Halo, saya Yusuf. Saya mengajar di lembaga pendidikan non formal, yaitu Pondok Pesantren Nurul Hikmah di Desa Tuwel, Bojong, TegalMata pelajaran yang saya ampu adalah Amtsilati, bagian fan ilmu nahwu shorof yang membahas tentang tata bahasa Arab.Murid saya, rata rata usia 15-17. Jadi lebih mudah dalam berkomunikasi.Kami melaksanakan proses pembelajaran yang beragam, seperti metode ceramah, tanya jawab, takroran atau mengulang, syawir atau diskusi, hafalan yang merdeka, dan pengerjaan proyek.Asesmen sumatif adalah asesmen atau penilaian yang dilakukan diakhir pembelajaran.Saya merasakan keresahan saat akhir pembelajaran, dimana sulit menentukan kompetensi pencapaian murid.Beberapa cara sudah dicoba, seperti mengerjakan soal yang sama, setor hafalan, dan tanya jawab. Semua kegiatan ini bertujuan mengukur sejauh mana mereka menguasai pelajaran dan bisa menerapkan dalam keseharian.Ditahun sebelumnya saya melihat murid yang sepertinya tertekan dengan cara Asesmen tersebut. Akhirnya saya merubah teknis asesmen sumatif.Saya berfokus pada tujuan akhir yang disampaikan di awal pembelajaran, yaitu murid faham tentang kaidah tata bahasa Arab sehingga bisa membaca teks Arab, mengartikan, dan memahami, serta menerapkannya dan menghubungkan pada aktivitas keseharian.Pada pertengahan masa pembelajaran, saya sampaikan bahwa di akhir tahun, akan ada penilaian yang menunjukkan kompetensi murid. Jadi diharapkan murid mengetahui hasil akhir kompetensinya.Tujuan akhir dari belajar Amtsilati adalah, murid bisa membaca tulisan arab tanpa harokat ( istilah lainnya adalah kitab kuning ), memahami dan menerjemahkan ayat Al Qur’an dan literasi arab lainnya seperti lagu berbahasa arab dan sebagainya. Lalu sampailah pada akhir pembelajaran.Saya melakukan asesmen sumatif dengan langkah sebagai berikut :Murid memilih teks Arab sesuai keinginan, saya arahkan untuk memilih teks yang sering dijumpai di asrama.Hal ini dilakukan, agar murid merasa merdeka menentukan sendiri cara belajar nya. Pengalaman belajar sebelumnya, hanya guru yang menentukan sendiri materi asesmen, tanpa melibatkan murid. Sehingga murid merasa tertekan.Murid memilih waktu sendiri untuk pelaksanaan asesmen. Saya menentukan tenggang waktu terlebih dahulu. Kesempatan memilih waktu belajar, perlu kita buat kesepakatannya dengan murid. Ini memberikan kesempatan murid menyiapkan diri. Seringkali, proses asesmen dilakukan secara mendadak, tanpa persiapan. Meskipun tujuannya adalah melihat kemampuan murid. namun alangkah baiknya jika murid juga memiliki kesempatan untuk menyiapkan. Memilih waktu sendiri juga dalam rangka memerdekakan murid menentukan sendiri cara belajarnya. sehingga murid diharapkan bertanggung jawab pada pilihannya.Murid membacakan teks Arab yang sudah murid sendiri pilih, lalu murid memberi makna dan menerangkan kandungan dari teks tersebut.Teks arab, sangat beragam. Di tempat kami belajar, kami menggunakan beberapa kitab kuning (istilah lain dari buku yang berisi materi pelajaran, berbahasa arab, dan tanpa harakat atau tanda baca). Seperti Kitab Fathul Qorib, Washoya, Safinatun Naja dan lain lain. Dari beberapa kitab tersebut, saya memberikan murid kesempatan, kitab apa yang ingin mereka baca. Saya mengarahkan mereka untuk berdiskusi bersama teman belajarnya. Ada kakak kelas mereka yang juga pernah belajar Amtsilati. Saya percaya, sumber belajar murid bukan hanya dari guru. Teman terdekat, bisa menjadi sumber belajar yang menyenangkan bagi murid.Keberagaman yang ada, memberikan kesempatan kita untuk memilih. Kita berharap dalam proses belajar, tidak lagi monoton. Berfokus pada satu objek belajar saja. Dengan memanfaatkan keberagaman, belajar jadi lebih menyenangkan.Tibalah tenggang waktu pelaksanaan asesmen sumatif. Satu persatu murid membacakan teks Arab pilihannya. Saya melihat raut wajah mereka yang nervous, menunjukkan ekspresi gugup dan malu. Saya beri jokes dulu untuk mencairkan suasana. Lalu mereka melanjutkan membaca. Saya apresiasi setiap murid yang sudah membaca, lalu langsung saya koreksi hal yang belum tepat. Hal ini diharapkan agar murid mengetahui bagian yang belum tepat dan segera memperbaiki jika membaca teks yang lain.Terlihat wajah yang bersemangat dari murid, setelah mereka membacakan teks masing masing. Ekspresi kepuasan, bahwa mereka telah berhasil menyelesaikan tantangan belajarnya. Murid terlihat senang melewati proses asesmen ini.Alhamdulillah, 95% murid mencapai kompetensinya. Yaitu bisa membaca teks Arab tanpa harokat, mengartikannya dan menjelaskannya.Mereka terlihat menikmati proses asesmen ini dilihat dari rileksnya ketika membaca, antusias dalam bertanya tentang alurnya, dan pasca asesmen yang kami lanjutkan dengan membuat pameran karya.Bagi saya, asesmen sumatif bukan hanya sekedar penilaian di akhir pelajaran, namun hasil akhir dari proses ini memberikan kepercayaan diri kepada murid bahwa ada tantangan belajar yang berhasil mereka lalui, dan bersiap menghadapi tantangan belajar selanjutnya. Kepercayaan diri perlu ditumbuhkan dengan memperlihatkan hasil dan capaian belajar murid. Sehingga murid bisa segera berefleksi, dan optimis dalam melanjutkan tahapan belajarnya.Sekali merdeka, tetap #merdekabelajar !
Related Posts
Tantangan Mengubah Kebiasaan Asesmen
January 23, 2022 / By
Arif Fauriyuddin
Siapkah Kamu Bertumbuh Bersama Yasayan Guru Belajar?
March 1, 2022 / By
Fitri Fithrotun Nisa