Menabung Sampah, Solusi Mudah Mengolah Sampah

Menabung Sampah, Solusi Mudah Mengolah Sampah

Saya mengajar di kelas V SDN 158 Babakan Sari Babakan Surabaya di Bandung. Setelah jam istirahat saya dibuat sedikit geram, karena kondisi  ruang kelas banyak sampah setelah murid-murid makan jajanan. Ruang kelas menjadi kotor sehingga pembelajaran tidak nyaman. Meskipun sudah dibentuk daftar piket kelas, ruang kelas tetap saja kebersihannya  belum terpelihara dengan baik. Penyebabnya yaitu murid-murid masih membuang sampah sembarangan secara sadar ataupun tidak,  mereka sering jajan di kantin yang banyak menghasilkan sampah berupa bungkus jajanan sehingga sampah menumpuk di tempat sampah. Saya merasa tertantang untuk mengatasi hal tersebut.  Dengan sering mengingatkan kepada murid-murid agar membuang sampah pada tempatnya dengan satuan tugas disesuaikan dengan  piket kelas. Untuk mengurangi sampah murid-murid harus membawa bekal makanan dan minuman dari rumah. Meskipun demikian, masih ada murid yang malas membawa bekal, dikarenakan orang tua tidak sempat membuat bekal makanan.

  “Ayo anak-anak kita bersihkan ruang kelas dari sampah!”   Murid-murid pun memungut sampah dan membuang ke tempat sampah yang tersedia. Sehingga tempat sampah menjadi penuh dan bau. Saya mengajak mereka untuk mengumpulkan sampah dengan cara menabung sampah melalui pemilahan sampah selama 1 minggu pembelajaran. Kegiatan menabung sampah ini diperlukan kesadaran untuk selalu mengingatkan murid-murid  agar setelah jam istirahat membuang sampah pada tempatnya. Terkadang ada murid yang lupa dan membuang sampah sembarangan. Saya membentuk jadwal menabung sampah sesuai jadwal piket yang sudah diterapkan kepada murid-murid . “ Bu guru boleh tidak saya mengumpulkan sampah yang ada di rumah?”. Dan saya jawab “boleh”,  lalu untuk apa kamu mengumpulkan sampah yang ada di rumah?”. Murid tersebut menjawab,  “ saya mau mengumpulkan bungkus kopi bekas ayah setelah ayah menyeduh kopi saya kumpulkan bungkusnya untuk dibuat sesuatu”. Terbesit ide dari benak saya  untuk membuat kerajinan atau benda dari barang bekas.

Kegiatan menabung sampah tersebut  pelan-pelan berjalan dengan baik. Pemisahan sampah organik dan non organik dikumpulkan setiap hari selama satu minggu pembelajaran. Dengan hati-hati murid-murid saya mengumpulkan sampah. Saya meminta bantuan kepada penjaga sekolah untuk memilah sampah yang nantinya bisa dimanfaatkan oleh murid-murid dan penjaga itu sendiri agar dapat dikelolah dengan baik. Langkah selanjutnya, setelah menabung sampah dilaksanakan saya memberikan kebebasan kepada murid-murid saya untuk mengolah sampah .

Kegiatan menabung sampah saya integrasikan dengan pembelajaran yang terkait pembelajaran tematik dan memuat mata pelajaran Bahasa Indonesia, SBdP, IPA, PPKn, IPS. Serta matematika dan muatan lokal PLH. Seperti pada gambar berikut ini, contoh aktivitas murid-murid saya ketika pembelajaran dengan memanfaatkan sampah yang telah dikumpulkan.

Dalam kegiatan pembelajaran mengolah barang bekas dari sampah yang telah mereka kumpulkan, sesuai ide atau gagasan yang mereka pilih. Murid-murid  saya mengembangkan kretifitas mereka dalam kelompok sehingga terjalin  rasa kebersamaan, keakraban dan kekompakan. Saya sangat senang terhadap kegiatan pembelajaran yang mereka lakukan karena sesuai dengan kesepakatan bahwa murid-murid saya yang memilih dan menentukan kegiatan yang mereka inginkan dan saya hanya memberikan bimbingan sesuai dengan tema pembelajaran yang  dikaitkan dengan antar mata pelajaran yang mereka pelajari.

Sebenarnya saya sendiri tidak menyangka terhadap antusias murid-murid dalam belajar, karena saya sendiri belum mampu membuat kerajinan dari barang bekas bungkus kopi. Sedangkan murid-murid saya sudah mampu membuatnya. Saya kemudian bertanya pada mereka, “Darimana kalian mendapatkan cara membuat benda dari barang-barang bekas?” . Ada yang menjawab dari orangtuanya, dari tetangganya dan ada pula dari  You Tube. Saya takjub dengan kreatifitas mereka yang telah mempelajari bagaimana cara membuat kerajinan dari barang bekas dengan belajar dari berbagai sumber. Selama  satu hari pembelajaran tentang membuat benda dari barang bekas, murid-murid sangat menikmatinya. Meskipun terdapat murid yang kurang aktif namun dengan bantuan murid yang lain  dalam, mereka dapat membangun kolaborasi dan empati untuk saling membantu. Ternyata murid-murid senang belajar dengan mengembangkan ide atau gagasan yang mereka miliki.

Setelah  melakukan  pengumpulan  sampah  atau menabung  sampah  selama  1  minggu  pembelajaran   di   ruang kelas sesuai program yang telah direncanakan,   maka  ruang   kelas  tampak mengalami  perubahan  dari segi kebersihannya.  Ruang  kelas menjadi bersih dari  sampah  sehingga  belajar  terasa  nyaman.   Sampah-sampah yang telah dikumpulkan dan dipisahkan sesuai jenisnya, lalu didaur ulang untuk  dibuat kerajinan  sesuai  kreatifitas   murid-murid. Hubungan diantara murid terjalin dengan baik karena semua terlibat dalam kegiatan tersebut. Saya bertanya kepada beberapa murid,  Apa yang kalian rasakan dalam pembelajaran hari ini? “ . Mereka menjawab saya senang bu guru, saya bisa belajar dari teman untuk membuat tas kecil dari bungkus kopi”.  Ada pula yang menjawab “ saya bisa membuat kerajian ini dari barang bekas yang mudah dan murah sesuai benda yang saya inginkan”. Dengan bebas berkreasi pembelajaran pun terlaksana dengan baik sesuai dengan tujuan yang diharapkan.

Kita bisa belajar dari berbagai sumber manapun untuk mendukung pembelajaran, seperti contoh kegiatan mengumpulkan sampah merupakan solusi yang tepat untuk mengolah sampah. Bisa dikatakan kami belajar dari sampah bahwa benda yang sudah kita buang bisa didaur ulang atau diolah kembali menjadi barang yang bermanfaat. Terkadang kita memandang sampah  itu tiada gunanya, namun murid saya bisa membuktikan manfaat mendaur ulang sampah. Saya merasa bangga terhadap murid-murid yang memiliki kreatifitas sesuai dengan idenya. Ternyata, pendekatan kepada murid-murid kunci utamanya adalah mendengarkan pendapat, keinginan, atau harapan mereka dalam pembelajaran sehingga tidak kaku serta dapat terjalin komunikasi yang baik antar murid  maupun guru yang menciptakan pembelajaran yang kreatif, inovatif, mandiri dan menyenangkan.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top