Menerapkan Model PBL Yang Berbasis HOTS Dan Terintegrasi Dengan TPACK Untuk Meningkatkan Kemampuan Literasi Numerasi Dan Hasil Belajar Peserta Didik

Kegiatan pembelajaran di dalam kelas selayaknya menjadi waktu yang efektif untuk dapat membimbing para peserta didik agar mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Namun dalam pelaksanaan seringkali interaksi yang terjadi antar guru dan peserta didik kuranglah maksimal dan kegiatan pembelajaran yang belum terlaksana secara efektif dan efisien. Beberapa hal yang menjadi permasalahan pada kegiatan pembelajaran yaitu rendahnya kemampuan literasi numerasi peserta didik dan rendahnya hasil belajar peserta didik.

Sebagai seorang guru, saya memiliki tanggung jawab untuk memecahkan permasalahan yang terjadi di lingkungan sekolah tempat saya bertugas. Pada permasalahan kali ini, maka saya memiliki tanggung jawab untuk dapat meningkatkan kemampuan literasi numerasi peserta didik saya dan juga meningkatkan hasil belajar peserta didik saya dengan memberikan pelayanan pendidikan yang optimal.

Seseorang yang memiliki peran menjadi guru memiliki konsekuensi yang tinggi, sebab akan diperhatikan dari semua aspek dari segala kalangan. Saat seorang guru telah mengajar dan mendidik serta memberi teladan maka tugas utamanya tersebut tidak terhenti hanya sampai di sana, tetapi harus ajeg, yaitu harus terus menerus dan berkesinambungan. Karena guru adalah sosok yang digugu dan ditiru hingga akhir hayatnya, dan harus menjadi teladan, baik untuk peserta didik  maupun untuk masyarakat sekitarnya.

Kinerja seorang guru seyogyanya dari hari kehari harus semakin baik. Apabila ada kendala ataupun kesulitan yang ditemui pada saat mengajar, tentunya dapat melakukan introspeksi dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dilaksanakan. Kendala atau kesulitan tersebut mungkin saja dikarenakan metode pembelajarannya yang kurang sesuai, ataupun karena media pembelajarannya yang sudah tidak cocok dengan era digital saat ini. Oleh karena itu seorang guru harus memahami peserta didik dan memberikan pembelajaran yang berpihak kepada peserta didik.

Menurut saya menjadi penting bagi kita semua untuk membagikan pengalaman praktik baik karena dengan adanya praktik baik yang kita bagikan kepada rekan-rekan semua akan menjadi pembelajaran tersendiri bagi kita semua dalam memajukan pendidikan khususnya bagi guru sebagai pendidik. Hal ini karena kita sebagai pendidik akan bertemu peserta didik dengan karakter dan tantangan yang berbeda di setiap masa. Di masa saat ini yang merupakan era society 5.0, dimana pada era ini dikenal sebagai era masyarakat yang dapat menyelesaikan berbagai tantangan dan permasalahan sosial dengan memanfaatkan beragam inovasi dan teknologi. Maka sebagai guru kita harus bisa beradaptasi untuk mengikuti perkembangan zaman yang terjadi yaitu guru harus belajar untuk menyiapkan pembelajaran yang berbasis teknologi. Selain itu, pembelajaran yang diberikan guru diharapkan dapat menyiapkan peserta didik sebelum terjun ke masyarakat umum agar siap menghadapi tantangan dan masalah yang akan terjadi.

Dalam memberikan pembelajaran pada mata pelajaran yang saya ampu yaitu mata pelajaran ekonomi, saya merasa bahwa peserta didik mengalami kesulitan dalam memahami materi yang berhubungan dengan literasi numerasi pada materi di mata pelajaran ekonomi kelas X di SMA Negeri 53 Jakarta, yaitu materi mengenai kompetensi dasar keseimbangan pasar dan struktur pasar. Dimana pada materi ini peserta didik diharapkan mampu menganalisis konsep permintaan, penawaran, keseimbangan pasar, dan jenis-jenis pasar; membuat kurva permintaan, penawaran, keseimbangan pasar; serta membuat fungsi permintaan, penawaran, keseimbangan pasar sebelum dan sesudah adanya pajak maupun subsidi.

Seperti yang kita ketahui bahwa materi ini tidak dapat berjalan lancar jika peserta didik belum memahami konsep dasar matematika berkenaan dengan persamaan garis lurus. Sedangkan kompetensi peserta didik berbeda-beda sehingga menjadi tantangan tersendiri bagi guru untuk dapat menyampaikan materi ini karena tidak semua peserta didik sudah paham materi matematika mengenai persamaan garis lurus dan tidak semua peserta didik menyukai materi yang berhubungan dengan numerasi seperti matematika dan ekonomi. 

Dengan adanya tujuan pembelajaran yang sudah dirumuskan sedangkan hal ini bertolak belakang dengan kompetensi peserta didik yang masih rendah berkenaan literasi numerasi menjadi masalah tersendiri. Hal ini disebabkan oleh peserta didik belum banyak diberikan pelatihan mengenai soal-soal literasi numerasi oleh guru mata pelajaran serta guru yang kurang kreatif dalam mencari/menyajikan soal-soal berkenaan dengan literasi numerasi sehingga peserta didik kurang mendapatkan stimulus untuk meningkatkan kemampuan literasi numerasinya.

Permasalahan selanjutnya yang dihadapi adalah hasil belajar peserta didik yang rendah disebabkan oleh rendahnya motivasi belajar peserta didik. Motivasi belajar yang rendah ini dikarenakan suasana belajar yang kurang kondusif. Hasil belajar yang rendah juga dikarenakan guru masih menggunakan model pembelajaran yang berpusat pada guru (teacher centered learning).Jika hal ini dibiarkan begitu saja tanpa mencari solusi untuk meningkatkan kemampuan literasi numerasi peserta didik dan meningkatkan hasil belajar peserta didik maka kemampuan literasi numerasi peserta didik tidak akan berkembang dan pada akhirnya hasil belajar peserta didik juga tidak mengalami peningkatkan, yang artinya pembelajaran yang telah diberikan oleh guru dan diserap oleh peserta didik tidaklah efektif dan efisien.

Berdasarkan permasalahan yang terjadi maka tantangan yang dihadapi saya sebagai guru yaitu melaksanakan/mengikuti IHT (In House Training) mengenai pembelajaran berbasis HOTS, serta mengimplementasikan pembelajaran berbasis HOTS di dalam kegiatan belajar mengajar. Sebagai guru juga memiliki tantangan untuk menciptakan suasana belajar yang kondusif dengan memanfaatkan berbagai media pembelajaran seperti quizizz, dan video pembelajaran serta dengan menerapkan ice breaking di kelas. Selain itu juga guru diharapkan bisa menerapkan pembelajaran inovatif salah satunya dengan menerapkan model pembelajaran problem based learning (PBL).

Adapun pihak-pihak yang terlibat pada kegiatan ini yaitu:

  1. Kepala sekolah yang memberikan izin dan sebagai narasumber saat kegiatan wawancara
  2. Dosen pembimbing dan guru pamong yang memberikan arahan dan saran kepada guru yang melaksanakan best practice
  3. Rekan sejawat yang membantu kegiatan pembelajaran dan memberikan saran.
  4. Peserta didik yang menjadi sasaran dalam kegiatan pembelajaran

Melihat kondisi dan situasi yang terjadi serta tantangan yang ada dan harus segera diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu saya berusaha dan mencoba mencari cara bagaimana agar siswa saya tetap senang saat belajar meskipun dengan materi yang menurut mereka sulit.

Proses yang dilalui sebelum terlaksananya kegiatan pembelajaran yaitu melakukan identifikasi permasalahan yang terjadi dan mencari akar permasalahan beserta solusinya melalui kajian literatur dan wawancara beberapa pihak antara lain pengawas sekolah, pakar/ahli, kepala sekolah, dan rekan sejawat. Hal ini dilakukan untuk memberikan penguatan bahwa masalah dan solusi yang akan diterapkan sesuai dengan yang terjadi dilapangan. Selain itu, saya selaku guru yang akan menerapkan pembelajaran mendapatkan pengetahuan dan saran/masukan dari hasil wawancara ini.

Strategi yang saya terapkan antara lain menerapkan pembelajaran berbasis HOTS dengan menerapkan model pembelajaran problem based learning (PBL) yang terintegrasi dengan TPACK.

Pada model pembelajaran PBL, peserta didik diberi kesempatan untuk berkomunikasi dan berinteraksi dengan temannya untuk mencapai tujuan pembelajaran, sementara guru bertindak sebagai motivator dan fasilitator peserta didik.

Adapun langkah/Sintaks pada model PBL yang saya lakukan yaitu:

  • Orientasi pada masalah

Pada langkah pertama ini saya selaku guru memberikan stimulus kepada peserta didik melalui penayangan powerpoint canva, video pembelajaran berupa animasi, dan materi singkat dengan metode campuran antara ceramah dan tanya-jawab.

  • Mengorganisasi peserta didik untuk belajar

Pada langkah kedua ini saya selaku guru mengorganisir peserta didik menjadi beberapa kelompok kecil belajar untuk menyelesaikan masalah yang telah disajikan pada LKPD, peserta didik berdiskusi dan mengeksplor melalui berbagai sumber belajar. Untuk materi konsep permintaan dan penawaran, peserta didik menganalisis masalah yang terdapat pada video yang saya lampirkan linknya pada LKPD disetiap kelompok. Sedangkan pada materi membuat kurva dan fungsi permintaan, penawaran dan keseimbangan pasar menggunakan metode tutor sebaya di dalam kelompok kecil.

  • Membimbing penyelidikan kelompok

Pada tahap ini, saya selaku guru menjadi fasilitator bagi semua kelompok sehingga peserta didik bisa berdiskusi dengan saya jika mengalami kesulitan.

  • Menyajikan dan mengembangkan hasil karya

Pada tahap ini, peserta didik mempresentasikan hasil diskusi kelompok di depan kelas, dan tanya jawab.

  • Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah

Pada tahap ini, saya selaku guru melaksanakan evaluasi dan koreksi terhadap hasil pembelajaran dengan peserta didik serta menyimpulkan pembelajaran.

Selama proses pembelajaran di kelas, sebelum dimulainya kegiatan inti saya memeriksa kesiapan peserta didik, berdoa,menanyikan lagu nasional, memeriksa kehadiran peserta didik dan memberikan motivasi kepada peserta didik dengan kata-kata motivasi, video motivasi maupun permainan ice breaking agar peserta didik semangat dalam melaksanakan pembelajaran di kelas. Ice breaking yang saya lakukan berupa permainan sederhana seperti permainan tek dung ces ting duarr, tepuk hitam hijau, tepuk nyamuk, dan tangkap kucing. Selain itu, saya menggunakan platform kuis online yaitu Quizizz dalam mengevaluasi pembelajaran yang membuat peserta didik lebih senang dalam mengerjakan evaluasi karena melibatkan teknologi, tampilan yang menarik, terdapat musik, bonus poin dan lain sebagainya.

Adapun media pembelajaran yang digunakan adalah penayangan power point yang saya buat di Canva, dan video pembelajaran yang saya gunakan dalam pembelajaran merupakan video dari sumber yang dapat dipercaya seperti video dari youtube channel liputan6, tribun news, kompas dan sejenisnya. Video yang disajikan untuk peserta didik juga video berkenaan dengan fenomena ekonomi yang terjadi di kehidupan sehari-hari beberapa waktu yang lalu untuk dikaitkan dengan materi yang sedang dipelajari dan dianalisis.

Setelah saya amati dan ikut berbaur diantara mereka, saya menyaksikan mereka lebih bersemangat dalam belajar ekonomi khususnya materi keseimbangan pasar dan struktur pasar. Dengan menerapkan PBL ini aktivitas peserta didik meningkat yaitu adanya aktivitas diskusi, tutor sebaya, berbagi pendapat, tanya jawab dan saling membantu dalam memahami materi bersama. Hal ini mengembangkan kemampuan peserta didik dalam pembelajaran, serta memiliki nilai-nilai karakter seperti nilai tanggung jawab, kerjasama, demokrasi, dan percaya diri. Selain itu, mereka lebih leluasa dalam mengeksplorasi pemikiran mereka sehingga meningkatkan kemampuan berpikir kritis pada peserta didik.

Dampak yang dirasakan bukan hanya sebatas dirasakan oleh peserta didik namun juga dampak terhadap guru yaitu guru semakin inovatif dalam mengembangkan media dalam pembelajaran di kelas, pengimplementasian media ajar berbasis TPACK membuat guru semakin termotivasi untuk belajar dalam memanfaatkan teknologi dalam proses pembelajaran, dan penerapan model pembelajaran dalam penerapan aksi membuat guru semakin memahami cara untuk mengaktifkan peserta didik dalam pembelajaran sehingga pembelajaran jadi lebih bermakna bagi peserta didik.

Penerapan aksi ini memang bukan suatu langkah yang besar untuk merubah atau memecahkan masalah pendidikan. Hal itu merupakan langkah kecil dalam bentuk alternatif-alternatif pemecahan masalah yang sederhana. Tetapi apabila langkah kecil ini dilaksanakan dengan baik dan konsisten maka akan berdampak positif bagi sekolah. Penerapan aksi praktik baik, penelitian dan membagikannya kepada civitas sekolah akan membuat sekolah semakin berwarna dan berdampak positif bagi peserta didik. Terlebih jika aksi nyata praktik baik ini diunggah ke media sosial seperti youtube, instagram, dan sejenisnya maka sekolah akan semakin dikenal oleh masyarakat, sehingga menambah penilaian positif dari wali murid dan masyarakat sekitar. Dan semoga langkah kecil ini dapat menjadi langkah awal untuk memajukan kualitas pendidikan.

Dan terakhir, dampak yang dirasakan masyarakat/Wali murid adalah  rasa semakin percaya terhadap sekolah. Dengan adanya praktik baik yang dilihat oleh wali murid melalui media sosial tertentu akan menumbuhkan rasa bangga pada diri orangtua/wali peserta didik karena dapat melihat putra-putrinya yang mengikuti pembelajaran di dalam kelas dengan aktif dan kritis.

Pada kegiatan refleksi juga perlu kita perhatikan respon dari orang lain mengenai praktik baik yang sudah kita laksanakan demi mengevaluasi apakah kegiatan yang kita jalankan sudah baik atau belum. Adapun respon yang perlu kita perhatikan antara lain sebagai berikut:

  • Respon Kepala sekolah dan guru

Respon positif yang diperoleh dari Kepala sekolah dan juga para guru sebab dapat membantu sekolah untuk mengatasi masalah pembelajaran yang dialami oleh guru dengan beberapa alternatif seperti penggunaan metode pembelajaran yang bervariatif, model pembelajaran inovatif, dan media pembelajaran yang menarik dan menyenangkan (canva, video pembelajaran, kuis online)

  • Respon Peserta didik

Peserta didik sangat senang dalam melaksanakan pembelajaran. Hal yang membuat mereka senang karena adanya pemanfaatan teknologi dalam kegiatan belajar mengajar yang menarik dan menyenangkan. Dengan penerapan model pembelajaran yang membuat mereka menjadi lebih aktif dan mengeksplorasi ilmu pengetahuan dan berpendapat. Peserta didik juga mengetahui kaitan materi dengan fenomena yang terjadi di keseharian mereka.

Keberhasilan dari penerapan strategi pembelajaran pada aksi ini dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor keberhasilan pembelajaran tersebut antara lain :

  1. Dukungan yang diperoleh dari kepala sekolah berupa izin untuk melaksanakan praktik PPL dan dukungan teman sejawat berupa tenaga dan waktu untuk membantu mempersiapkan alat dalam proses perekaman kegiatan pembelajaran.
  2. Penguasaan guru terhadap model pembelajaran, metode pembelajaran, dan media pembelajaran yang terintegrasi dengan TPACK sehingga dapat melancarkan kegiatan belajar. Keterampilan dalam perencanaan berupa pembuatan LKPD, bahan ajar, dan langkah-langkah pada RPP juga tidak kalah pentingnya untuk menentukan keberhasilan pembelajaran
  3. Keaktifan peserta didik dalam memecahkan masalah melalui kegiatan diskusi kelompok. Hasil diskusi kelompok kemudian dipresentasikan dengan penuh tanggung jawab dan percaya diri.
  4. Sarana prasarana yang mendukung kegiatan pembelajaran. Media penayangan canva, quizizz, dan video tidak akan bisa digunakan untuk pembelajaran yang interaktif tanpa adanya LCD proyektor dan speaker

Hasil penerapan strategi pada aksi ini memiliki keunggulan dalam meningkatkan kemampuan literasi numerasi, motivasi dan hasil belajar peserta didik. Pembelajaran yang dapat diambil dari proses dan kegiatan ini antara lain :

  1. Guru semakin memahami kondisi peserta didik dan dapat mengelola kelas dengan baik.
  2. Guru harus lebih kreatif dan inovatif dalam memilih model dan media pembelajaran untuk membuat proses belajar mengajar sesuai dengan yang diharapkan. Hal tersebut dapat meningkatkan hasil belajar dan kemampuan literasi numerasi peserta didik khususnya dalam mata pelajaran ekonomi.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top