Well…
Bermula dari saya seorang guru yang baru saja menerima tantangan baru untuk mengajar di jenjang sekolah dasar. Karena semester sebelumnya saya mengajar dan belajar di tingkat SMA, tentu rasa nerveous menggelimang di hati. Walaupun orang bilang, “ah santai aja, cuma anak SD“, bagi saya sensasi belajar di setiap jenjang pasti berbeda dan memiliki tantangannya tersendiri.
Benarlah firasat saya saat mulai beraksi di SD Negeri 68 Liku, bahwa mengajar di tingkat dasar tak semudah yang dikatakan orang-orang. Mulai dari karakter, gaya belajar, sampai cara berkomunikasi itu tidak sama ketika saya mengajar di SMA. Tampak jelas sekali murid mudah bosan, sering bergurau saat belajar, kurang menghargai sesama, bahkan sampai kondisi kelas kurang sedap dipandang mata. Pembaca pasti tau kan, bagaimana rasanya?
Dengan rasa tanggung jawab, keadaan kelas seperti yang disebutkan di atas tentu menimbulkan kerisihan di hati saya sebagai guru. Beruntungnya, saya mengikuti program PPMB dan ada mempelajari modul tentang Kesepakatan Kelas. Saya ambillah tamsil dari modul tersebut, dan saya terapkan di kelas saya. Setelah mengenal murid, saya meluangkan waktu 1 hari pembelajaran untuk berdiskusi dengan murid tentang kesepakatan kelas kami. Dengan melemparkan pernyataan dan pertanyaan pemantik, akhirnya kami menemukan benang merah bersama, di antaranya keputusan bersama yang kami ambil yaitu: 1) suasana kelas yang tenang; 2) kelas yang rapi; 3) saling menghargai; 4) berkata baik dan jujur; 5) bertanggung jawab; dan 6) saling membantu.
Sejak kesepakatan itu saya dan murid buat, kondisi kelas alhamdulillah mulai kondusif dan suasan kelas terasa lebih tentram. Meskipun terkadang ada yang lupa, saya dan murid saling mengingatkan. Dan kelas saya menjadi contoh bagi kelas yang lain. Semoga cerita saya bermanfaat untuk pembaca.
Semangat bertumbuh, Kita!!!