Anak usia dini sudah mampu untuk baca tulis hitung atau biasa disingkat Calistung pastinya setiap orang tua merasa bangga. Tugas kita sebagai pendidik salah satunya memberikan pelayanan pendidikan yang bermakna serta menyenangkan untuk anak usia dini. Terlebih lagi bisa sampai menghasilkan sebuah karya literasi yang luar biasa diusia dini. Namun apakah terfikir dampak nya kelak untuk mereka apabila literasi calistung yang di berikan mereka dengan cara drill akan memberikan dampak yang baik untuk anak ? Jawabnya pasti tidak. Pembelajaran Literasi dengan cara yang dipaksakan membuat anak semakin menolak pembelajaran Literasi tersebut.
Seorang guru hendaklah wajib menjadi fasilitator untuk anak dengan maksud memfasilitasi anak untuk mendapatkan pembelajaran yang bermakna. Dengan metode ataupun cara yang menyenangkan. Dengan begitu minat bagat anak mengenail literasi salah satunya minat baca anak anak nampak. Warga sekolah sangat antusias, anak-anak pun penasaran dengan buku dan kegiatan literasi di sekolah pun akan berdampak baik.
Bukanlah hal yang mudah untuk mewujudkan itu semua. Tantangan-tantangan pun mulai muncul diantaranya terletak dari diri guru yang merasa pesimis bahkan kurang optimis dalam literasi dan menghasilkan sebuah karya anak usia dini. Bahan ajar yang kurang memadai pun merupakan kendala terbesar dalam menghambatnya kegiatan literasi dan pembuatan hasil karya anak. Seperti halnya kurangnya buku bacaan, buku yang sama terus yang dibaca anak membuat anak tidak berkembang. Kerjasama dengan orang tua amat sangat dibutuhkan untuk pendampingan literasi di rumah bagi anak usia dini. Tidak lah benar pemikiran pembelajaran hanya dilakukan di sekolah saja oleh guru. Perlu diketahui pembelajar sangatlah saling berkesinambungan antara di sekolah dengan dirumah oleh karena itu kerjasama yang baik dengan orang tua akan berdampak baik juga bagi tumbuh kembang anak.
Dari permasalahan yang ada tersebut, timbulah gagasan untuk memetakan kemampuan guru dan mendata apa saja kebutuhan yang diperlukan untuk kegiatan literasi sampai menghasilkan semua karya. Setelah memetakan kemampuan guru barulah memberikan pembekalan bagi guru yang kurang mempuni untuk dimberikan pembekalan ilmu mengenai literasi salah satunya dengan cara membacakan nyaring atau Read Aloud. Setelah guru menguasai Read Aloud, guru merasa sangat antusias barulah guru menstimulus anak dengan cara membacakan nyaring dengan menyenangkan. Dari hasil stimulus Read Aloud tersebut minat anak membaca semakin meningkat, karena anak merasa penasaran dengan buku-buku yang ada di sekitarnya. Dari banyak buku yang telah dibaca anak timbullah sebuah ide untuk membuat suatu karya berupa buku bergambar bagi anak usia dini. Buku tersebut di buat oleh anak usia dini.
Awal tahapan membaca anak usia dini dimulai dari membaca gambar. Mulai dari menggambarlah anak mengekspresikan apa yang mau disampaikan. Setiap anak membuat sebuah buku seri bergambar sesuai tema yang di inginkan masing-masing anak. Guru hanya memfasilitasi apa yang akan dibuat oleh anak. Setelah buku tersebut jadi baru lah dikumpulkan menjadi satu buku antologi, dan mencetak buku tersebut hingga mendaftarkan menjadi ISBN.
Rasa pesimis para guru menjawab bahwa tindakan yang disesuaikan minat dan bakat anak akan berdampak pada sesuatu yang bermakna. Kegiatan literasi yang menyeangkan dengan cara membacarakan nyaring anak terstimulus menjadi minat akan bacaan dan cinta akan buku bacaan, sampai-sampai mereka kreatif membuat karya antologi berupa buku cerita bergambar dengan tema Anak Usia Dini Punya Karya. Respon positif pun muncul dari seluruh warga sekolah mengenai buku karya anak usia dini yang ber ISBN. Saya pun merasa sangat senang karena orang tua, guru, siswa, serta orang lain di luar lingkungan sekolah pun memberikan apresiasi yang luar biasa bagus terhadap kemampuan literasi anak serta hasil karya yang dihasilkan oleh anak. Orang lain diluar warga sekolah pun memberikan apresiasi berupa pujian dan pertanyaan tentang proses yang dilakukan untuk menghasilkan karya tersebut.
Hal yang ingin saya kembanagkan kedepannya akan terus meningkatkan motivasi belajar guru dan siswa dengan menghadirkan kegiatan serta pengalaman belajar yang bermakna. Sehingga guru serta siswa lebih aktif dan kreatif serta memiliki semangat yang besar dalam ber-literasi dan berkarya.