Jangka Pengintai Sebagai Aktualisasi Rasio Trigonometri

Kompetensi hasil belajar matematika yang dituntut oleh kurikulum 2013 menekankan pada peningkatan serangkaian kemampuan dan potensi murid agar dapat mengantisipasi tantangan kehidupan masa depan. Kalau dulu pembelajaran itu lebih ditekankan pada aspek pengetahuan dan materi yang cenderung verbalistik dan kurang memiliki daya serap, saat ini lebih ditekankan pada aspek kompetensi dan keterampilan. Dengan pembelajaran berbasis kompetensi ini diharapkan lebih bermutu dan bermakna dalam kehidupan. Dalam kegiatan pembelajaran, setiap guru pasti mengharapkan situasi yang kondusif. Murid aktif mengikuti pembelajaran dan penuh semangat.

Banyak murid saya memandang matematika identik dengan rumus, tanpa tahu manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari. Pada pembelajaran Rasio Trigonometri kelas X, saya berusaha meningkatkan capaian kompetensi murid saya. Agar kemampuan berpikir matematis tingkat tinggi berkembang, maka pembelajaran harus menjadi lingkungan dimana murid saya dapat terlibat secara aktif dalam banyak hal kegiatan matematis yang bermanfaat pada pelaksanaan pembelajaran.

Dalam kegiatan pembelajaran, saya memberi bimbingan kepada murid untuk memahami materi rasio trigonometri dan soal-soal penerapannya. Dari hasil pengamatan, murid saya kelihatan kurang semangat belajar dan hasil asesmen personal yang kurang memuaskan.

Melihat hasil murid saya yang kurang memuaskan, saya mempunyai tantangan sebagai berikut:

Bagaimana dapat meningkatkan semangat dan motivasi belajar murid saya ?

Apa upaya yang harus saya lakukan untuk dapat meningkatkan capaian kompetensi murid saya?

Setiap diri pribadi murid saya ditanamkan beberapa kaidah dan norma yang dapat membentuk karakter yang baik. Sebagai guru, saya bertugas untuk memandu sebuah pembelajaran agar berjalan dengan sesuai harapan, namun terkadang suasana kegiatan pembelajaran yang kurang harmonis disebabkan karena prosesnya tidak menarik dan tidak menyenangkan bagi murid saya. Jika terlalu monoton dan sering duduk berlama-lama di kursi saat belajar, murid saya akan kurang nyaman dalam kondisi tersebut. Berhasilnya sebuah proses pembelajaran tergantung pada kondisi murid saya, kompetensi guru, dan daya dukung sekolah.

Guru yang mempunyai kompetensi akan memiliki daya imajinasi untuk memunculkan inovasi dalam setiap pembelajarannya. Inovasi tersebut dapat berupa pengkolaborasian antara penggunaan model pembelajaran dengan pemanfaatan media belajar.

Saya berpikir proses pembelajaran harus diperbaiki, harus lebih kontekstual. Saya berusaha mencari inspirasi sederhana yang bisa saya lakukan. Terinspirasi dengan kenyataan, melihat murid merasa nyaman bermain di lapangan dengan temannya. Pada pertemuan berikutnya, saya memberi penguatan tentang penerapan rasio trigonometri dan contohnya selama 20 menit. Saya membentuk kelompok belajar yang beranggotakan minimal 3 orang murid. Kegiatan berikutnya, saya mengajak semua murid saya ke lapangan.

Dengan berbekal media Jangka Pengintai dari kardus bekas, busur derajat, alat tulis, dan lembar aktivitas, murid-murid dalam kelompoknya mendapat tugas melakukan suatu kegiatan yang berkaitan dengan penerapan rasio trigonometri. Mereka bebas menentukan objek untuk kegiatan pengukurannya.

Murid-murid menggunakan jangka pengintai untuk mengukur sudut elevasi dan jarak ke obyek untuk menentukan tinggi objek (pohon, tiang bendera, gedung dan lainnya). Ada juga murid-murid  saya yang menggunakan konsep sinus atau cosinus untuk menentukan tinggi atau panjang atap rumah.

Dengan sedikit bimbingan yang saya berikan, diperoleh hasil yang luar biasa. Kegiatan yang dilakukan murid-murid saya sangat bervariasi. Murid-murid  saya kelihatan semangat mengaplikasikan rumus-rumus rasio trigonometri sinus, cosinus, dan tangen.

Semula saya berpikir, asesmen di lapangan hanya akan menghabiskan waktu untuk belajar. Ternyata persepsi saya tidak benar. Awalnya, murid-murid  saya kelihatan kurang aktif. Tetapi setelah menemukan ide, mereka kelihatan kreatif dan bersemangat. Pembelajaran kelihatan semakin seru dan menyenangkan. Saya dapat mengetahui, tingkat capaian kompetensi murid saya meningkat.

Beberapa refleksi murid saya  terhadap kegiatan pengamatan yang telah dilakukan yaitu

1) Asyik juga belajar trigonometri di luar kelas. Jadi lebih paham penggunaan konsep rasio trigonometri untuk keseharian;

2) Dengan pengamatan individu, saya bebas menentukan pilihan saya dalam kegiatan penerapan rasio trigonometri. Belajar di luar kelasnya bisa diulang untuk materi lainnya.

Demikian pengalaman dan praktik baik yang bisa saya bagikan, semoga menginspirasi untuk selalu berkreasi dan berinovasi.


Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top