Pagi itu matahari memancarkan sinarnya, angin berhembus tenang seakan ikut merayakan hari pertama sekolah. Anak-anak bersemangat dalam menyambut tahun ajaran baru. Datang ke sekolah dengan senyuman, tatapan mata takut dan penasaran dari anak-anak kelas baru di kelas satu. Semuanya sangat luar biasa.
Biasanya awal tahun ajaran baru di kelas, saya selalu menerapkan sebuat kesepakatan dari hasil diskusi dengan para murid, belakangan saya baru mengetahui bahwa diskusi saya dengan para murid disebut dengan kesepakatan kelas, sebutan ini baru saya dapatkan ketika mengikuti Pendidikan Penggerak Merdeka Belajar (PPMB) terus terang, saya selalu menerapkan hampir 3 tahun belakangan sebelum pandemi melanda.
Kesepakatan kelas sering diabaikan oleh guru, karena dianggap tidak sesuai dengan guru. Biasanya guru menetapkan sendiri, yang bisa dikatakan dengan peraturan. Nah, peraturan yang hanya dibuat oleh guru, biasanya berujung dengan ketidak ikhlasan siswa dalam menjalankan berbagai peraturan-peraturan tersebut. Mereka menjalankan dengan penuh keterpaksaan.
Hal-hal seperti itulah yang ingin saya perbaiki di dalam kelas, untuk itulah saya ikut dalam Pendidikan Penggerak Merdeka Belajar yang ditawarkan oleh Komunitas Guru Belajar Nusantara Jakarta Timur. Saya ingin membuat sesuatu yang diluar kebiasaan, tentu saja keberpihakan kepada murid.
*
“Mrs, bagaimana kalau mulai minggu depan kita mengatur pembagian yang bertugas mengawasi pojok permainan tradional?”
“Memangnya kemarin belum disepakati Dzra, siapa yang bertugas?”
“Blm Mrs, semua anak berebutan, berusaha menjadi petugas.”
“Baiklah, nanti kita diskusikan bersama ya, kita atur siapa saja yg bertugas, kita atur waktunya.”
“Terima kasih ya Mrs. Ary.”
“Sama² cantik.”
*
Begitulah di kelas, kami menerapkan kesepakatan kelas. Banyak sekali yg bisa dibuat dengan kesepakatan, melalui banyak hasil diskusi, murid-murid menjadi senang karena merasa dilibatkan. Jika suatu hari ada yang melanggar, Maka kami mendiskusikan kembali mengenai kesepakatan yang telah disepakati bersama.
Ternyata banyak sekali yang bisa dijadikan kesepakatan kelas, diawali dengan pemilihan ketua dan wakil ketua kelas, ini seru terjadi, karena biasanya di dalam kelas banyak yg mau menjadi ketua dan wakil ketua kelas, tentu saja ini dilakukan dengan sistem demokrasi, kemudian kesepakatan jam datang dan pulang bagi siswa yang kebagian piket membersihkan kelas, pembagian dan pengaturan tempat duduk. Bagaimana sistem pembagian waktu dalam membaca ketika awal pelajaran, di pojok baca atau bermain permainan-permainan tradisional yang sudah aku siapkan di kelas untuk anak-anak dan masih banyak lagi.
Semuanya terasa begitu menyenangkan, sehinggga murid-muridku merasa nyaman di kelas, bagaimanapun kelas adalah rumah kedua bagi peserta didik dan aku ingin membuatnya senyaman mungkin. Ingin merasakan kebahagiaan yang dirasakan murid-muridku.
Kelas yang nyaman adalah kelas kami, dan
Kami semua adalah satu keluarga besar 💕