Saya adalah guru SLB yang mempunyai 4 orang peserta didik dengan kelainan autis dan tunagrahita, mereka mempunyai karakter yang unik masing – masing. Pada semester ini saya memegang kelas baru yaitu kelas VI sekolah dasar, semester sebelumnya saya memegang jenjang SMP. Karena memasuki kelas baru maka perkenalan atau masa adaptasi dengan murid pun perlu waktu Ketika awal memasuki tahun ajaran baru
Sesama peserta didik tidak saling kenal dan kurang berinteraksi karena ada 2 anak yang mengalami kelainan autis sehingga mereka tidak memperdulikan teman sekelas, bahkan mereka masih sering masuk ke kelas yang lama untuk mendatangi guru sebelumnya atau mendatangi orang tua yang sedang menunggu di luar kelas.
Menciptakan suasana kelas yang menyenangkan dan peserta didik bisa saling membantu/berempati serta mempunyai tanggung jawab Ketika diberikan tugas.
Bersama – sama membuat kesepakatan kelas melalui media gambar karena ada beberapa peserta didik yang tidak bisa membaca tapi dia memahami konsep gambar berurutan, sehingga kesepakatan kelas tersusun dengan memberi pemahaman kepada peserta didik mengenai tata tertib kelas. Memahami apa yang di sukai peserta didik juga sangat penting agar dia merasa senang berada di dekat kita Ketika belajar maka dia pun akan betah didalam kelas. Karena usia mental mereka lebih rendah disbanding usia kalendernya sehingga saya menyesuaikan pendekatan dan pembelajaran sesuai dengan usia mental mereka agar mereka pun tak merasakan tekanan saat proses pembelajaran.
Setelah beberapa kali pertemuan, peserta didik mulai hafal dengan tugas/tata tertib sesuai dengan kesepakatan kelas yang di buat secara Bersama – sama, begitu juga peserta didik yang mengalami kelainan autis juga mulai mampu berinteraksi dengan teman sekelas dengan cara berinisitif untuk ikut serta dalam membersihkan kelas karena melihat teman sedang menyapu terlebih dahulu. Serta ikut aktif dalam mengikuti lomba meski belum memahami aturan lomba yang berlaku namun dia cukup senang dalam berinteraksi.
