Mabar Bangkartif (Makan Bareng Membangun Karakter Positif)

MABAR BANGKARTIF

(MAKAN BARENG MEMBANGUN KARAKTER POSITIF)

Pagi yang cerah di Jum’at berkah. Saya dan para guru di MTsN 34 Jakarta bersinergi mempersiapkan kegiatan Jum’at Humanis di lapangan madrasah. Kegiatan ini sudah rutin dilaksanakan, Murid-murid sudah siap mengikuti rangkaian kegiatan dengan berseragam olag raga. Mereka sudah membawa bekal makan dari rumah masing-masing karena selain senam bersama, market day dan baksos, hari ini  akan dilaksanakan mabar dengan seluruh warga madrasah.

Mabar diawali dengan senam bersama seluruh warga madrasah. Selesai senam istirahat sejenak dilanjutkan dengan cuci tangan dan mengambil bekal makan.masing-masing. Setelah kembali kelapangan saya dan para guru pendamping menertibkan murid agar duduk tertib sesuai tempat dan posisi yang sudah disepakati;  membentuk lingkaran besar.

Kegiatan ini bertujuan untuk memperkuat persaudaraan antar warga madrasah. Selain itu semua warga madrasah dapat saling berbagi, berempati, dan saling menghargai .

Namun demikian ada kekhawatiran murid-murid memiliki sikap indisipliner sehingga kegiatan mabar ini menjadi lepas makna. Kehawatiran ini timbul karena setiap murid memiliki karakter dengan latar belakang yang berbeda-beda.Maka sangat mungkin selama kegiatan berlangsung ada murid yang tidak komitmen dengan kesepakatan.

Kekhawatiran tersebut terlihat ketika memasuki lapangan murid-murid ada yang terlihat canggung, bingung mereka mau duduk di sebelah mana dan duduk berdekatan dengan siapa. Saya dan para guru pendamping memberikan arahan agar duduk dimana saja dan dekat dengan siapa saja. Akhirnya meraka dapat duduk dengan tertib dan rapi.

Selain itu ada juga beberapa murid malu berkumpul dilapangan karena tidak membawa bekal. Setelah dikonfirmasi alasannya lupa membawa makan. Ada juga yang yang beralasan ayah ibunya sudah pergi bekerja jadi tidak sempat menyiapkan bekal untuknya.

Ada beberapa strategi yang saya dan para guru pendamping lakukan untuk menghadapi tantangan tersebut. Untuk murid-murid yang antusias dan bersemangat mengikuti kegiatan, kami memberikan apresiasi berupa pujian dan ucapan terima kasih melalui pengeras suara. Untuk murid-murid yang santai, dengan sabar kami menunggu dan terus memotivasi agar segera hadir dilapangan.

Selanjutnya untuk yang makan sebelum do’a bersma. Saya menegaskan kembali pentingnya komitmen terhadap kesepakatan. Dan saya sampaikan kembali bahwa kesepakannya makan barenag akan dimulai setelah do’a bersama. Kemudian saya meminta satu siswa untuk memimpin do’a sebelum makan. Setelah berdo’a sama-sama, makan bersama pun dimulai.

Untuk murid yang tidak membawa makanan dan tetap berada dalam kelas, saya dan para guru pendamping memberikan pengertian agar tetap dapat berkumpul dilapangan dengan diberi makanan yang sudah disiapkan madrasah. Dan diingatkatn jika ada kegiatan yang sama agar disiapkan lebih awal agar dapat mengikuti kegiatan dengan suka cita.

Kegiatan mabar ini terselenggara atas dukungan para wali kelas. Mereka memiliki WAG murid dan orang tua. Jadi sangat mudah untuk wali kelas menyampaikan pesan  pengingat kegiatan makan bersama. Para walas dapat membantu menyampaikan kepada orang tua dan murid bahwa setiap murid membawa bekal makan untuk kegiatan mabar. Dalam hal ini wali kelas adalah garda terdepan agar pesan sampai kepada seluruh murid di kelasnya tanpa ada yang ketinggalan informasi.

Selain dengan wali kelas, para guru pendamping adalah bagian penting dalam kegiatan makan bareng ini. Setiap guru ambil peran masing masing tanpa ada perintah. Mereka para guru sudah tahu kesepakatan akan kegiatan makan bersama.

Sebagai antisipasi, saya dan para guru pendamping sudah menyiapkan makanan cadangan. Hal ini diperuntukan untuk murid yang tidak membawa bekal makan. Selain itu juga memang disiapkan untu para guru, tata usaha, dan karyawan.

Sepanjang kegiatan semua murid dan guru terlibat dan terlihat akrab dan bahagia. Mereka tampak tertawa dan saling berkomunikasi. Tak sedikit dari mereka berbagi makanan dengan teman dekatnya, saling mencoba makanan yang dibawa temannya. Guru dan murid tampak sangat dekat karena duduk berdampingan. Satu sama lain saling menyapa dan berbicara.

Kegiatan ini direspons murid cukup positif. Hal ini terdengar dari testimoni siswa “Sering-sering dong pak acara seperti ini”ujar salah satu murid. Tentunya ini adalah hal positif yang saya tanggapi dengan senyuman lalu saya katakana “Insyaa Allah kita jadwal setiap Jum’at humanis ya…” maklum setelah dua tahun masa vandemi mereka berada di rumah. Mereka rindu bercengkrama dengan teman-temannya yang selama ini hanya bertemu di tatap maya.

Tentunya kegiatan ini terdapat banyak pelajaran yang nampak terlihat. Murid-murid  terlihat senang dan bahagia. Hal ini terlihat dari raut wajah mereka yang ceria. Mereka terlihat sangat akrab satu dengan lainnya. Mereka saling berbagi makanan dengan temannya, ini merupakan sebagai bentuk empati dan peduli dengan sesama.

Bukan saja murid dengan murid yang terlihat bahagia. Murid dan guru bersama-sama duduk makan bersama. Hal ini memperlihatkan keakraban, kebersamaan. Satu sama lain terlihat lebur. Tak ada lagi guru harus duduk di depan, murid harus di belakang. Semua murid dan guru berada dalam satu lingkaran, satu sama lainnya saling menguatkan, saling berdampingan.Maka rasanya sangat wajar  jika murid bilang “Asik pak…kegiatan ini menghilangkan kebosanan dan kejenuhan di kelas…”

Harapan kami kedpan. Kegiatan mabar ini dapat bekerja sama dengan komite agar makanan untuk kegiatan ini diseponsori penuh oleh komite. Sehingga tak  ada lagi murid yang malu bergabung dilapangan karena tidak membawa makan. Jika komite sudah menyiapkan makan murid-murid tidak perlu membawa makan dari rumah masing-masing.

Alhamdulillah, kegiatan mabar di jum’at berkah menjadikan suasana komunikasi antar murid,guru dengan murid lebih cair tidak kaku,lebih terlihat akarab dan santun dalam suasana suka cita bersama….

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top