Kelas Merayakan kegagalan.
Terlalu banyak di bumi ini menyuguhkan hanya kesuksesan, keberhasilan dan kemenangan semata. Layaknya sosial media yang sering hanya menunjukkan kesuksesan saja. Tapi lupa bahwa di dunia ini ada yang namanya kegagalan yang kita harus akui itu ada dan harus kita terima. Makanya zaman sekarang banyak yang ingin sukses instan, karena mereka hanya melihat dari sisi kesuksesannya saja tanpa memperhatikan sebuah proses.
Terlebih di media sosial banyak yang melakukan flexing dan bahkan para penontonnya begitu banyak dan begitu antusias, menjadikan mereka yang tidak memahami arti sebuah kegagalan atau sebuah proses, mereka ingin sukses cepat bahkan menghalalkan segala cara. Itulah pula yang dialami oleh murid murid-masa kini, yang kebanyakan sudah kenal dengan dunia informasi yang begitu cepat dan ramainya serta menyuguhkan kisah-kisah keberhasilan secara instan tanpa memperhatikan makna sebuah proses. Padahal proses merupakan salah satu bagian terpenting dalam proses belajar murid, dimana melalui proses murid dapat memaknai setiap tahapan belajar yang dilaluinya.
Terlalu banyak dan sering kita hanya belajar dari kesuksesan, tapi lupa bahwa sesungguhnya belajar itu dari kegagalan. “Hari ini gagal ya ayo dipelajari!”, untuk bekal hari esok. Jika hanya kesuksesan apa yang dipelajari?, iya, tentu memang ada yang bisa ditiru dan diterapkan, tapi bukanlah belajar yang lebih mendalam itu berawal dari sebuah kegagalan dan kita tidak bisa belajar jika hanya dari kesempurnaan. Justru ketidak sempurnaanlah yang tetep harus kita pelajari. Hal tersebutlah yang harus ditanamkan di dalam karakter murid untuk menghargai proses, baik proses yang belajar yang dilaluinya sendiri atau temannya. Murid terkadang sering meremehkan sebuah proses yang gagal, entah itu gagal yang ada pada dirinya sendiri atau orang lain. Kegagalan pada diri sendiri terkadang dianggap murid sebagai sebuah kegagalan permanen dan melupakan bahwa hal tersebut merupakan bagian dari sebuah proses. Sedangkan kegagalan pada murid lain juga sering terabaikan, malah terkadang menjadi bahan ejekan dan guru alih-alih membantu murid yang gagal justru terkadang hanya memberi kesempatan perbaikan nilai.
Murid yang sukses dirayakan, dipuji, dan diapresiasi, sedangkan murid yang gagal justru terkadang terabaikan. Alih-alih mendapat perhatian, hanya dilakukan sekedar remidi saja atau penambahan tugas lain untuk perbaikan sebuah nilai. Gagal bukanlah sebuah kehancuran dan bukan berarti jelek. Gagal adalah bagian proses yang bisa kita terima dan pelajari lagi untuk menuju kesuksesan sejati.
Merayakan kegagalan, itu yang saya sebut sebagai cara belajar sesungguhnya, dimana yang sukses kita rayakan, namun yang gagal harus lebih kita rayakan. Merayakan kegagalan dengan cara memberikan tepuk tangan atau reward lain dan membahas bagian kegagalan dengan bahasan yang menarik. Bukan memperolok atau meremehkan. Justrus sebagai fokus perhatian semua murid, agar murid yang lain dan murid yang gagal itu tidak berjumpa dengan kegagalan yang sama. Kali ini saya menggunakan gim dengan nama “merayakan kegagalan” Menjadi selingan tiap kali kita belajar dari kegagalan atau tiap kali ada murid yang belum berhasil dalam sesi pelajaran tertentu.
Cara bermainnya adalah, murid yang belum tuntas nilainya atau belum berhasil dalam pelajaran akan dipersilahkan maju kedepan dan menghadap kepada ke teman-temannya. Selanjutnya saya menyediakan slide yang isinya adalah gambar yang berkaitan dengan materi. Saya tampilkan slide gambar tersebut di atas belakang murid yang maju ke depan. Kemudian temen-teman yang lain dipersilahkan membantu murid tersebut untuk menebak gambar yang ada di slide belakang. Ini adalah proses belajar dimana saat ada teman yang gagal maka teman lain akan membantunya dengan memberi isyarat atau kode tertentu dalam waktu satu menit atau menyesuaikan waktu pembelajaran. Setelah sesi memberi kode atau isyarat kepada teman yang maju telah usai, maka teman yang maju tersebut menjawabnya. Begitu sederhana permainan ini, yakni menebak gambar dengan arahan atau isyarat teman-temannya. Sederhanya permainan tidak jadi masalah, karena kita mengajarkan kepada murid untuk menghargai proses sekalipun itu sederhana. Menghargai teman yang belum berhasil sebagai wujud kepedulian. Membantu teman menuju keberhasilan sebagai wujud Kerjasama.
Dari kegiatan tersebut kita sekaligus mengajarkan kepada semua murid, tidak hanya murid yang gagal dalam pelajaran saja, namun semua murid yang hadir di kelas. Diantara pelajaran yang diambil yakini, satu, tentang sebuah kesuksesan itu perlu proses, dan kegagalan itu bukanlah hal yang menakutkan, Justru kegagalan adalah kesempatan belajar lebih. Kedua, menghargai teman belajar, dengan merayakan kegagalan, kita menghargai teman atau murid kita yang gagal dengan cara yang tepat. Ketiga, murid yang gagal tidak merasa sendiri, tapi saat dia gagal justru teman temannya hadir di hadapannya untuk membantu. Dari kegiatan tersebut, anak begitu antusias karena memiliki semua kesempatan untuk berpartisipasi dalam merayakan kegagalan. Dan tujuan kelas pembelajaran di kelas pun tercapai.