Membuat Video Tutorial Matematika, Ajarkan Murid Belajar Dengan Mengajar

Pembatasan sosial di masa pandemi mengubah pola berpikir masyarakat dan mengubah kebiasaan dalam menjalani aktifitas kesehariannya, tidak terkecuali para pelajar di seluruh pelosok negeri bahkan seluruh dunia. Siswa selalu diharuskan berhadapan dengan layar handphone ataupun layar komputer setiap hari, kebiasaan itu mengubah cara belajar dan cara merespon perintah dari guru. Belajar dengan cara daring juga menurunkan semangat siswa, banyak faktor yang mempengaruhinya diantaranya: Jaringan internet yang tidak stabil, paket data yang habis saat proses belajar terjadi, cenderung mengandalkan teman untuk tugas dan projek yang diberikan guru. 

Dari uraian di atas, kebiasaan yang cukup lama dijalani berpengaruh besar saat siswa harus belajar secara tatap muka. Sulit untuk bisa mengikuti ritme belajar di sekolah karena mereka sebelumnya bergantung pada gadget untuk menyelesaikan tugas ataupun projek sekolah. Kemandirian siswa sangat kurang dan kemampuan problem solving juga rendah.

Saya mencoba mengatasi masalah di atas dengan cara mengajak siswa untuk belajar dengan cara seolah-olah siswa punya tanggung jawab untuk mengajarkan apa yang dipelajari di kelas (belajar dalam mengajar), siswa belajar dengan cara mengajar (tutorial). Saya mengajak siswa untuk membuat video tutorial tentang materi vektor yang sedang dipelajari di kelas. Dengan cara itu, saya beranggapan bahwa siswa akan punya tanggung jawab untuk benar-benar menyiapkan diri untuk memahami materi dengan cara mencari referensi lain sebanyak mungkin dan menjadikan referensi tersebut bahan untuk membuat video tutorial.

Kegiatan membuat video tutorial dapat dilaksanakan diluar jam sekolah, sehingga siswa punya waktu di kelas untuk fokus mendengarkan penjelasan dari saya, mengeksplorasi materi yang sedang dipelajari dan sharing cara menyelesaikan soal dari teman sebaya. Kegiatan di dalam kelas bisa mereka jadikan salah satu referensi bagaimana cara menjelaskan soal atau materi kepada orang lain. Strategi pembelajaran yang saya gunakan adalah mengembangkan daya kritis atau kreativitas atau kemandirian diri siswa. Kegiatan eksplorasi diberikan supaya anak memiliki wawasan yang luas terhadap materi yang sedang dipelajari.

Setiap kegiatan yang kita lakukan pasti ada keresahan atau kekhawatiran terhadap berhasil atau tidaknya kegiatan tersebut, apalagi semangat dan motivasi setiap siswa tidak sama. Kekhawatiran saya terhadap siswa adalah fokus pada siswa yang memiliki minat rendah terhadap matematika atau kurang rasa ingin tahu. 

Tantangan dalam kegiatan ini adalah memberikan keyakinan kepada siswa terhadap keraguan yang mereka hadapi apakah mampu membuat video tutorial. Bahkan ada siswa yang langsung berkomentar di kelas saat saya sedang menjelaskan kegiatan tersebut, “Pak, bagaimana kita harus membuat video tutorial sedangkan kita saja belum paham sepenuhnya materi yang sedang dipelajari?”. Siapapun pasti akan memiliki pikiran seperti itu jika diharuskan membuat sesuatu yang belum dikuasai. Saya menjelaskan kepada siswa tujuan dari kegiatan ini secara detail, seperti apa yang harus dikerjakan diawal, kemudian membuat timeline sebagai panduan dalam menyelesaikan kegiatan tersebut. 

Tidak mudah memotivasi siswa untuk mengubah cara belajar seperti saat online learning menjadi cara belajar saat offline learning. Untuk mengatasi hal tersebut, saya mengajak siswa untuk diskusi langkah awal yang bisa mereka lakukan. Peran saya disini hanya membatasi arah diskusi supaya tidak terlalu melebar. Saya mempersilahkan siswa yang memiliki pengalaman atau kemampuan lebih dibidang teknologi untuk berbagi bagaimana cara membuat presentasi atau video tutorial. 

Setiap siswa mencatat hal-hal yang penting dari diskusi tersebut, seperti aplikasi apa yang digunakan, bagaimana cara me-record saat membuat tutorial, jenis-jenis video tutorial apa saja yang mungkin mudah untuk ditiru. Dari kegiatan diskusi tersebut akhirnya muncul keseruan-keseruan siswa saat merespon pendapat dari temannya, terlihatnya karakteristik siswa saat belajar di rumah dan mulai terjawab kebingungan atau keresahan siswa terhadap kegiatan tersebut.

Dari kegiatan yang dilakukan sampai menghasilkan video tutorial versi siswa masing-masing, nampak terlihat kreativitas siswa dalam penggunaan teknologi, kemampuan literasi terlihat dalam proses mencari referensi materi yang sesuai dengan gaya belajar siswa masing-masing, kemampuan merangkum materi yang baik, cara menyampaikan materi  yang cukup baik untuk seusia mereka. Hasil karya siswa saya abadikan di Google Sites sebagai bentuk apresiasi untuk kerja keras siswa dalam menyelesaikan kegiatan tersebut. 

Perubahan yang saya rasakan dari kegiatan ini adalah siswa mempunyai dasar kuat tentang materi yang dipelajari, mereka punya bukti sendiri dari hasil mencari referensi selama menyiapkan bahan untuk membuat video tutorial, siswa dapat mendiskusikan soal higher order thinking dengan baik dan siswa mempunyai kemampuan untuk menjelaskan sebuah soal dengan baik.

Sebagai refleksi saya untuk kedepannya, saya ingin mengembangkan praktik baik ini ke siswa lain dan memberikan pilihan bentuk tutorial yang lain, tidak harus berbentuk video ataupun saya akan memberikan kesempatan kepada siswa untuk bebas memilih jenis tutorial yang sesuai keinginan mereka sendiri. 

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top