Jatuh Cinta dengan Merdeka Belajar
Merdeka Belajar sebuah “frasa” terdiri dari dua kata yang membuatku langsung jatuh cinta akut. Cerita di paragraf paragraf selanjutnya adalah tentang proses jatuh cintaku dengan Merdeka Belajar.
Maret tahun 2020 adalah bulan dan tahun yang tidak akan saya lupakan dan mungkin juga oleh semua guru di Indonesia sebab dengan adanya pandemi Covid-19 secara tiba tiba kita semua yang tadinya mungkin tidak pernah membayangkan menjadi bukan hanya membayangkan namun merasakan adanya “Belajar dari Rumah”. Keadaan ini membuat saya cukup panik bagaimana menyikapi pembelajaran dari rumah agar peserta didik dapat belajar tanpa merasa bosan.
Belajar dengan berbagai cara dan salah satunya ‘searching” praktik pembelajaran dari internet membuat saya menemukan ada sebuah diklat “Pembelajaran Berbasis TIK” dan di sanalah saya pertama kali mendengar istilah “Merdeka Belajar” dan seketika saya jatuh cinta.
Semakin mendalam jatuh cinta dengan “Merdeka Belajar” saat saya mengikuti program “Merdeka Belajar” di platform Guru Berbagi. Betul betul saya merasa menjadi guru yang “dzalim’ pada siswa saat saya mengikuti pelatihan ini. Saya selama ini merasa sudah cukup baik menjadi guru, merasa sudah melibatkan dan ‘mendengar” siswa Namun ternyata satu bagian saja saya belum cukup baik. Saya sama sekali tidak pernah melibatkan siswa dalam “Tujuan”. Tujuan selalu saya rumuskan dengan pertimbangan bahwa itu dibutuhkan oleh mereka dalam kehidupan mereka padahal saya sama sekali tidak pernah menanyakan ke mereka. Wah .. selama ini ternyata saya menjadi “peramal gadungan”. Belum lagi tahap “mandiri terhadap cara” dan “refleksi”. Saya benar benar merasa terpuruk sebab 20 tahun saya mengajar dan saya benar benar merasa ‘zonk’.
Menjadi Fasilitator Sekolah Penggerak di Mei 2022 semakin membuat saya lebih paham tentang “Merdeka Mengajar” sebab di bulan Februari 2022 pemerintah sudah menetapkan Kurikulum Merdeka dan sebagai Fasilitator Sekolah Penggerak saya berkewajiban mendampingi Sekolah Penggerak dalam Implementasi Kurikulum Merdeka yang berpihak pada peserta didik. Pada tahap ini saya semakin paham namun semakin merasa bersalah pada siswa saya sedangkan saya sudah tidak menjadi guru membuat saya menjadi semakin merasa tidak dapat “menebus” dosa saya saat menjadi guru. Namun saya bertekad akan menebus dosa saya dengan menyebarkan semangat “Merdeka Belajar”, belajar yang berpihak pada siswa pada guru guru di sekolah binaan saya.
Mengikuti program di PPMB adalah tahap yang saya alami saat ini. Semua programnya sangat dalam menggugah kesadaran kita akan “Merdeka Belajar”. Program Kesepakatan Kelas, Asesmen Formatif, Merancang RPP, Pembelajaran Merdeka Belajar Berbasis Kompetensi, Strategi Pembelajaran Campuran Merdeka Belajar semuanya sangat keren dan tahap demi tahap membuat saya tidak hanya merasa “bersalah” namun membantu sekali mewujudkan “Merdeka Belajar”.
Program program PPMB yang saya pelajari tentu saja saya bagikan dalam setiap kesempatan pembinaan di sekolah binaan melengkapi pemahaman yang saya dapat sebagai Fasilitator Sekolah Penggerak. Dalam pembinaan ke tujuh SMP sekolah binaan saya di Kabupaten Kudus saya membagikan materi yang saya dapat di PPMB selain materi dari bimtek Fasilitator Sekolah Penggerak. Materi dari Program Kesepakatan Kelas dan Asesmen Formatif merupakan program yang menurut guru di sekolah binaan saya sangat menarik dan membantu mereka dalam membuat pembelajaran yang berpihak pada murid dan membuat asesmen formatif menjadi lebih jelas secara teknis. Dengan materi asesmen formatif dari PPMB mereka sudah tidak bingung lagi tidak hanya dalam pengertian, penggunaan dan fungsi asesmen formatif namun juga dalam proses membuatnya.
Salah satu hasil yang nampak adalah di awal tahun guru di sekolah binaan sudah mampu membuat dan menggunakan asesmen awal pembelajaran, membersamai siswa dalam proses merumuskan kesepakatan kelas dan terdapat beragam asesmen formatif dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang mereka susun.
Sebagai pengawas saya memang sudah tidak dapat menebus dosa saya saat menjadi guru. Namun justru dengan menjadi pengawas, saya bertekad akan menyebarkan praktik baik program program “PPMB” ke guru guru di sekolah binaan. Perasaan “jatuh cinta’ saya sudah sangat akut dan saya akan menyebarkan virus cinta ini seluas luasnya.
Salam Merdeka Belajar