Kelas Berkonsep Sebagai Strategi Penguatan Literasi Sejarah Di Smp Negeri 1 Stabat

Ketika mendengar kata sejarah, mungkin yang terbayang didalam pikiran kita adalah kata membosankan, jadul dan tidak penting. Kontruksi yang terbangun selama ini tentang pelajaran sejarah yang membosankan, membuat anak-anak menjadi alfa terhadap sejarah bangsanya khususnya sejarah tempat tinggalnya. Padahal sejarah memiliki peran strategis dalam membentuk nation and character building khususnya nasionalisme sebagai sebuah bangsa ditengah ancaman demoralisasi, intoleransi, radikalisme dan globalisasi. Oleh karena itu, menjadi penting bagi anak didik kita untuk mulai ditanamkan dan dikuatkan literasi sejarahnya. Mengapa? Karena pemahaman sejarah yang baik akan menumbuhkan kecintaan ia akan bangsa dan negaranya. Rasa cinta dan peduli ini akan memberikan dampak yang sangat besar bagi kelangsungan Indonesia sebagai sebuah negara kedepannya.

             Akan tetapi, sejarah Indonesia yang terdapat dalam buku teks pelajaran cenderung jawacentris, sehingga membuat anak didik kita tidak mengetahui sejarah daerahnya. Oleh karena itu,  dibutuhkanlah pembelajaran sejarah yang kontekstual sesuai dengan daerah tempat tinggalnya. Guru dapat mengintegrasikan materi sejarah lokal tersebut kedalam pembelajaran IPS yang mengusung tema sejarah untuk tingkat SMP. Pengintegrasian materi sejarah lokal ini sekaligus melatih anak didik kita untuk lebih mandiri dan bernalar kritis, sesuai dengan dimensi pada profil pelajar Pancasila. Selain pengintegrasian materi tersebut, strategi lainnya adalah penerapan kelas berkonsep sejarah.

            Kelas berkonsep sejarah merupakan salah satu upaya dalam meningkatkan literasi sejarah di SMP Negeri 1 Stabat. Mengapa ini menjadi penting? Karena Kabupaten Langkat, merupakan salah satu kabupaten yang memiliki sejarah dan budaya yang sangat kaya. Namun sayangnya, sejarah tersebut hampir tidak diketahui oleh generasi penerusnya. Padahal di kabupaten tersebut terdapat sejarah kesultanan Langkat; sejarah Islam dengan tarekat Naqsabandiyahnya; sejarah perkebunan dengan tembakaunya yang tersohor di mancanegara; sejarah pertambangan minyak bumi yang pertama di Indonesia; revolusi social, Brandan bumi hangus dan Gerakan 30 September. Ini merupakan rangkaian sejarah Panjang kabupaten Langkat yang dapat dieksplorasi dalam aktivitas pembelajaran yang bermakna serta diinternalisasikan melalui kelas berkonsep sejarah.

               Dalam mewujudkan kelas berkonsep sejarah ini, seluruh warga kelas baik murid, guru dan wali kelas harus menjalin kolaborasi dan komunikasi. Pertama, guru dan wali kelas sepakat untuk membentuk kelompok-kelompok didalam kelas sesuai dengan tokoh pahlawan nasional yang berasal dari Sumatera Utara, seperti: Sisingamangaraja XII, T. Amir Hamzah, Adam Malik, Kiras Bangun, Abdul Haris Nasution, dan Ferdinand Lumbantobing. Kedua, mengisi sudut baca dengan buku yang bertema sejarah lokal Sumatera Utara. Buku-buku ini dibeli dengan menggunakan uang kas kelas. Ketiga, menyajikan banner informasi seputar sejarah Langkat yang didesain oleh murid. Banner ini merupakan proyek murid yang melakukan penelitian sejarah secara sederhana yang diintegrasikan kedalam aktivitas pembelajaran ddalam kelas. Banner tersebut didesain dengan menggunakan aplikasi canva dan sejenisnya. Jadi dalam kegiatan penelitian ini, murid juga tidak hanya dikuatkan literasi sejarahnya saja tetapi juga literasi digitalnya. Keempat, menciptakan atmosphere kelas sejarah  dengan memajang foto-foto pahlawan nasional dari Sumatera Utara dan kalimat motivasi/ bijak yang berasal dari tokoh-tokoh nasional dari Sumatera Utara. Kelima, mengagendakan kegiatan nonton film perjuangan Bersama murid, khususnya film tentang perjuangan di Sumatera Utara, seperti Film Naga Bonar, Tiga Dara Likas, dan sebagainya. Menonton film merupakan aktivitas yang juga dapat menginternalisasikan nilai-nilai dan pemahaman sejarah murid.       

            Penerapan kelas berkonsep sejarah yang disepakati oleh seluruh warga kelas tersebut, memberikan kesan dan pengalaman yang mendalam bagi murid. Karena murid berlatih untuk mengumpulkan informasi dan sumber penelitian, melakukan verifikasi terhadap informasi yang telah mereka kumpulkan, melakukan interpretasi/ analisis, serta melakukan penulisan sejarah walaupun dalam bentuk yang masih sederhana. Namun informasi yang mereka sajikan dalam benner tersebut cukup dapat dipahami dan cukup valid informasinya. Kelas berkonsep ini menjadi upaya dalam mewujudkan profil pelajar Pancasila dengan pendekatan literasi dan aktivitas pembelajaran. Adapun dimensi yang ingin dicapai dalam penerapan kelas berkonsep sejarah ini adalah beriman, bertaqwa kepada Tuhan YME dan berakhlak mulia; berkebhinekaan global, bergotong royong, mandiri, brnalar kritis dan kreatif. Harapannya kelas berkonsep ini dapat dikembangkan pada kelas lainnya, sehingga akan semakin menumbuhkan kecintaan kepada sejarah dan budaya bangsa Inbdonesia yang sangat kaya.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top