Awal
Sebagai guru TK awalnya saya kurang bisa menikmati pilihan ini. Bagi saya menjadi guru TK itu tentu sangat sulit, karena menghadapi anak-anak yang pola pikirnya masih belum matang juga secara kemandirian masih belum bisa diajak belajar secara serius. Namun setelah menjalaninya hampir dari 10 tahun ternyata berada di antara anak-anak usia dini ini sangat menyenangkan. Mereka memiliki antusiasme dalam mempelajari sesuatu yang baru.saya jadi banyak belajar juga dengan berbagai cara untuk mengajak para murid belajar dengan cara yang menyenangkan. Karena pada dasarnya anak usia dini adalah masa untuk bermain. Dan dalam bermain tersebut mereka belajar. Terkadang saya menemukan strategi belajar yang menurut saya tepat tapi ternyata tidak dapat mengantarkan murid pada tujuan belajar yang telah saya rencanakan. Maka dari itu saya pun berupaya untuk melakukan evaluasi ketika strategi tersebut. Energi belajar murid di sekolah yang perlu difasilitasi membutuhkan guru yang kreatif dalam merancang kegiatan belajar.
Namun dalam perjalanannya memang tidak selalu berhasil dengan baik, dan tujuan belajar yang ingin saya capai bersama murid. Bagi saya secara ideal pembelajaran di jenjang TK harus banyak melibatkan murid, banyak media juga sarana yang bisa menstimulasi proses belajar mereka. Secara umum media tersebut harapannya adalah yang bisa secara langsung digunakan murid, dan juga bisa secara saintifik mengantarkan murid menemukan pemahaman baru terhadap apa yang mereka pelajari. Ketika itu saya akan menyampaikan materi tentang tanaman, ini adalah topik yang akan kita pelajari dan kita perbincangkan di kelas. Namun ketika saya minta murid membawa contoh tanaman yang ada di rumah mereka kesulitan, dan kami tak cukup memiliki miniatur tanaman untuk media. Sementara tujuan saya agar murid saya bisa mengetahui jenis tanaman, bagian tanaman dan manfaatnya dengan mengamati secara langsung dengan metode saintifik
Menyampaikan kegiatan belajar di anak usia dini membutuhkan banyak cara untuk mengenalkan model atau miniatur benda yang akan dikenali anak. Dan saya berharap murid di kelas saya bisa mendapatkan pemahaman yang baru dengan cara yang menyenangkan, banyak permainan juga kegiatan yang seru. Hanya saja tujuan dan harapan saya tersebut sering terkendala pada situasi dan kondisi sekolah yang jauh dari ketersediaan media belajar.
Tantangan
Sekolah saya bukanlah sekolah besar yang memiliki banyak fasilitas belajar. Bahkan banyak juga media yang jumlahnya sangat terbatas, sehingga ketika akan melaksanakan kegiatan pembelajaran saya kesulitan untuk menyampaikan materi kepada murid. Sehingga banyak dari murid saya yang merasa bosan dan tidak tertarik saat saya menyampaikan dan membuka kegiatan pembelajaran, sehingga tujuan belajar yang telah saya susun tidak dapat dicapai. Sebagaimana anak – anak usia 4-6 tahun yang sangat aktif dan hanya memiliki sedikit waktu untuk konsentrasi maka pemilihan cara dan media tentu saja mempengaruhi intensitas dan minat murid untuk belajar.
Aksi
Menyadari.sekolah yang tidak memiliki banyak ragam media dan fasilitas, maka saya mulai berfikir dan mencari cara agar belajar murid-murid saya bisa tetap seru dan tujuan belajar kami tercapai. Kebetulan sekolah kami memiliki lingkungan halaman yang cukup luas, kebun belakang sekolah yang menurut saya bisa dimanfaatkan untuk ruang belajar. Karena ketika saya amati ternyata murid-murid saya banyak yang suka bermain di halaman. Seperti nya akan sangat seru jika belajar di sana seperti ketika mereka bermain. Saya mulai dengan membuat rencana kegiatan dan mempersiapkan bahan dan alat untuk pembelajaran.
Skenario kegiatan
- Kegiatan awal
- Saya mengajak murid untuk melakukan kegiatan senam pagi dan kegiatan permainan fisik motorik di halaman sekolah
- Lalu menyampaikan tujuan belajar hari ini, termasuk topik yang akan kita percakapkan bersama, hari ini kami akan belajar tentang tanaman yang ada di kebun belakang sekolah
- Murid menyampaikan cerita pengalamannya tentang bermacam pohon yang pernah ditemui atau yang dimiliki di rumahnya masing-masing
- Murid diajak bernyanyi tentang macam -macam tanaman dan bermain tentang bagian tanaman
- Kegiatan inti
- Guru menyampaikan SOP ketika belajar di halaman dan di kebun sekolah
- Setiap murid akan bercerita tentang tanaman yang ditemui di kebun belakang sekolah
- Dalam kegiatan di kebun sekolah semua murid harus mematuhi SOP keamanan dan ketertiban saat belajar di kebun sekolah
- Setiap anak akan menuju ke kebun sekolah setelah menyeleseikan permainan yang dibuat oleh guru.
- Murid dibentuk kelompok, setiap kelompok menyuarakan yel-yel sebelum ke kebun sekolah agar lebih semangat
- Kelompok yang sudah menyelesaikan tantangan dalam permainan akan berangkat menuju kebun sekolah
- Di kebun sekolah guru memberikan pendampingan kepada murid untuk mengidentifikasi nama tanaman, ciri dan juga manfaatnya
- Kegiatan akhir
- Setelah waktu yang telah ditentukan semua murid kembali ke halaman, sambil menggelar tikar murid mulai bercerita tentang kegiatan hari ini
- Guru memberikan penguatan dan evaluasi
- Sebagai bahan komunikasi murid menggambar tanaman yang ditemui di kebun sekolah
- Lalu menceritakan gambar yang dibuatnya
Awalnya saya mengajak murid untuk melakukan kegiatan senam pagi dan kegiatan permainan fisik motorik di halaman sekolah. Tidak lupa saya menyampaikan tujuan belajar hari ini, termasuk topik yang akan kita percakapkan bersama. Kami akan belajar tentang tanaman yang ada di kebun belakang sekolah. Saya mengajak murid menyampaikan cerita pengalamannya tentang bermacam pohon yang pernah ditemui atau yang dimiliki di rumahnya masing-masing. Kemudian murid diajak bernyanyi tentang macam-macam tanaman dan bermain tentang bagian tanaman.
Selanjutnya saya menyampaikan SOP ketika belajar di halaman dan di kebun sekolah. Setiap murid akan bercerita tentang tanaman yang ditemui di kebun belakang sekolah. Dalam kegiatan di kebun sekolah semua murid harus mematuhi SOP keamanan dan ketertiban saat belajar di kebun sekolah. Setiap murid akan menuju ke kebun sekolah setelah menyelesaikan permainan yang dibuat oleh guru. Murid dibentuk kelompok, setiap kelompok menyuarakan yel-yel sebelum ke kebun sekolah agar lebih semangat. Awalnya mereka malu untuk diajari bermain yel-yel. Tapi ternyata mereka suka. Melakukan aksi yel-yel dengan semangat. Kelompok yang sudah menyelesaikan tantangan dalam permainan akan berangkat menuju kebun sekolah. Di kebun sekolah guru memberikan pendampingan kepada murid untuk mengidentifikasi nama tanaman, ciri-ciri dan juga manfaatnya.
Setelah waktu yang telah ditentukan semua murid kembali ke halaman, sambil menggelar tikar murid mulai bercerita tentang kegiatan hari ini. Murid-murid berlarian menuju halaman. Setelah duduk melingkar mereka saling bercerita. Belum diminta bercerita mereka sudah antusias sekali ingin diberi kesempatan berbicara.
“Bu Nurul tadi ku lihat pohon pisang nya pendek kenapa ya?” Begitu salah satu pertanyaan murid saya.
“Bu Nurul nanti kita bermain yel-yel lagi ya”. Ternyata mereka ketagihan dengan permainan sebelum kegiatan.
Saya memberikan penguatan dan evaluasi. Sebagai bahan komunikasi murid menggambar tanaman yang ditemui di kebun sekolah. Lalu menceritakan gambar yang dibuatnya.
“Bu nurul dan teman -teman ini gambar ku yaitu rumput”
“Bu guru aku menggambar daun ya? “
Setelah memdengar cerita murid, Saya juga menanyakan kepada murid tentang kesannya pada kegiatan hari
“Bagaimana kegiatan kita hari ini teman-teman?” Tanya saya kepada murid saya
“Seru bu, aku suka, besok kita boleh ya mencari siput di kebun,tadi aku lihat siput di kebun” kata Aldric dengan ceria
“Senang bu tidak ngantuk tapi tadi di kebun banyak nyamuk, aku besok mau bawa obat oles anti nyamuk aja”
Kami semua tertawa mendengarkan keseruan cerita hari ini
Pembelajaran
Setelah melaksanakan kegiatan saya mengamati murid saya lebih bersemangat saat belajar di halaman atau kebun sekolah, dengan mereka memegang, melihat dan mengamati secara langsung tanaman yang ditemukan murid saya menemukan pemahaman baru terkait dengan tema yang kita pelajari, akhirnya saya juga menyadari ternyata untuk mendapatkan media belajar tidak harus membeli atau menyediakan dengan biaya mahal. Justru adanya lingkungan di sekitar sekolah bisa menjadi media belajar yang menyenangkan bagi murid. Belajar secara langsung di alam dapat menstimulasi murid untuk menemukan hal baru, mengembangkan ide juga mengaitkan dengan pengalaman yang dimilikinya. Belajar secara saintifik lebih mudah memberikan pemahaman kepada murid, guru menjadi fasilitator dan menjadi stimulator ketika di akhr sesi dalam memberikan penguatan dan afirmasi. Yang harus diperhatikan guru sebelum melakukan kegiatan seperti ini adalah pembuatan kesepakatan dan juga harus mematuhi standar keamanan. Seperti hal nya menyediakan obat anti nyamuk.