapan ini menemukan banyak ide dan masukan dari rekan-rekan yang membangun optimistik pelaksaaan program.

Pelajaran yang didapatkan dalam menerapkan aksi strategi pemecahan masalah tesebut adalah rekan rekan guru mendapatkan gambaran dan contoh yang lebih jelas sehingga memperkuat pemahaman mereka tentang bagaimana program proyek tersebut nantinya akan dilakasanakan dan hasil atau tujuan nantinya. Siswa-siswa pun memperoleh gambaran dan mulai dapat melaksanakan alur pengerjaan proyek pada tahapan awal. 

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top