Konseling Literasi

KONSELING LITERASI

Akun Instagram : erni.marlina.1466

Email : [email protected]

No. WA : 082194053857

Saya adalah guru Bimbingan konseling di SMK Negeri 7 Makassar. Saya bertanggung jawab menuntun dan mendukung murid mencapai tujuan perkembangannya sebagai remaja akhir menuju ke dewasa awal. Saya mengajar kelas X (sepuluh) sebanyak 9 rombel yang berasal dari latar belakang budaya yang universal.

Pandemi Covid-19 belum usai akan tetapi kita terpaksa harus hidup berdampingan dengan virus dan menjalankan segala aktivitas dan harus taat prokes. Lama belajar di rumah membuat murid kurang memperhatikan kewajibannya sebagai murid dengan belajar dan menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan oleh guru, sering tidak masuk sekolah karena terlambat bangun dan berbagai macam alibi yang dapat mendukung alasan yang diberikan

Tujuan pengajaran yang ingin dicapai adalah bagaimana murid menyadari kekeliruan yang selama ini dilakukan tanpa adalah punishment ataupun reward yang didapatkan dari orang lain di luar dirinya. Murid menemukan sendiri solusi dari kekeliruan yang selama ini dilaksanakan  sehingga memiliki kesadaran penuh dari diri sendiri untuk berubah ataupun memperbaiki dirinya dengan motivasi yang kuat  untuk berubah dan bisa mempersiapkan diri hidup di masa depan.

Kondisi ini sangat erat kaitanya dengan pembelajaran tatap muka terbatas sehingga tidak memiliki waktu yang memadai untuk berinteraksi dengan murid.

Tantangan yang dihadapi saat ini bahwa kondisi pandemi Covid-19 belum berakhir. Pembelajaran tatap muka masih terbatas 50 persen murid secara bergantian sehingga ketika murid belajar dari rumah kembali maka kebiasaan yang dilakukan akan berulang. Dukungan dari orang tua masih sangat kurang dan menjadi pemicu bagi murid untuk terus menerus mengulang kesalahan yang sama

Karena kondisi tersebut maka saya melakukan pendekatan dengan tetap memanusiaan  murid, saya mengajak murid untuk menuliskan cerita atau kendala yang selama ini terjadi pada murid.

Aksi ini saya sebut dengan Konseling Literasi, dengan tahapan awal yaitu memberikan secarik kertas kepada murid kemudian memberikan waktu 20 sampai 30 menit untuk menuliskan cerita atau peristiwa yang diawali oleh murid dari awal bangun tidur hingga tiba di Sekolah. Sehingga masih terkendala melaksanakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru, setelah itu murid melanjutkan menuliskan rencana solusi atau alternatif-alternatif yang akan dilaksanakan oleh murid, kemudian kertas yang telah dituliskan tersebut  dikumpulkan dan disimpan dalam portofolio murid. Dan jika dilain waktu murid mengulangi kekeliruan yang sama maka tulisan yang telah dibuat oleh murid tersebut diperlihatkan kepada murid untuk dibaca dan dicermati kembali atas solusi yang telah dijelaskan sebelumnya.

Setelah dibaca ulang dilanjutkan dengan diskusi dan murid menceritakan bahwa hal yang dialaminya terulang kembali karena kurang konsisten atas solusi yang telah dituliskan sebelumnya dan saya memberikan waktu 10 menit untuk berpikir ulang atas solusi yang dituliskan sebelumnya apakah masih ada yang akan ditambahkan atau dikurangi sehingga tidak mengulangi lagi hal yang sama.

Murid sangat senang dan antusias menuliskan segala isi hatinya yang kadang mereka saling berebutan kertas untuk saling mengintip cerita-cerita yang dituliskan oleh temannya. Emosi negatif murid akan terkuras dari antusiasnya untuk menulis dan berpikir solusi sehingga emosi Positif akan muncul bersamaan dengan solusi yang telah dituliskan.

Siswa merespon dengan sangat antusias dan bersemangat karena diberikan kesempatan menyampaikan pendapat meskipun melalui tulisan. Murid merasa bahagia karena tidak mendengarkan makian ataupun umpatan, murid merasa dimanusiakan dan dilibatkan. Saya merespon sesekali dengan senyuman atas letupan-letupan kalimat yang secara refleks murid keluarkan, saya meresponnya dengan memberikan dukungan semangat sehingga murid bisa menemukan solusi terbaik dari masalah yang dihadapi selama ini.

Pelajaran atau inspirasi  yang didapatkan bahwa murid semakin bersemangat, menemukan solusi dari setiap peristiwa yang menyulitkan dirinya. Ketika murid dilibatkan dan didengarkan maka murid akan bertanggung jawab atas solusi yang dipilih dengan penuh kesadaran untuk terus memperbaiki diri dan kekeliruan yang dialami selama ini.

Saya terharu melihat keceriaan mereka yang tidak lagi merasa ketakutan dan tertekan, raut wajahnya terpancar semangat yang besar untuk bisa menyelesaikan tugas-tugasnya dan bisa tetap melanjutkan belajar bersama teman-temannya di kelas.

Hal yang perlu dikembangkan adalah kolaborasi yang sangat intens antara seluruh warga sekolah, kolaborasi dengan orang tua dan lingkungan yang dapat mendukung murid tetap semangat belajar.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top