Lakukan Percepatan Kurikulum, 1600 Guru Ikuti “Siap Kurikulum Merdeka”

Hanityo Muktiarsom, Kasubbag Umum Balai Besar Penjaminan Mutu Pendidikan (BPMP) Kalimantan Tengah, meresmikan program Siap Kurikulum Merdeka (SiKur) untuk pendidik di Kalimantan Tengah. Peresmian ini digelar secara daring pada Senin (14/11/2022). SiKur merupakan program persiapan Implementasi Kurikulum Merdeka oleh Yayasan Guru Belajar.

Hanityo berpesan pada seluruh 1600an pendidik yang hadir agar dapat secara aktif mengikuti rangkaian program yang telah disiapkan oleh Yayasan Guru Belajar (YGB). Dia yakin, percepatan penerapan Kurikulum Merdeka akan meningkatkan kualitas pembelajaran di Kalimantan Tengah.

“Semoga menjadi langkah awal, berubah mindset, berubah segala hal. Kita harus mandiri,” tukas Hanityo.

Program SiKur di Kalimantan Tengah setidaknya dibagi menjadi tiga tahap belajar. Pertama yakni serangkaian webinar. Melalui webinar ini, diharapkan peserta dapat secara utuh memahami konsep merdeka belajar.

Selanjutnya adalah praktik gerak di masing-masing sekolah. Sehingga nantinya ketika sesi tahap terakhir, yaitu Temu Pendidik Kalimantan Tengah, peserta sudah dapat berbagi praktik baiknya.

Praktik baik yang dibagikan tidak harus hasil belajar dan mengajar yang sudah berhasil. Peserta juga bisa menceritakan praktik yang masih kurang berhasil serta refleksinya. Bahkan rencana strategi pembelajaran pun juga sudah bisa dibagikan. Pada sesi ini, peserta bisa saling memberikan umpan balik.

Rizqy Rahmat Hani, pelatih SiKur, yang juga turut hadir, mengajak peserta untuk sama-sama siap melaksanakan IKM. “Siap bukan berarti sekedar administrasinya tapi paradigma dan implementasinya di lapangan,” terangnya.

Rizqy mengaku, dia mengalami banyak miskonsepsi saat baru menjadi guru. Tidak pernah mendengarkan murid dan selalu melakukan kejar materi. Dia khawatir materi pembelajaran tidak selesai jika tidak mengajar dengan cepat.

“Hari ini materi A, ngasih tugas. Besok materi B, ngasih tugas. Besok materi C, ulangan harian. Saya khawatir materi tidak tuntas. Yang saya pahami waktu itu, keberhasilan murid belajar adalah ketika mereka menguasai banyak materi,” kata ketua Kampus Pemimpin Merdeka itu.

Akibat dari caranya mengajar, banyak murid sebenarnya tidak paham dengan apa yang mereka pelajari. Namun Rizqy menjelaskan, Kurikulum Merdeka berbeda karena bisa menyesuaikan dengan visi dan misi sekolah, bahkan kebutuhan belajar murid.

“Ini difasilitasi secara lebih serius di Kurikulum Merdeka. Jam pelajaran tidak lagi diikat perminggu namun per tahun, memungkinkan sekolah merancang kurikulum secara lebih fleksibel,” terangnya.

Dia berharap, melalui program Siap Kurikulum Merdeka, tidak ada lagi pendidik yang miskonsepsi terkait prinsip merdeka belajar. Sehingga murid pun bisa mendapatkan pembelajaran yang bermakna. (YMH)

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top