Melatih Kemampuan Writing Siswa Smk Pada News Item Text Dengan Memanfaatkan Teknologi Digital

Menulis merupakan kegiatan yang menyenangkan. Bukan hanya sekedar menjadi hobi tetapi menulis juga dapat memberikan keuntungan berupa materi maupun pengakuan eksistensi pada dunia literasi. Namun, menulis masih menjadi hal yang kurang disenangi karena berbagai alasan. Selain itu, kemampuan dalam menuangkan ide dan pengelolaan kata menjadi pemicu seseorang untuk enggan menulis. Meskipun hanya menulis status pada media sosial, mereka cenderung menghindari penulisan kalimat dan paragrap.

Khususnya para siswa, mereka masih berpikir bahwa kegiatan menulis itu merupakan kegiatan yang sulit dilakukan, membosankan serta merasa bahwa menulis bukan bagian dari selera mereka. Hal ini cukup memprihatinkan karena menulis juga diawali dari membaca. Sehingga dua kegiatan tersebut menjadi hal yang dianggap sulit untuk dilakukan. Di sekolah, menulis dikaitkan dengan mata pelajaran Bahasa Indonesia. Pemahaman akan langkah penulisan, makna yang tercantum, serta alur yang sulit ditentukan, menjadi alasan mengapa siswa kurang menyenangi kegiatan menulis. Lalu bagaimana dengan menulis versi Bahasa Inggris?

Pada kesempatan ini, penulis telah merencanakan praktik pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan menulis bagi siswa SMK. Dan sebelumnya, penulis berkolaborasi dengan guru Bahasa Indonesia untuk menyatukan ide menulis yaitu dengan memilih materi ajar, News Item atau Teks Berita. Siswa telah dibekali dengan membuat judul yang menarik, petunjuk penulisan yang benar serta memberi motivasi kepada siswa bahwa menulis dapat dilakukan dengan tema sesuai keinginan dan memanfaatkan teknologi digital sebagai media belajar. Penulis juga menyampaikan bahwa teks berita versi Bahasa Indonesia dapat diterjemahkan ke dalam Bahasa Inggris. Perlu adanya narasumber dalam teks berita agar tulisan semakin berbobot dan dokumentasi yang terkait dengan judul berita yang disampaikan.

Penulis menjadikan penulisan teks berita sebagai metode pembelajaran berbasis masalah yang ada di sekitar siswa. Mereka dapat mengeksplorasikan segala ide dan kemampuan dengan bebas tanpa dibatasi. Penulis melakukan interaksi dengan menanyakan proses yang dilakukan oleh siswa secara berkala dan membuka sesi konsultasi apabila dirasa sulit. Hal inilah yang diinginkan siswa karena mereka perlu diberikan kemerdekaan belajar dan mampu berinteraksi dengan orang lain. Hingga pada tahap akhirnya, siswa mampu mempresentasikan teks berita di depan kelas, mengunggahnya di media sosial, dan sekolah memberi apresiasi dengan memajangnya pada website sekolah dan media sosial sekolah. Kolaborasi yang sangat baik sehingga praktik pembelajaran ini menemukan refleksi pembelajaran yang bermakna dan berdampak bagi siswa.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top