Membuat Majalah Sekolah

MEMBUAT MAJALAH SEKOLAH

Oleh Hanifuddin

Proyek ini terkait materi Bahasa Indonesia, yaktni teks berita. Tujuan dari proyek ini adalah agar siswa memperoleh pengalaman nyata untuk menerbitkan majalah sekolah. Inspirasi proyek ini berasal pengalaman sebelumnya, di mana sekolah pernah memiliki majalah sekolah yang kini telah lama tidak terbit. Dari proyek ini, bukan majalah sekolah saja yang kembali terbit, melainkan juga siswa memperoleh pengalaman sesungguhnya untuk menyajikan berita dan artikel lainnya. Siswa mampu menulis berita yang dapt dipertanggung jawabkan.

Tantangan awal muncul manakala siswa harus menggali menggali informasi kepada narasumber dan menyusun berita dengan kalimat yang baik. Mulanya mereka merasa keberatan dengan proyek ini. Hal itu dikarenakan mereka belum terbiasa dengan pembelajaran proyek. Sebagain besar merasa bingung bagaimana mengawalinya.

Saya ingin proyek ini dijalankan oleh seluruh kelas, namun karena pengajar di kelas yang lain belum berkenan merealisasikan proyek ini, akhirnya hanya kelas saya saja yang terlibat. Respon yang menghambat terutama dari beberapa siswa yang enggan berusaha, dan memengaruhi siswa lainnya.

Untuk mengatasi tantangan yang ada, berbagai cara saya terapkan. Proyek yang dijalankan diawali dengan menentukan tema majalah sekolah. Dari tema tersebut lalu saya bagi menjadi beberapa bagian konten. Konten-konten tersebut lalu dikembangkan lagi menjadi beberapa bagian. Nah, bagian-bagian inilah yang saya bagikan kepada kelompok siswa untuk menggali informasi kepada narasumber. Konsultasi pada kesulitan yang mereka alami dilakukan setiap saat. Motivasi, dukungan, dan pendampingan selalu rutin dilakukan. Pertama, saya meyakinkan mereka terhadap tujuan proyek. Kedua, saya selalu memantau perkembangan. Ketiga, selalu adakan konsultasi bersama di luar jam pelajaran secara santai di tempat yang disepakati. Siswa sangat antusias bertanya, meminta masukan, dan cerita-cerita pengalaman seru mereka. Meskipun mulanya mereka bingung bagaimana mengawali, namun perlahan mereka mulai menemukan kepercayaan diri terhadap apa yang mereka kerjakan.  

“Berarti gara-gara pelajaran kita, sekolah kita akan punya majalah lagi pak? Nanti namaku ada di dalamnya juga pak?”, celetuk salah satu siswa.

Pelajaran yang diperoleh dari proyek ini adalah kita tahu bahwa belajar memerlukan proses, dan tidak semua siswa melakukan proses dengan cara yang sama. Mereka sangat antusias mengikuti proyek, meskipun mulanya mereka bingung bagaimana mengawalinya. Siswa memperoleh pengalaman untuk menerapkan pembelajaran dalam konteks nyata. Mereka selalu menantikan pelajaran Bahasa Indonesia dan meminta proyek lagi.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top