Membangun Budaya Kerja Dengan Pendekatan Inquiry Apresiatif Menggunakan Alur Bagja Di SMK Pasundan Rancaekek Kabupaten Bandung

Dalam implementasi Kurikulum Merdeka, diperlukan pembelajaran dan asesmen yang berpusat dan berpihak pada peserta didik. Satuan pendidikan dan pendidik diberikan kebebasan untuk mengembangkan pembelajaran, perangkat ajar, dan asesmen sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan peserta didik, satuan pendidikan, dan daerahnya masing-masing. Satuan pendidikan dan pendidik juga memiliki keleluasaan untuk menentukan jenis, teknik, bentuk instrumen, dan waktu pelaksanaan asesmen. Pembelajaran yang memberi keleluasan pada siswa untuk meningkatkan potensi dirinya sesuai dengan kesiapan belajar, minat, dan profil belajar siswa tersebut, dinamakan pembelajaran berdiferensiasi. Melalui pembelajaran berdiferensiasi, setiap siswa difasilitasi untuk mengembangkan potensi terbaiknya. Untuk dapat menerapkan pembelajaran berdiferensiasi di kelas, hal yang harus dilakukan oleh guru antara lain:

  1. Melakukan pemetaan kebutuhan belajar berdasarkan 3 aspek, yaitu kesiapan belajar, minat belajar dan profil belajar murid.
  2. Merencanakan pembelajaran berdiferensiasi berdasarkan hasil pemetaan (memberikan berbagai pilihan baik dari strategi, materi, maupun cara belajar).
  3. Mengevaluasi dan merefleksi pembelajaran yang sudah berlangsung.

Pemetaan kebutuhan belajar merupakan kunci pokok kita untuk dapat menentukan langkah selanjutnya. Jika hasil pemetaan kita tidak akurat maka rencana pembelajaran dan tindakan yang kita buat dan lakukan akan kurang tepat. Untuk memetakan kebutuhan belajar peserta didik, kita juga memerlukan data yang akurat baik dari peserta didik, orang tua/wali, maupun dari lingkungannya.

Salah satu pemetaan kebutuhan belajar yang dilakukan oleh salah satu sekolah binaan, yaitu SMK Pasundan Rancaekek Kabupaten Bandung di awal menjelang tahun ajaran 2022/2023 adalah  membangun budaya kerja, diantaranya melaksanakan asesmen non kognitif, yang dirancang dengan pendekatan inquiry apresiatif menggunakan alur BAGJA. Inilah yang membuat Saya mengangkat praktik baik dalam menjalankan tugas kepengawasan dengan pendampingan sekolah yang kreatif, inovatif dan solutif. Karya inovasi praktik baik ini disusun dengan judul “Membangun Budaya Kerja dengan Pendekatan Inquiry Apresiatif Menggunakan Alur BAGJA di SMK Pasundan Rancaekek Kabupaten Bandung”.

  1. ISI

Pembelajaran dapat diawali dengan proses perencanaan asesmen dan perencanaan pembelajaran. Pendidik perlu merancang asesmen yang dilaksanakan pada awal pembelajaran, pada saat pembelajaran, dan pada akhir pembelajaran. Perencanaan asesmen, terutama pada asesmen awal pembelajaran sangat perlu dilakukan karena untuk mengidentifikasi kebutuhan belajar peserta didik, dan hasilnya digunakan untuk merancang pembelajaran yang sesuai dengan tahap capaian peserta didik. Di SMK Pasundan Rancaekek, memasuki tahun ajaran baru 2022/2023 dilakukan asesmen awal non kognitif dengan menggunakan pendekatan inkuiry apresiatif. Model ini merupakan sebuah pendekatan kolaboratif untuk mengetahui kondisi suatu organisasi atau komunitas dalam mengembangkan perilaku suatu organisasi dan dijalankan dalam suasana yang positif dan apresiatif.

Model pendekatan inkuiry apresiatif digunakan sebagai pendekatan manajemen perubahan yang kolaboratif dan berbasis perubahan. Dengan paradigma inquiry apresiatif ini kita bisa menggali nilai-nilai positif untuk menerapkan visi sekolah yang berbasis pada kekuatan, budaya positif yang telah ada disekolah, kemudian dikembangkan menjadi visi sekolah yang menuju kepada profil pelajar Pancasila. BAGJA merupakan akronim (singkatan) dari 5 langkah utama yang digunakan dalam sebuah proses inquiry apresiatif. Lima tahapan utama yang dijalankan dalam akronim BAGJA tersebut adalah:

  1. Buat pertanyaan utama

Pertanyaan utama ini digunakan sebagai penentu arah penelusuran terkait perubahan yang kita inginkan.

  1. Bagaimana agar di sekolah dapat melaksanakan pembelajaran berdiferensiasi?
  2. Bagaimana menentukan minat dan bakat peserta didik?
  3. Ambil pelajaran

Langkah ini dapat dilakukan setelah pertanyaan utama disepakati.

  1. Kegiatan asesmen awal yang dilakukan seperti apa?
  2. Gali mimpi bersama

Pada tahapan ini komunitas sekolah (Pengawas, Kepala Sekolah, Guru, Siswa) akan menggali mimpi sebagai keadaan ideal yang diinginkan.

  1. Seperti apa orang-orang yang terlibat didalamnya terlihat, bertindak, berpikir dan merasa?
  2. Apakah kebiasaan-kebiasaan baru yang kita bayangkan akan terjadi?
  3. Sumber daya apa yang kita bayangkan akan tersedia?
  4. Jabarkan rencana untuk mencapai gambaran yang diinginkan

Tahapan ini akan mengidentifikasi tindakan yang diperlukan dan mengambil keputusan-keputusan.

  1. Siapa yang akan melakukan, apa, bagaimana, dan kapan?
  2. Bagaimana mengukur kemajuan dan melanjutkan langkah?
  3. Bagaimana agar setiap orang dalam komunitas sekolah dapat secara informal melakukan improvisasi dan kontribusi membantu terwujudnya perubahan?
  4. Apa langkah-langkah kecil yang diperlukan?
  5. Apa langkah besar (inovatif, terobosan, berani) untuk memperbesar terwujudnya perubahan?
  • Atur eksekusi

Tahapan ini membantu transformasi rencana menjadi nyata.

  1. Siapa yang akan terlibat mewujudkan rencana-rencana?
  2. Bagaimana mereka mengomunikasikan dan melaporkan kemajuan? Kepada siapa?
  3. Siapa yang akan bertanggungjawab, siapa yang akan menindaklanjuti/ memberikan umpan balik suatu laporan?
  4. Siapa yang akan memonitor batas waktu?

Tabel B.1

Pendekatan Inqury Apresiatif dengan Menggunalakan Alur BAGJA

PRAKARSA PERUBAHAN MELALUI ALUR BAGJAPERTANYAANDAFTAR TINDAKAN YANG PERLU DILAKUKAN UNTUK MENJAWAB PERTANYAAN
Buat PertanyaanBagaimana agar di sekolah dapat melaksanakan pembelajaran berdiferensiasi?Bagaimana menentukan minat dan bakat peserta didik?    Adanya program sekolah, yaitu asesmen awal non kognitif di awal tahun ajaran 2022/2023.Membentuk tim kepanitiaan (Kepala Sekolah, Wakasek Kesiswaan, Kepala Program Keahlian, Tim BK, dan guru-guru yang ditetapkan melalui Surat Tugas Kepanitiaan.Merancang kegiatan asesmen non kognitif, yang terdiri dari: Pos AdministrasiPos KeagamaanPos BKPos FisikPos Bakat dan MinatPos Kejuruan BDP dan TKJ
Ambil PelajaranKegiatan yang dilakukan seperti apa?  Kegiatan dilaksanakan pada hari Kamis, 21 Juli 2022 mulai pukul 08.00 – 14.00 WIB di SMK Pasundan Rancaekek.Peserta didik hadir didampingi orang tua/wali untuk mendapatkan informasi yang diharapkan.Pelaksanaan asesmen dilakukan dengan cara wawancara, pengisian angket, dan pendampingan peserta didik.Peserta didik didampingi orang tua/wali, memasuki ruangan-ruangan yang terdiri dari pos-pos yang sudah ditentukan.
Gali MimpiSeperti apa orang-orang yang terlibat didalamnya terlihat, bertindak, berpikir dan merasa?Apakah kebiasaan-kebiasaan baru yang kita bayangkan akan terjadi?Sumber daya apa yang kita bayangkan akan tersedia?  Dalam melaksanakan asesmen awal non kognitif ini, seluruh pihak yang terlibat (peserta didik, orang tua, panitia, dll) focus pada bagaimana menggali data dari peserta didik, sehingga diharapkan dapat mengetahui minat, bakat, kondisi di rumah, gaya belajar, termasuk motivasi menjadi siswa SMK yang memilih program keahlian BDP atau TKJ. Sehingga diharapkan, para tenaga pendidik dapat mengenal karakteristik peserta didiknya sesuai minat, bakat dan gaya belajarnya.
Jabarkan RencanaBagaimana pelaksanaan asesmen awal non kognitif di SMK Pasundan Rancekek?Pelaksanaan asesmen awal non kognitif di SMK Pasundan Rancaekek dimulai pada pukul 08.00. Peserta didik dengan didampingi orang tua/wali memasuki ruangan-ruangan yang berupa pos-pos. Didalam ruangan/pos, sudah ada tim yang akan menerima dan menggali data peserta didik terkait sebagai berikut:Pos 1, melayani kelengkapan administrasi pendaftaran peserta didik baru.Pos 2, melayani kemampuan baca Al Qur’an, pemahaman keislaman dan kebiasaan ibadah di rumahPos 3, tim BK melayani wawancara tentang latar belakang keluarga, aktivitas  di rumah dan kebiasaan belajar.Pos 4, tim pemeriksaan fisik, mengecek berat badan, tinggi badan dan mencatat penyakit yang pernah diderita peserta didik (jika ada).Pos 5, Tim penggalian Bakat dan Minat, menggali apa hobi, kesukaan, bakat dan minat peserta didik.Pos 6, Tim Kejuruan BDP dan TKJ, menggali gaya belajar, kebiasaan belajar, kesulitan belajar, serta harapan-harapan setelah lulus SMK, sesuai program keahlian.
Atur eksekusiBagaimana terlaksananya  asesmen awal non kognitif?Kapan pelaksanaanSiapa yang terlibatApa indicator keberhasilannyaBagaimana evaluasinyaAsesmen dilaksanakan pada hari Kamis, 21 Juli 2022 mulai pukul 08.00 – 14.00 WIBYang terlibat adalah Kepala Sekolah, Tim manajemen, peserta didik, orang tua/wali, tim panitia, tim BK, Kepala Program Keahlian BDP dan TKJ.Indikator keberhasilannya adalah diperoleh data-data yang digali selama kegiatan asesmen. Data-data tersebut, diolah oleh tim panitia, sehingga dapat diperoleh hasil yang dapat digunakan oleh tenaga pendidik untuk pemetaan peserta didik dalam merancang pembelajaran berdiferensiasi.Evaluasi yang dilakukan dengan melakukan pendampingan dan tindak lanjut dalam kegiatan IHT Implementasi Kurikulum Merdeka, dengan membahas pembelajaran berdiferensiasi, menyusun perangkat ajar dan asesmen.

Hasil dari asesmen awal non kognitif tersebut kemudian dipetakan oleh tim Panitia, sehingga dapat diperoleh data minat, bakat, kondisi kesehatan, kebiasaan di rumah dan profil belajar siswa. Kemudian data-data tersebut disusun sesuai kelas peserta didik dan diberikan kepada guru-guru yang mengajar sebagai data asesmen awal non kognitif. Dengan adanya data-data tersebut, guru jadi mengetahui minat bakat, kondisi kesehatan, profil belajar, sehingga rancangan pembelajaran dapat dibuat dengan terpusat pada peserta didik. Setelah dilaksanakan asesmen awal, dilakukan pendampingan dan pembimbingan penyusunan perangkat ajar, penguatan pembelajaran berdiferensiasi yang disampaikan kepada guru-guru pada saat kegiatan IHT (In House Training) Imlpementasi Kurikulum Merdeka pada hari Sabtu, 23 Juli 2022. Kemudian dilaksanakan supervisi akademik berupa observasi pembelajaran dan telaah perangkat ajar, untuk pembimbingan dan pendampingan dalam implementasi pembelajaran berdiferensiasi di kegiatan belajar mengajar.

Demikian praktik baik yang sudah dilakukan di SMK Pasundan Rancaekek, dengan mencoba menerapkan pendekatan inquiry apresiatif sebagai pendekatan manajemen perubahan yang kolaboratif dan berbasis perubahan. Dengan paradigma inquiry apresiatif ini kita bisa menggali nilai-nilai positif untuk menerapkan visi sekolah yang berbasis pada kekuatan, budaya positif yang telah ada disekolah, kemudian dikembangkan menjadi visi sekolah yang menuju kepada profil pelajar Pancasila.

  • PENUTUP

Berbicara tentang kekuatan dan hal positif, paradigma inquiry apresiatif juga sejalan dengan pernyataan Ki Hajar Dewantara, bahwa anak-anak hidup dan tumbuh sesuai dengan kodratnya sendiri, baik kodrat alam maupun kodrat zaman. Pendekatan paradigma inquiry apresiatif sejatinya adalah menggali potensi setiap anak sesuai dengan kodratnya masing-masing. Jadi paradigma ini bias menjadi salah satu metode untuk mencapai visi yang sesuai dengan visi Ki Hajar Dewantara. Melalui pendekatan inquiry apresiatif dengan tahapan BAGJA maka peran penting guru dalam mewujudkan pembelajaran berdiferensiasi yaitu:

  1. Menerapkan pembelajaran yang berpihak pada murid,
  2. Menggali potensi pada diri murid (bakat, minat, cara belajar dan lain-lain) sesuai dengan kodrat zaman,
  3. Menciptakan suasana kelas yang menyenangkan dan bermakna, dan
  4. Menumbuhkan motivasi intrinsic siswa.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top