Membangun Merdeka Belajar Melalui Diseminasi Praktik Baik
Dalam Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ)
Oleh: Rahimanto, S.Sos.I
Seorang Guru memiliki peran besar dalam mewujudkan visi murid merdeka, agar murid mencerminkan profil pelajar Pancasila, memiliki tekad kuat untuk belajar sepanjang hayat, serta memiliki kompetensi global. Dalam Upaya menumbuhkan murid merdeka, maka guru harus mampu membuat perubahan diri guna mendukung penguatan nilai dan peran dalam dirinya. Cerminan peran tersebut akan mendukung murid terus belajar dan berkolaborasi serta menumbuhkan motivasi intrinsik dalam menerima keadaan, perbedaan, dan keberagaman. Peran tersebut sangat penting karena akan menumbuhkan sikap menerima dan menghargai perbedaan dan keragaman tanpa membedakan agama, etnis, ras, dan budaya, serta mampu menghayati nilai-nilai kemanusiaan. Guru adalah pemimpin pembelajaran yang memiliki nilai dan peran, yaitu mandiri, reflektif, kolaborasi, inovatif, dan berpihak pada murid. Kemauan diri untuk terus belajar, berkolaborasi, berbagi bersama teman sejawat dan selalu berinovasi sekaligus menantang kekuatan diri, serta merefleksi diri. Semua peran guru tersebut akan menjadi bekal untuk melakukan proses pembelajaran yang berpihak pada murid.
Adanya virus covid-19 tentu memberikan dampak yang luar biasa pada bidang pendidikan. Pembelajaran berubah dari tatap muka langsung (luring) menjadi Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) atau Belajar dari Rumah (BDR) secara online. Guru harus siap dengan inovasi dan kreativitas untuk melaksanakan kewajibannya sebagai pendidik sekaligus pengajar, serta memastikan murid belajar dengan baik. Dalam melaksanakan kewajiban mengajar, guru akan berusaha menciptakan suasana belajar yang menyenangkan meskipun dalam kondisi belajar dari rumah. Keluhan banyak tugas yang diberikan oleh Bapak/Ibu guru serta kejenuhan siswa dalam belajar jarak jauh membuat guru berinovasi dalam proses pembelajarannya dengan mengutamakan hasil dan karya serta memberi kesempatan siswa mengekspresikan gaya hasil pekerjaan sesuai dengan caranya. Skor nilai pengetahuan bukan yang utama, tetapi proses bagaimana siswa belajar dan memahami semua konsep yang diberikan itulah yang utama sehingga mereka diakui keberadaannya dan sesuai kodrat mereka masing-masing.
Pemanfaatan gadget (gawai) sebagai media pembelajaran melalui google meeting, zoom, dan video pembelajaran sebagai media pengganti luring, serta aplikasi LMS menjadi pilihan agar proses pembelajaran dapat dilaksanakan, walaupun dengan belajar dengan keterbatasan. Pilihan media dan aplikasi yang digunakan harus benar-benar memfasilitasi murid dalam belajar sekaligus dapat mengekspresikan hasil dan karya mereka sebagai bentuk nyata bahwa mereka memahami dan mengaktualisasikan ilmu yang dipelajari. Banyak siswa yang mengalami masalah karena kurang mengerti dan bingung akan materi/ konsep ajar yang disampaikan, karena masing-masing siswa memiliki kemampuan yang berbeda dalam menyerap konsep yang dipelajari. Sehingga guru dituntut berinovasi dan kreatif selama PJJ. Bagaimana Guru mampu berkolaborasi dan memiliki keterampilan untuk menggunakan aplikasi secara efektif. Bagaimana guru memilih media pembelajaran yang mampu mengakomodasi karakter murid yang berbeda dengan gaya belajar yang berbeda dengan keterbatasan.
Kekuatan diri wajib kita sadari sebagai guru dan kemauan diri untuk terus belajar, perlu kita tumbuhkan dalam diri jiwa yang humanis. Poin utama yaitu jiwa kemanusiaan digunakan agar saat kita melangkah dapat memahami konsep pendidikan yaitu lebih ikhlas berkarya, menumbuhkan motivasi intrinsik dan menghamba pada anak. Penerapan aksi nyata dengan sharing praktik baik kepada seluruh guru di sekolah akan memberi dampak positif bahwa guru/teman sejawat akan melakukan adopsi baik dan dapat memimpin pembelajaran yang merdeka dan menumbuhkan motivasi intrinsik murid.
Kita percaya bahwa pentingnya proses pembelajaran yang berpihak pada murid diawali saat kita merancang proses pembelajaran. Kita tahu bagaimana membuat proses pembelajaran bermakna dan berpihak pada murid dengan membuat rencana yang disesuaikan dengan karakteristik kelas. Kita berupaya, bagaimana kita memulai pembelajaran, bagaimana bentuk fasilitas yang kita berikan kepada murid dalam membelajarkan mereka, membuat perspektif perubahan pada diri murid dan mengantarkan mereka sesuai dengan cita-citanya. Tentu bukan suatu hal yang mudah bagi kita untuk memfasilitasi keberagaman dan karakteristik murid. Tetapi minimal kita bisa memfasilitasi dan membuat mereka nyaman belajar dan mengeksplor kemampuan masing-masing murid kita. Salah satu metode yang saya gunakan adalah Think talk Share yang diklaim dapat menumbuh kembangkan kemampuan pemahaman dan komunikasi murid.
Hal kecil yang dapat kita kontribusikan dari peran dan visi kita sebagai guru menjadi budaya baik yang terus kita kembangkan di sekolah dan lingkungan. Koneksi yang terjadi dalam interaksi dengan teman sejawat di sekolah, menjadi esensi dan pematik tumbuhnya kelas merdeka belajar. Perubahan yang kita lakukan membutuhkan adaptasi pelan-pelan agar diterima oleh komunitas sekolah. Perubahan yang menumbuhkan murid nyaman dan merdeka belajar serta meresap dalam hati rekan sejawat, tidak hanya mengajar sebatas materi dan mengajarkan pembelajaran yang tidak bermakna, apalagi tugas tersebut dilakukan sehari-hari. Lokakarya praktik baik yang diadakan menjadi pemicu kolaborasi. Diseminasi memberi ruang agar teman sejawat dapat mengadopsi praktik baik yang dapat diterapkan, sehingga tumbuh kreativitas dan inovasi pembelajaran.
Bukan suatu hal yang mudah bagi guru untuk melaksanakan pembelajaran dalam masa pandemi. Berbagai kendala yang dihadapi guru dalam melakukan PJJ tidak menyurutkan untuk melakukan pembelajaran dengan keterbatasan dan pembelajaran terbaik selama pandemi. Pemanfaatan teknologi dalam kondisi pandemi ini merupakan hal yang luar biasa dilakukan oleh guru-guru di sekolah kami. Komitmen untuk memberi layanan yang terbaik kepada murid dilakukan agar pembelajaran berkualitas dan bermakna, bukan hanya transfer pengetahuan tetapi bagaimana Bapak/Ibu guru menciptakan kelas merdeka belajar untuk murid. Bagaimana guru memanfaatkan teknologi pembelajaran dan harus ada usaha ekstra untuk melakukan improvisasi. Kelas yang melibatkan murid dan guru untuk berdiskusi dan berkomitmen terhadap tujuan belajar yang ingin dicapai bukan sekedar kehadiran secara virtual di ruang kelas pembelajaran daring. Peningkatan inovasi pembelajaran dilakukan dengan kegiatan lokakarya “Guru Praktik Baik dalam Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) di SMA Al-Baitul Atiiq Ketapang”
Penulis juga telah melaksanakan praktik baik dan mendiseminasikan pada kegiatan penguatan kepala sekolah, dengan judul “Padlet PBM Guru Tepat, Tugas Siswa merdeka dan Hebat”. Fakta di lapangan selama pembelajaran daring adalah guru lebih banyak memberikan materi dan tugas secara asinkronous sehingga proses interaksi antara guru dan siswa kurang. Minimnya interaksi selama pembelajaran, membuat siswa dominan melakukan pembelajaran mandiri. Dengan menggunakan papan tulis bertutur digital (padlet) memberikan ruang kepada siswa untuk mengeksplorasi dan mengkomunikasikan ide/gagasan berbasis pada student centered dan berindikasi kuat menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan serta memberi proses serta hasil belajar yang maksimal.
Adalah suatu keberhasilan apabila seorang guru melakukan perubahan. Nilai dan peran guru dalam melakukan aksi nyata di sekolah dilakukan dengan baik dan mampu menjadi pelopor perubahan pembelajaran dalam komunitas sekolah dengan berupaya melakukan perubahan yang berdampak terhadap murid dan lingkungannya. Mengubah perilaku pada komunitas adalah tujuan mulia, tetapi sejatinya perubahan selalu dimulai dari diri dan apa yang ada di depan mata. Kolaborasi yang terbentuk diantara rekan sejawat adalah simbol dari begitu banyak langkah bersama dengan berinovasi atau reformasi, akselerasi, dan disrupsi dalam proses pembelajaran, dimulai dari hal yang sederhana di kelas.