MEDIA LOOSE PARTS
MENINGKATKAN KEMAMPUAN MELESAT
MENUJU MERDEKA BELAJAR
AWAL
Saya ingin murid-murid di Taman Kanak-kanak belajar melalui bermain sesuai dengan minat dan bakatnya dan proses belajar mengajar berlangsung kondusif. Sebelum mengajar, guru sudah menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH), dengan kegiatan yaitu : pembukaan, inti, istirahat dan penutup. Pada kegiatan inti ada tiga atau empat kegiatan yang masing-masing kegiatan menggunakan media untuk menunjang kegiatan tersebut. Misalnya membuat kreasi seni menggunakan cat cair dengan pola yang sudah disediakan oleh guru. Karena dari awal sudah dikondisikan untuk membuat gambar seperti contoh sehingga kreativitas murid terkebiri. Akhirnya semua murid membuat gambar yang sama dalam satu kelas, hal ini menunjukkan guru masih menjadi pusat pembelajaran yang tidak berorientasi pada murid. Hasil karya murid seperti ini adalah mencontoh hasil karya guru yang memungkinkan murid menjadi plagiat, seharusnya yang ditiru bukan hasil karya gurunya tetapi proses guru berkreasi. Tujuan yang ingin dicapai adalah kegiatan pembelajaran berorientasi pada murid melalui hasil eksplorasi dan penemuannya sendiri sehingga hasil kegiatannya bervariasi yang sesuai dengan ide kreatif murid. Penulis mulai mengatur strategi dengan menyediakan media yang bervariasi yang mudah didapatkan dari lingkungan sekitar yaitu media loose parts. Ternyata praktik baik tersebut membuahkan hasil dan ingin penulis ceritakan kepada seluruh guru di Nusantara.
TANTANGAN
Murid terbiasa menunggu perintah dari guru untuk mulai mengerjakan tugas sesuai dengan yang dicontohkan oleh guru. Murid cepat bosan dengan satu media atau dengan media yang terbatas. Murid yang sudah menyelesaikan kegiatannya tidak akan berkegiatan lagi walaupun sudah disediakan kegiatan sudut pengaman. Murid cenderung mengobrol, mengganggu temannya, berlari-larian dalam kelas sehingga suasana di kelas menjadi ribut dan kelas kurang kondusif. Sehingga penulis tertantang untuk menemukan strategi baru dan menyediakan media yang lebih menantang.
AKSI :
LANGKAH 1
Menyediakan media loose parts yaitu semua benda yang dapat dipakai sebagai media sumber belajar yang bisa dipasang, dibongkar, dikaitkan, direkatkan, dibawa, ditata dan disimpan kembali. Media loose parts banyak terdapat dilingkungan sekitar yang berasal dari beberapa komponen yaitu bahan alam, hasil olahan pabrik, bekas kemasan, logam, bahan kaca, plastik dan kain. Dengan memilih media loose parts yang aman, murah, terjangkau dan bervariasi membuat anak senang bermain untuk meningkatkan kemampuan STEAM ( sains, teknologi, engineering, art dan matematik) yang dikolaborasikan dengan eksistensi dan literasi menjadi MELESAT (matematik, eksistensi, literasi, engineering, sains, art dan teknologi).
LANGKAH 2
Guru sebagai fasilitator yaitu memfasilitasi murid dengan menata media loose parts (invitasi) yang menarik, variatif dan mudah dijangkau membuat murid leluasa untuk berkreasi dan mengeksplorasi media dengan menjadikannya hasil karya yang kadang tak terduga oleh guru sebelumnya. Dengan media loose parts murid dapat bermain sesuai pilihan sehingga dapat berekspresi menggunakan beragam media loose parts yang lebih menunjukkan proses daripada sekedar hasil. Di dalam kelas disediakan invitasi sesuai jumlah murid sehingga murid terkondisi dengan baik.
LANGKAH 3
Guru sebagai motivator yaitu dengan menyampaikan kalimat pemantik (provokasi) untuk melatih anak berpikir kritis yang lebih komplek sehingga murid mampu memecahkan masalah (problem solving). Contoh kata – kata provokasi misalnya : sebagus apa pelangi buatanmu? Apa yang bisa dilakukan dengan bebatuan ini? Mengapa bisa terjadi? Bagaimana cara membuatnya? Dimana benda itu didapat? Kapan bisa dipakai lagi? Guru juga memberikan pijakan – pijakan sebelum main, peraturan dan tata tertib bermain, yaitu memberikan pilihan jenis main, mengambil media secukupnya, menyampaikan jika sudah menyelesaikan kegiatan, melapor bila ingin pindah ke invitasi yang lain dan membereskan mainan atau media yang sudah dipakai.
PERUBAHAN
Murid penasaran dan terus bertanya (mengekspresikan kemampuan ekspresif dalam berbahasa) diantaranya “apa itu bu guru?”, “Ibu guru mau jualan ya?”, “untuk apa semua itu bu guru?”. Terlihat para murid antusias, penasaran dan senang melihat media loose parts yang tertata di kelas. Kondisi otak yang senang dan nyaman memungkinkan murid belajar melalui bermain dengan optimal. Murid belajar sesuai minat, ide dan kebutuhannya dan berpusat pada murid. Murid asyik bereksplorasi dan berimajinasi, mendapatkan pengetahuan baru dari temuan-temuan yang murid peroleh dari bermain. Murid terlihat merdeka belajar melalui bermain dapat mengembangkan aspek perkembangan nilai-nilai agama dan moral, sosial emosional dan kemandirian, bahasa, kognitif, fisik motorik dan seni. Dari kegiatan bermain di loose parts murid dapat mengenali jati dirinya bahwa mereka punya kemampuan untuk berkreasi sendiri sebagai wujud kemandirian, sehingga sehat emosi melalui berpikir kreatif dan dapat memuji karya temannya dan tercermin sikap gotong royong saat merapikan kembali media loose parts yang sudah setelah dipakai, semua itu merupakan cerminan karakter profil penguatan pelajar Pancasila. Penggunaan media loose parts dapat menunjang pembelajaran berbasis proyek ( projek based learning) karena gagasan dan ketertarikan pada media membuat murid berkreasi dan berekspresi melalui tindakan dan kemandirian. Dapat menggali potensi murid dengan menentukan apa yang akan dibuat, apa yang akan digunakan (eksistensi), bagaimana menggunakan alat (eksistensi), bagaimana menggunakan alat (engineering), mengukur panjang pendek dan klasifikasi (matematik), menyampaikan keinginan, menceritakan karya secara verbal dan non verbal (literasi), menggunakan benda sesuai fungsi ( sains dan teknologi), mengujudkan nilai-nilai seni dalam proyeknya (art). Dan proses ini merupakan hasil dari HOTS (higher order thinking skills) dan 4C (critical thinking, communication, collaboration, creativity). Dapat disimpulkan dengan media loose parts dapat meningkatkan kemampuan MELESAT (Matematic, Eksistensi, Literasi, Engineering, Sains, Art dan Teknologi). menuju merdeka belajar melalui bermain.