Melestarikan Budaya Permainan Tradisional Indonesia

Pada tahun pelajaran 2021/ 2022 sekolah kami terpilih dalam Program Sekolah Penggerak. Sebelumnya diawali dengan pelatihan kepala sekolah, guru komite pembelajaran serta pengawas sekolah. Untuk komite pembelajaran terdiri dari (guru kelas 1, guru kelas 4, guru agama dan guru olah raga). Setelah pelaksanaan pelatihan kami segera melaksanakan IHT di sekolah kami, untuk menhyampaikan ilmu yang kami dapatkan serta menyamakan persepsi mengenai Kurikulum Merdeka.

Awal mulai pelaksanaan pembelajaran kami terus belajar dan sering melaksanakan koordinasi untuk dapat bersama- sama berjalan melaksanakan kurikulum merdeka. Visi misi sekolah dan komitmen kami buat bersama demi terciptanya budaya sekolah yang baik dan dapat menunjang pelaksanaan kurikulum merdeka. Begitu pula dengan pembiasaan sharing praktik baik antar guru sudah mulai terbiasa di sekolah kami, di dalamnya kami dapat saling berbagi dan dapat mengadopsi serta memodifikasi atau menyesuaikan.

Saya adalah wali kelas 4 dan sebagai guru komite pembelajaran kurikulum sekolah penggerak di sekolah kami. Banyak praktik baik yang telah kami laksanakan di kelas 4. Salah satunya adalah kegiatan mengenalkan budaya Indonesia melalui permainan tradisional. Tujuan proyek ini adalah peserta didik mampu mengenal dan menghargai budaya tradisional bangsa.

Permainan tradisioanal adalah kekayaan budaya Indonesia yang harus dilestarikan. Melestarikan budaya permainan tradisional bukan hanya sekedar mempelajari nama permainan tradisional tersebut dan aturan- aturannya, namun lebih jauh lagi dengan memainkannya dan belajar berinteraksi serta saling toleransi saat bermain. Saat ini permainan tradisonal kalah bersaing dengan game di gawai telepon/hp. Terlebih pandemi 2th kemarin menghambat pembelajaran untuk PTM sehingga pembelajaran via daring, luring terbatas serta blanded. Mereka tetap mengikuti pembelajaran namun waktunya banyak yang digunakan untuk bermain hp/ game via gawai. Padahal banyak efek negatif yang ditimbulkan dari bermain game di gawai. Sebaliknya permainan tradisional memiliki banyak manfaat serta mengajarkan karakter positif bagi anak- anak. Oleh karena itu kami mengambil tema “Melestarikan Budaya Permainan Tradisional Indonesia”.

Proyek ini kami laksanakan selama 3 bulan dengan kegiatan terjadwal dan disertai dengan asesmen di akhir setiap pengenalan serta pembelajaran permainan tradisional. Permainan Tradisional yang dimainkan antara lain; dakon, dhingklik oglak aglik, gobak sodor dan balap bangkiak.

  1. Permainan Dakon. Dakon atau congklak adalah permainan yang berasal dari kebudayaan kuno Timur Tengah. Permainan dakon atau congklak adalah salah satu jenis permainan yang dapat dimainkan oleh anak laki- laki maupun perempuan. Permainan ini biasanya dimainkan oleh 2 orang, tak hanya anak- anak namun orang dewasa juga bisa memainkannya. Alat yang digunakan untuk bermain dakon awalnya terbuat dari kayu dengan panjang 50 cm, lebar 20 cm dan tebalnya 10 cm. Bagian atas kayu diberi lubang kurang lebih 5 cm dan untuk diameternya adalah 3 cm. Seiring berjalannya waktu papan dakon sekarang ini menggunakan plastik. Permainan ini juga dilengkapi biji sawo, jumlah biji sawo yang ada bisa disesuaikan dengan ketentuan masing- masing pemain. Setiap pemain memiliki lubang atau lumbung. Lumbung yang paling banyak terisi dikatakan sebagai pemenang. Manfaat bermain dakon dan nilai karakter positifnya; belajar berhitung, melatih membuat strategi, jujur, komunikatif, tanggung jawab, disiplin, kerja keras, dan menghargai prestasi.
  2. Permainan Dhingklik Oglak Aglik. Dhingklik oglak aglik adalah suatu permainan tradisional yang memainkannya meniru suatu bentuk bangku dhingklik yang digunakan untuk duduk. Yang keadaannya tidak stabil sehingga akan mudah goyah “Oglak Aglik”. Permainan dhingklik oglak aglik berasal dari daerah Provinsi Jawa Tengah. Permaianan ini dimainkan oleh 3,4 atau 5 anak dalam satu kelompok yang sebaiknya sama besar dan sama tinggi, agar dapat menjaga keseimbangan suatu bentuk dhingklik yang oglak aglik. Tujuan dari permainan dhingklik oglak aglik ini adalah melatih kekompakan, keseimbangan dan persatuan.
  3. Permainan Gobak Sodor. Gobak sodor atau galasin adalah permainan tradisional dari Jawa Tengah. Permainaan gobak sodor merupakan permainan menghalangi lawan untuk mencapai garis akhir. Permainan ini terdiri dari dua tim yang masing- masing tim terdiri dari 3 orang. Satu tim sebagai penghalang dan satutim sebagai penyerang. Gobak sodor dimainkan pada lapangan berbentuk bujur sangkat yang pembatasnya ditandai dengan kapur. Posisi penyerang dan penjaga ditukar ketika pemain penyerang disentuh oleh pemain penghalang. Manfaat dan nilai karakter positif gobak sodor; melatih untuk berbuat jujur, bertanggung jawab, mematuhi ketentuan dan peraturan, melatih kerja sama dan kekompakan, percaya diri, melatih berfikir logis, kritis dan inovatif serta gaya hidup sehat.
  4. Balap Bangkiak. Permainan Bakiak sangat populer di masyarakat. Apalagi, jika ada perlombaan 17an di hari kemerdekaan Republik Indonesia, permainan bakiak akan jadi salah satu perlombaan yang hampir selalu digelar di setiap wilayah. Permainan ini adalah permainan yang dilahirkan dari Sumatera BaraBalap bakiak juga dikenal dengan nama terompah atau terompa galuak. Jumlah pemain dalam balap bakiak sesuai dengan jumlah slop yang ada pada bakiak. Jika ada 3 slop pada bakiak Panjang, maka hanya 3 orang yang bisa memainkannya.Permainan tradisional bakiak memiliki alat permainan berupa kayu panjang seperti seluncur es yang dihaluskan dan diberi beberapa selop (pengait kedua kaki) di atasnya. Sepasang bakiak panjang yang biasa dimainkan untuk 2-5 orang ini biasanya berukuran lebar 10 cm dengan ketebalan 2,5 cm. Jarak antara selop atau pengait kedua kaki yang satu dengan lainnya berjarak sekitar 40 cm. Sedangkan, panjang karet sebagai pengait kaki disesuaikan dengan lingkar kaki. Pengait kaki ini dipaku dengan kuat di kedua sisi kayu. Bakiak atau terompah panjang dimainkan dengan mengadu kecepatan serta kekompakan untuk mencapai garis finish. Manfaat dan nilai karakter dari permainan balap bangkiak; meningkatkan konsentrasi dan belajar keseimbangan, melatih kehati- hatian dan ketangkasan saat bermain, melatih kekompakan dan semangat kebersamaan kelompok, melatih sportivitas dan jiwa kepemimpinan.

Diakhir semester kami mengadakan pameran panen hasil belajar siswa “Gebyar Dolanan Lawas” Bersama Melestarikan Budaya Tradisional Indonesia. SDN Oro- Oro Ombo 02 Kota Batu. Semua siswa kelas 1 dan 4 memainkan permainan tradisional yang mereka pilih dan disertai dengan drama kolosal di setiap permainannya. Gebyar ini disaksikan oleh seluruh siswa SDN Oro- Oro ombo 02 serta wali murid dengan harapan dapat berdampak bagi semua siswa. Mereka nampak senang dan menikmati permainan tradisional tersebut.

Mari kita melestarikan permainan tradisional Indonesia.

Semoga permainan tradisioanl dan budaya dapat dilestarikan hingga masa yang akan datang.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top