Berbagai penelitian menyebutkan kemampuan literasi murid Indonesia terus menurun. Setidaknya sejak 14 tahun terakhir. Berujung pada learning loss dan diperparah oleh kondisi pandemi sepanjang 2020-2021 lalu.
Merespon hal tersebut, Kampus Pemimpin Merdeka (KPM), salah satu unit operasi Yayasan Guru Belajar (YGB), meluncurkan program beasiswa #TetapBelajar di Kabupaten Probolinggo. Program ini berkolaborasi dengan Yayasan Lari Nusantara (NusantaRun) dan Komunitas Guru Belajar Nusantara.
“Saya merasa dulu ketika mengajar baik-baik saja, kejar materi, kejar tayang. Ternyata yang saya kira membuat kompetensi naik, setelah ada penelitian, banyaknya materi tidak berbanding lurus dengan kompetensi murid, too much too fast,” ungkap Rizqy Rahmat Hani, ketua KPM, saat peluncuran program pada Senin (6/02/2023).
“Nah ini akhirnya, salah satunya (yang menyebabkan) kompetensi literasi Indonesia semakin menurun. Bahkan kalau di SMERU menyebutkan, banyak murid yang sekolah tapi tidak belajar. Ini tamparan keras untuk saya,” lanjut Rizqy.
Rizqy menjelaskan, nantinya program #TetapBelajar akan berlangsung selama setahun. KPM akan mendampingi proses belajar kepala sekolah, guru, hingga orang tua murid. Murid juga akan mendapatkan media pembelajaran.
Program ini akan diberikan secara gratis untuk sepuluh sekolah dasar terpilih di Kabupaten Probolinggo. Tidak hanya mendapatkan modul, peserta juga akan mendapatkan pendampingan secara daring dan luring, memperoleh kesempatan publikasi penulisan praktik baik, dan beasiswa konferensi Temu Pendidik Nusantara X.
Sri Agus Indaryati, Kabid Pembina SD Dinas Pendidikan Kabupaten Probolinggo, berharap, program #TetapBelajar berdampak pada semangat belajar murid-murid di kabupatennya. Dia menyambut baik apabila setelah satu tahun pendampingan, program ini dapat dilanjutkan secara mandiri oleh pengawas daerah.
“Terima kasih, terima kasih banyak. Ini luar biasa. Untuk meningkatkan mutu pendidikan yang adil di Kabupaten Probolinggo, tidak sedikit waktu yang diberikan Yayasan Guru Belajar. Mudahan-mudahan ini berlanjut nanti, tidak berhenti di sini,” katanya.
“Kesempatan ini jangan dibuang-buang. Saya ingin Bapak/Ibu guru punya ilmu yang setinggi-tingginya. Apa yang disampaikan oleh Bu Yulia tadi luar biasa. Belum tentu dimiliki oleh Bapak/Ibu guru yang hadir pada siang hari ini dan Bapak/Ibu guru di Kabupaten Probolinggo pada umumnya,” tukas Sri.
Sebelumnya, Yulia Rahmawati, guru SD Negeri Krejengan Kab. Probolinggo, membagikan praktik baiknya. Dia menceritakan pengalamannya saat mengikuti Kolaborasi Literasi Bermakna tahun 2019, program milik YGB.
Setelah mengikuti program tersebut, Yulia mengaku mendapatkan banyak ilmu untuk memberikan pembelajaran yang bermakna. Sehingga kompetensi literasi dan numerasi murid meningkat.
Yulia mengungkapkan, dirinya berhasil menumbuhkan minat belajar dari dalam diri murid. Mereka berangkat ke sekolah tanpa paksaan lagi. Orang tua juga jadi lebih peduli pada kemajuan belajar anaknya.
Selain itu, mimpi kariernya juga tercapai. Dia mendapatkan kesempatan untuk menjadi pembicara di berbagai konferensi pendidikan. Yulia akan menjadi koordinator program #TetapBelajar Kabupaten Probolinggo.
(YMH)